Hubungan Kronotipe dan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Berat Badan Berlebih pada Anak Sekolah
Oleh: Editorial Primaku
Topik: sirkadian, kronotipe, Remaja
Kronotipe adalah istilah yang mendeskripsikan preferensi sirkadian yang menentukan waktu di mana seorang individu lebih cenderung untuk lebih aktif secara fisiologis. Ada 3 jenis kronotipe, yaitu pagi (Morning type, M-type), malam (Evening-type, E-type) dan tipe antara (Intermediate, N-type). Individu-individu dengan kronotipe pagi lebih produktif di pagi hari, sedangkan yang dengan tipe malam lebih aktif di malam hari. Preferensi kronobiologis ini dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Kronotipe malam dihubungkan dengan ketelatan fase sirkadian, yaitu penanda disfungsi sistem sirkadian pada tubuh. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa disfungsi pada irama sirkadian berhubungan erat dengan pola makan, aktivitas fisik, dan metabolisme, serta social jetlag, sebuah kondisi di mana terdapat ketidakselarasan antara waktu biologis seseorang dan waktu sosial.
Pola makan anak dengan kronotipe malam juga cenderung lebih tidak teratur daripada anak dengan kronotipe pagi. Anak dengan kronotipe malam dilaporkan lebih sering makan pada larut malam, binge-eating, kurang mengonsumsi ikan dan buah-buahan, serta memiliki konsumsi soft drink yang lebih tinggi. Penemuan ini juga diiringi dengan stu lain yang menunjukkan bahwa anak dengan kronotipe malam lebih sedenter dan memiliki aktivitas fisik yang rendah. Penelitian yang dilakukan setelahnya juga menunjukkan bahwa anak dengan kronotipe malam cenderung memiliki berat badan berlebih.
Yang dkk. melakukan penelitian potong lintang di Ningbo, China, yang bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku-perilaku tertentu dan penyakit kronis. Salah satu variabel independen yang diteliti adalah kronotipe. Kronotipe diukur melalui Morning and Evening Questionnaire (MEQ). Luaran yang penelitian ini ukur adalah pola tidur, pola makan, aktivitas fisik, dan parameter antropometri.
Penelitian yang memiliki jumlah partisipan 952 anak berumur 10-12 tahun ini menemukan bahwa kelompok kronotipe non-pagi memiliki risiko yang lebih tinggi secara signifikan untuk memiliki berat badan berlebih, kualitas tidur yang buruk, social jetlag yang lebih panjang, waktu makan yang lebih telat, pola makan yang tidak sehat, serta frekuensi aktivitas fisik yang lebih rendah. Penemuan-penemuan ini mengkonfirmasi hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Anak-anak dengan kronotipe non-pagi ditemukan lebih sering tidak sarapan, yang kemungkinan dapat meningkatkan rasa lapar dan secara tidak langsung, jumlah asupan harian di waktu berikutnya.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai perbedaan preferensi kronobiologis setiap anak penting bagi orangtua dan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Di rumah, aturan tidur yang konsisten perlu diterapkan untuk mengembalikan regulasi irama sirkadian anak guna mencegah komplikasi-komplikasi metabolik yang telah dijelaskan.
Referensi:
Yang, Y., Li, SX., Zhang, Y. et al. kronotipe is associated with eating behaviors, physical activity and overweight in school-aged children. Nutr J 22, 50 (2023). https://doi.org/10.1186/s12937-023-00875-4