
Masalah Ibu Bekerja: ASI Atau Susu Formula?
28 Jan 2018
Author: dr. Afiah Salsabila
15 Nov 2023
Topik: GTM, Inappropriate Feeding Practice, Kesulitan makan, Picky Eater, Picky eating
Kesulitan makan adalah keluhan yang sering diutarakan oleh orang tua anak usia batita. Kondisi ini beragam mulai dari makan sedikit, makan lama, dan pilih-pilih makanan. Hal yang paling dikhawatirkan pada anak yang memiliki kondisi ini adalah malnutrisi yang akhirnya dapat mengganggu pertumbuhan. Masalah makan memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan perilaku dan kognitif, serta dibuktikan memiliki hubungan erat dengan gangguan cemas dan eating disorder pada remaja dan dewasa muda. Artikel ini akan membahas etiologi, diagnosis, dan tatalaksana kesulitan makan pada batita.
Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kasus masalah makan diakibatkan oleh pengetahuan orang tua yang rendah mengenai makanan yang tepat untuk usia anak serta cara pemberiannya. Hal tersebut menyebabkan orang tua untuk melakukan inappropriate feeding practice, yaitu pemberian makan yang tidak mengikuti feeding rules. Feeding rules dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Feeding rules
Namun ada kalanya di mana orang tua sudah menerapkan feeding rules namun masalah makan seperti makan sedikit dan status gizi kurang masih ada. Anak dengan kondisi ini dinamakan sebagai small eaters. Small eaters cenderung aktif dan lebih tertarik pada lingkungannya dibandingkan dengan makanan yang ada di depannya. Pendekatan utama small eaters adalah dengan menciptakan rasa lapar. Cara untuk mencapai hal ini adalah dengan menentukan jadwal makan yang teratur. Pada cara ini, orang tua harus tegas untuk tidak menawarkan makanan di luar waktu makan yang ditentukan walaupun ketika waktu makan yang ditentukan anak hanya makan sedikit. Dengan sendirinya, anak akan lapar dan terbiasa untuk makan pada waktunya dengan jumlah adekuat. Orang tua juga perlu meminimalisir distraksi seperti televisi dan mainan ketika makan. Karena small eaters memiliki potensi untuk gagal tumbuh, fokus yang lebih perlu diberikan pada pemantauan berkala berat badan.
Pada small eaters, berat badan harus dipastikan mengikuti grafik pertumbuhan normal. JIka terdapat gagal tumbuh, densitas asupan energi perlu ditingkatkan. Hal ini bisa dicapai dengan berbagai usaha. Berikut urutan pendekatan bagi anak small eaters: (1)penetapan kebutuhan kalori, (2) konseling mengenai feeding rules, (3) edukasi orang tua untuk menawarkan makanan utama dan camilan lebih sering, (4) meningkatkan kalori makanan atau formula dengan menambahkan minyak, mentega, santan, atau susu pada makanan, (5) penggunaan suplemen nutrisi oral (ONS), (6) pemberian nutrisi enteral, dan jika masih tidak berhasil mengatasi masalahnya, (7) pemberian nutrisi parenteral.
Masalah makan berikutnya adalah food preference. Pada kondisi ini, anak pilih-pilih makanan. Spektrum kondisi ini luas, mulai dari picky eater hingga selective eater. PIcky eater masih mampu mengonsumsi minimal satu macam makanan dari setiap kelompok makanan (karbohidrat, protein, sayur/buah, dan susu), sedangkan selective eater menolak semua jenis makanan dari kelompok makanan tertentu. Picky eater merupakan fase normal pada perkembangan anak, sedangkan selective eater merupakan kondisi patologis. Walaupun berbeda dari segi derajat, prinsip tatalaksana keduanya sama: sajikan makanan dalam porsi kecil, sajikan berbagai jenis makanan walaupun makanan tersebut tidak terlalu disukai orang tua, paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali, sajikan makanan di lokasi yang terjangkau oleh anak, berikan contoh makan yang menyenangkan (tidak menakutkan bagi anak), jika anak muntah atau ingin muntah, hentikan makanan tersebut dan beri anak makanan yang mendekati kesukaan anak, campurkan makanan baru dalam jumlah sedikit ke makanan yang sudah disukai anak, kemudian tingkatkan proporsi makanan baru tersebut secara perlahan, dan terakhir, orang tua perlu bersikap dan berpikir secara tenang ketika memberikan makan pada anak. Jika status gizi baik dan orang tua sudah menerapkan semua feeding rules namun orang tua masih cemas, orang tua mengalami parental misperception. Pada kondisi ini, orang tua perlu diberikan apresiasi dan validasi bahwa yang sudah dilakukan sudah baik dan perlu dipertahankan.
Edukasi adalah kunci dari tatalaksana masalah makan. Dokter perlu memiliki pengetahuan mengenai berbagai masalah makan untuk bisa memberikan saran yang tepat bagi orang tua. Diharapkan dengan edukasi yang tepat, anak dapat mendapatkan asupan gizi yang adekuat dan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6398579/
28 Jan 2018
4 Agu 2022
21 Sep 2022
13 Des 2022