Defisiensi Vitamin D pada Anak
Oleh: Editorial Primaku
Topik: Vitamin D, defisiensi, Vitamin
Vitamin D berperan penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor yang esensial bagi mineralisasi tulang. Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan absorpsi kalsium dan gangguan mineralisasi yang mengakibatkan deformitas skeletal pada anak. Selain itu, vitamin D juga berperan dalam modulasi sistem imun sehingga defisiensinya berpotensi mengganggu fungsi imun dan meningkatkan kerentanan berbagai infeksi. Sekitar 50% anak-anak dan remaja di seluruh dunia mengalami defisiensi vitamin D. Kekurangan Vitamin D dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka dari itu, kondisi ini perlu diatasi dengan cepat.
Sumber utama vitamin D berasal dari sintesis kulit akibat paparan sinar matahari. Maka dari itu, anak-anak berkulit gelap, dan berpakaian tertutup memiliki risiko defisiensi vitamin D. Vitamin D juga bisa diperoleh melalui makanan, seperti ikan berlemak, susu, dan kuning telur. Maka dari itu, kekurangan makanan kaya vitamin D dan gangguan absorpsi pada saluran cerna juga dapat berdampak pada kekurangan vitamin D.
Vitamin D memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan kalsium dan metabolisme tulang. Pada individu dengan defisiensi vitamin D, penyerapan kalsium di usus berkurang, sehingga menyebabkan hipokalsemia. Hipokalsemia menyebabkan hiperparatiroid sekunder, yang mengakibatkan demineralisasi tulang yang dipercepat. Hal ini dapat menyebabkan penyakit rakitis pada anak-anak. Rakitis dapat menyebabkan deformitas tulang, seperti punggung membungkuk, kaki O atau X, deformitas dada, dan keterlambatan tumbuh gigi. Selain itu, defisiensi vitamin D juga berpotensi menurunkan sistem imun sehingga rentan terhadap berbagai infeksi virus, jamur, dan bakteri. Defisiensi vitamin D juga memiliki hubungan dengan penyakit autoimun.
Pemeriksaan fisik dan radiologi tulang dapat menunjukkan tanda-tanda rakitis pada kasus berat. Pemeriksaan laboratorium meliputi pengukuran kadar 25-hydroxy vitamin D di bawah 20 ng/mL menunjukkan defisiensi vitamin D, sedangkan insufisiensi vitamin D didefinisikan ketika kadar 25-hydroxy vitamin D serum sebanyak 20-30 ng/mL.
Terapi utama adalah pemberian suplementasi vitamin D per oral dengan dosis tinggi selama 2-3 bulan dengan dosis berikut: 1000 IU pada neonatus, 1000-5000 IU pada bayi 1-12 bulan, dan 5000 IU per hari pada anak di atas 12 bulan. Dosis pemeliharaan untuk pencegahan adalah minimal 400 IU per hari dari diet dan suplemen.. Posisi tengkurap di bawah sinar matahari juga direkomendasikan. Evaluasi pengobatan dilakukan dengan memantau kadar vitamin D dan perbaikan densitas mineral tulang.
Defisiensi vitamin D cukup sering terjadi pada anak dan berpotensi mengganggu mineralisasi tulang serta sistem imun. Suplementasi vitamin D oral dosis tinggi merupakan terapi pilihan yang efektif dalam mengatasi defisiensi. Pencegahan melalui asupan diet dan pajanan sinar matahari yang adekuat juga disarankan pada anak-anak.
Referensi:
Sizar O, Khare S, Goyal A, et al. Vitamin D Deficiency. [Updated 2023 Jul 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532266/
Aranow C. Vitamin D and the immune system. J Investig Med. 2011 Aug;59(6):881-6. doi: 10.2310/JIM.0b013e31821b8755. PMID: 21527855; PMCID: PMC3166406.
Bordelon P, Ghetu MV, Langan RC. Recognition and management of vitamin D deficiency. Am Fam Physician. 2009 Oct 15;80(8):841-6. Erratum in: Am Fam Physician. 2009 Dec 15;80(12):1357. PMID: 19835345.
Lee JY, So TY, Thackray J. A review on vitamin d deficiency treatment in pediatric patients. J Pediatr Pharmacol Ther. 2013 Oct;18(4):277-91. doi: 10.5863/1551-6776-18.4.277. PMID: 24719588; PMCID: PMC3979050.