primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Faktor Risiko Obesitas pada Anak di Indonesia

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Obesitas, Obesity, Faktor Genetik, faktor risiko

Bukan hanya masalah kesehatan yang banyak ditemukan di negara-negara maju, obesitas juga telah menjadi masalah yang signifikan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1996 hingga 2016, terdapat peningkatan persentase obesitas pada anak dan remaja usia 5-19 tahun sebanyak empat kali lipat, dari 3.9% hingga 15.4%. Untuk mengisi kesenjangan pengetahuan mengenai latar belakang dari masalah ini, Oktaviani et al. 1 menginvestigasi faktor-faktor risiko obesitas pada 6090 anak di Indonesia menggunakan data sekunder dari the Indonesia Family Life Survey pada tahun 2014 hingga 2015. Berikut adalah faktor-faktor risiko obesitas pada anak Indonesia berusia 6-12 tahun di Indonesia menurut penelitian tersebut.


1. Usia Anak


Oktaviani et al.1 menemukan bahwa usia rerata anak dengan berat badan berlebih atau obesitas lebih tua daripada anak dengan status nutrisi normal (9.1 vs. 8.9 tahun, p < 0.001). Dengan bertambahnya usia seorang anak, keinginan dan kemampuannya dalam membuat keputusan mengenai jenis makanan yang ia makan juga bertambah. Namun, seringkali lingkungan anak tidak memberikan pilihan-pilihan yang ideal terkait makanan yang dikonsumsi. Di Indonesia, kebanyakan lingkungan Sekolah Dasar (SD) memaparkan anak pada makanan-makanan bernutrisi rendah dan tinggi kalori. Ditambah dengan aktivitas fisik yang rendah, bertambahnya paparan terhadap makanan yang tidak sehat seiring bertambahnya usia anak dipikirkan menjadi penjelasan dari faktor risiko ini.



2. Memiliki ayah dengan obesitas


Anak dengan ayah yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi untuk ikut memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Hal ini konsisten dengan meta-analisis yang dilakukan oleh Lee et al. 2 Hal ini dipikirkan berkaitan dengan faktor genetik dan faktor lingkungan. Menurut Social Learning Theory, anak-anak cenderung meniru kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki orang tuanya. Penemuan yang menarik adalah bahwa tidak terdapat asosiasi antara obesitas ibu dan obesitas anak. Menurut sebuah studi kualitatif yang dilakukan di Indonesia oleh Setiawan et al. 3 , ayah-ayah di Indonesia mengakui bahwa mereka lebih cenderung memiliki gaya pola asuh yang permisif dan memanjakan anak. Hal tersebut dapat memberikan anak kesempatan untuk meniru kebiasaan-kebiasaan ayah mereka yang dapat meningkatkan risiko obesitas.



3. Kelompok etnis


Penelitian ini menemukan bahwa anak dengan etnis Jawa dan Tionghoa memiliki risiko obesitas yang lebih tinggi dari kelompok etnis lainnya di Indonesia. Menurut studi yang dilakukan oleh Ma Gs4, kelompok etnis Tionghoa seringkali memberikan makanan manis sebagai reward. Konsumsi makanan manis juga tinggi pada anak dengan etnis Jawa dibandingkan dengan etnis lain, seperti etnis Sunda. 1


4. Tinggal di wilayah urban


Anak-anak yang tinggal di daerah urban memiliki risiko 1.36 kali lebih tinggi untuk memiliki obesitas atau berat badan berlebih dibandingkan anak-anak yang tinggal di daerah rural. Hal ini sesuai dengan penemuan pada penelitian lain yang dilakukan di Indonesia dan Tiongkok. 5,6 Daerah urban lebih sarat akan makanan tinggi kalori dan rendah nutrisi. 7 Individu-individu yang tinggal di daerah urban juga lebih cenderung memiliki gaya hidup yang sedenter. 8



Penutup


Obesitas pada anak merupakan masalah yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko. Sebagai dokter anak, memiliki pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor risiko ini sangat penting untuk membantu orang tua dalam mencegah obesitas pada anak mereka. 


Referensi:

  1. Oktaviani, S., Mizutani, M., Nishide, R. et al. Factors associated with overweight/obesity of children aged 6–12 years in Indonesia. BMC Pediatr 23, 484 (2023). https://doi.org/10.1186/s12887-023-04321-6. Available from:   https://bmcpediatr.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12887-023-04321-6
  2. Lee JS, Jin MH, Lee HJ. Global relationship between parent and child obesity: a systematic review and meta-analysis. Clin Exp Pediatr. 2022;65:35–46.
  3. Setiawan JL, Widhigdo JC, Teonata A, Indriati L, Engel MM. Understanding the issues of co-parenting in Indonesia. J Educational Health Community Psychol. 2022;11:588–607
  4. Ma Gs. Food, eating behavior, and culture in chinese society. J Ethnic Foods. 2015;2:195–9.
  5. Sandjaja S, Budiman B, Harahap H, Ernawati F, Soekatri M, Widodo Y, et al. Food consumption and nutritional and biochemical status of 0.5-12-year-old indonesian children: the SEANUTS study. Br J Nutr. 2013;110(Suppl 3):11–20.
  6. Dong YH, Ma YH, Dong B, Zou ZY, Hu PJ, Wang ZH et al. Geographical variation and urban-rural disparity of overweight and obesity in chinese school-aged children between 2010 and 2014: two successive national cross-sectional surveys. BMJ Open. 2019;9: e025559.
  7. Nurwanti E, Hadi H, Chang JS, Chao JC, Paramashanti BA, Gittelsohn J, et al. Rural-urban differences in dietary behavior and obesity: results of the Riskesdas study in 10-18-year-old indonesian children and adolescents. Nutrients. 2019;11:2813.
  8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Indonesian Ministry of Health]. Riset kesehatan dasar 2013 [Basic health research 2013]. 2013. https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/4467/.
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: