
Pastikan Keamanan Tidur Bayi dengan Terapkan 5 Hal Ini
12 Mar 2023
Author: dr. Afiah Salsabila
5 Mar 2025
Topik: Gangguan tidur, Insomnia, Melatonin
Pendahuluan
Gangguan tidur telah menjadi masalah kesehatan anak yang semakin meningkat, terutama sejak era pasca-pandemi COVID-19 di mana terjadi pertambahan prevalensi insomnia dan gangguan ritme sirkadian pada populasi pediatrik. [1] Salah satu suplemen yang mulai semakin dikenal sebagai alternatif dalam mengatasi gangguan tidur adalah melatonin. Meskipun penggunaannya semakin meningkat, terdapat kontroversi mengenai keamanan, efektivitas, dan dosis optimal melatonin. Khususnya pada anak-anak. Berikut adalah tinjauan singkat mengenai penggunaannya pada anak di literatur.
Mekanisme Kerja dan Indikasi Penggunaan
Melatonin bekerja dengan mengatur ritme sirkadian dengan cara berinteraksi dengan reseptor MT1 dan MT2 di nukleus suprachiasmaticus. [2]Studi menunjukkan bahwa melatonin efektif dalam mempercepat awitan tidur, terutama pada anak-anak dengan gangguan neurodevelopmental seperti autism spectrum disorder (ASD) dan attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). [3]Selain itu, melatonin digunakan dalam kasus delayed sleep phase syndrome (DSPS) yang sering terjadi pada remaja. [4]
Keamanan dan Efektivitas Melatonin
Bukti klinis menunjukkan bahwa melatonin relatif aman dalam jangka pendek dan memiliki efek samping minimal, seperti mengantuk di siang hari, perubahan suasana hati, dan peningkatan frekuensi buang air kecil pada malam hari. [5] Namun, data jangka panjang masih terbatas, dan beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi dampak terhadap perkembangan hormonal, terutama terkait dengan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad yang berperan dalam proses pubertas. [6,7]
Dosis dan Regulasi Melatonin
Dosis melatonin bervariasi tergantung pada usia, kondisi medis, dan formulasi yang digunakan. Studi menunjukkan bahwa dosis awal yang direkomendasikan adalah 0,5-1 mg untuk anak-anak dan dapat ditingkatkan hingga 5 mg sesuai dengan respons klinis. [8] Formulasi melatonin meliputi immediate-release (IR) untuk mempercepat onset tidur dan prolonged-release (PR) untuk mempertahankan tidur sepanjang malam. [9]
Regulasi melatonin berbeda-beda di tiap negara. Di Amerika Serikat, melatonin tersedia sebagai suplemen makanan tanpa regulasi ketat dari FDA, sehingga terdapat variabilitas kadar melatonin dalam produk yang beredar. [10] Sebaliknya, di Eropa dan Inggris, melatonin dikategorikan sebagai obat resep. [11]
Ketersediaan Melatonin di Indonesia
Di Indonesia, melatonin tersedia dalam bentuk suplemen di beberapa apotek dan toko online, tetapi penggunaannya belum memiliki regulasi yang jelas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Oleh karena itu, penting bagi dokter anak untuk memastikan pasien mendapatkan produk yang berkualitas dan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai penggunaan yang aman.
Kesimpulan dan Rekomendasi Klinik
Meskipun melatonin dapat menjadi pilihan terapi yang efektif untuk gangguan tidur pada anak-anak, penggunaannya harus dilakukan secara hati-hati dengan pemantauan ketat oleh dokter anak. Evaluasi awal harus mencakup analisis kebiasaan tidur dan intervensi non-farmakologis seperti perbaikan sleep hygiene sebelum memutuskan pemberian melatonin. [12] Jika melatonin digunakan, dokter harus memulai dengan dosis rendah dan melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas serta potensi efek sampingnya.
Referensi