Mengenal Fimosis, Kelainan Penis pada Bayi Laki-Laki sebelum Sunat
Oleh: Radhita Rara / dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A (Editor)
Topik: Penyakit, Fimosis
Kesehatan bayi tentu menjadi prioritas bagi MomDad. Salah satunya,kondisi fimosis yang perlu menjadi perhatian MomDad yang memiliki bayi laki-laki. Fimosis merupakan salah satu kelainan pada bayi yang belum sunat di mana kondisi kulup penis menempel pada kepala penis sehingga tidak bisa ditarik ke belakang.
Lantas, apakah kondisi ini berbahaya dan apa penyebabnya? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak penjelasan berikut inI!
Penyebab Fimosis
Fimosis adalah suatu kondisi dimana kulit penis (kulup) sempit dan melekat erat sehingga kulit tidak dapat ditarik melewati kepala penis, yang terjadi pada bayi atau anak laki-laki yang belum disunat. Fimosis ini normal dijumpai pada bayi laki-laki dan mayoritas anak laki-laki sudah tidak lagi mengalami fimosis pada usia di atas 5 tahun. [1]
Pada anak laki-laki yang lebih besar fimosis dapat terjadi karena adanya trauma atau jejas pada kulit (foreskin) yang menimbulkan pembentukan jaringan ikat atau bekas luka misalnya karena dipaksa membuka sebelum waktunya, atau karena infeksi bakteri yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi berulang, gangguan berkemih, bahkan nyeri Ketika melakukan hubungan intim. [1,2]
Apakah Fimosis Bikin Anak Gampang Sakit?
Kelainan fimosis tidak selalu menjadi alasan anak sakit. Umumnya dapat terbentuk smegma atau timbunan sel kulit yang berasal dari kepala penis dan kulit bagian dalam, yang nampak ketika kulit penis ditarik. Smegma ini dapat dibersihkan ketika membersihkan alat kelamin anak, namun tidak perlu menarik kulit penis secara paksa. Namun adanya smegma tidak serta merta anak mengalami infeksi, perlu dievaluasi gejala lain terkait infeksi seperti demam, muntah atau mual serta kenaikan berat badan yang tidak adekuat.
Fimosis umumnya tidak memerlukan perawatan khusus dan tidaks selalu harus langsung disunat. Kondisi ini merupakan bawaan lahir dan dapat menghilang pada usia 5-7 tahun.
Cara Mengatasi Fimosis
Fimosis akan mengalami perbaikan seiring berjalannya waktu. MomDad dapat membantu membersihkan penis bayi atau anak dengan menarik lembut kulit, dan tidak boleh dengan paksaan, kemudian membersihkannya di bawah air mengalir. Setelah dibersihkan kulit penis harus dikembalikan ke tempat semula. [2]
Namun, jika fimosis terjadi hingga anak memasuki usia pubertas dan dengan gejala kemerahan, nyeri, dan bengkak pada penis, segera bawa anak ke dokter ya, MomDad. Pasalnya, kondisi ini perlu penanganan medis.
Referensi:
- A to Z: Phimosis. Kids Health.org
- Phimosis | UCSF Department of Urology