Genetik Pengaruhi Tinggi Badan Anak? Kenali Familial Short Stature!
Oleh: Dhia Priyanka / dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A (Editor)
Topik: Tinggi Badan, Familial Short Stature
“Anak saya pendek bila dibandingkan teman-teman sekelasnya? Apakah ini berarti anak saya stunting?” Jawabannya, belum tentu. Perawakan pendek dapat masih merupakan varian normal, terutama bila tinggi badan orang tua juga tidak terlalu tinggi. Karena bagaimanapun, secara alamiah, anak akan mewarisi genetik kedua orang tuanya. Hal ini disebut familial short stature.
Bagaimana sih kita dapat membedakan apakah perawakan pendek anak dapat dianggap sebagai familial short stature? Pertama, MomDad harus mengukur Tinggi Potensi Genetik (TPG). TPG adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua. Berikut cara menghitung TPG:
- TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 13 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm
- TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 13 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm
Angka 12 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan laki-laki dewasa dan perempuan dewasa di suatu populasi. Angkanya dapat berbeda di berbagai negara. Di Indonesia, selisihnya 12 cm. Angka 8,5 cm adalah rentang ketidakpastian estimasi TPG ke atas dan ke bawah.
Setelah mendapatkan nilainya, skor-z tinggi badan anak dibandingkan dengan skor-z dari rentang estimasi TPG. Bila nilai skor-z tinggi badan anak berada di dalam rentang skor-z TPG, maka tinggi anak masih dapat disebut sebagai variasi normal untuk potensi genetiknya.
Hal lain yang sangat penting diperhatikan dalam menilai tinggi badan anak adalah laju pertumbuhannya. Anak harus diukur pertumbuhannya secara berkala, sehingga setiap masalah yang mungkin terjadi dapat dideteksi lebih dini.
Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kalkulator Tinggi Potensi Genetik. 22 Mei 2013.
Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktik Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. 2017