Meninggal akibat Pneumonia, Waspadai Komplikasi Influenza yang Dialami Barbie Hsu
Author: Tim PrimaKu
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Pneumonia, influenza, Vaksin Dewasa, Vaksin Anak, Vaksinasi, Penyakit, SuperClass
Baru-baru ini, dunia hiburan dikejutkan oleh kabar duka atas meninggalnya aktris Barbie Hsu, yang dikenal sebagai pemeran Dong Sanchai dalam serial Meteor Garden (2001). Barbie Hsu meninggal dunia di usia 48 tahun akibat pneumonia yang dipicu oleh influenza, setelah tertular virus ini saat berlibur merayakan Imlek di Jepang. Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya influenza yang kerap dianggap sebagai masalah kesehatan ringan, namun bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.
Apa Hubungan antara Influenza dan Pneumonia?
Influenza atau flu merupakan infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan dan sangat mudah menular. Kebanyakan orang yang terinfeksi influenza bisa sembuh dalam beberapa hari hingga dua minggu. Di beberapa kasus, flu dapat menyebabkan komplikasi serius, salah satunya adalah pneumonia.[1]
Pneumonia sendiri merupakan infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru, yang bisa terisi cairan atau nanah, kemudian menghambat pasokan oksigen ke darah. Jika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, organ-organ vital bisa mengalami kerusakan. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat berujung pada kematian.[2]
Flu adalah penyebab umum pneumonia, terutama pada anak-anak, lansia, wanita hamil, atau mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu atau tinggal di panti jompo. Sebagian besar kasus flu memang tidak menyebabkan pneumonia, tapi ada juga yang mengalami komplikasi serius sehingga mengakibatkan pneumonia berat dan mematikan. Meski penyakit tersebut sekilas tampak sepele, namun keduanya bahkan menjadi penyebab kematian kedelapan terbanyak di Amerika Serikat pada tahun 2016.[2]
Siapa Saja yang yang Berisiko Tinggi Alami Flu dengan Komplikasi Pneumonia?[1,3]
- Orang berusia 65 tahun ke atas: Semakin bertambah usia, semakin tinggi risikonya. Misalnya, seseorang yang berusia 80 tahun memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan yang berusia 65 tahun.
- Orang dengan kondisi medis kronis: Termasuk asma, diabetes, penyakit jantung, dan kondisi medis lainnya, yang membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi flu atau pneumonia.
- Ibu hamil: Kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi serius akibat flu, yang berpotensi berkembang menjadi pneumonia.
- Anak-anak di bawah usia 5 tahun: Anak-anak, terutama yang berusia di bawah 2 tahun, memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena flu dan pneumonia. Semakin muda usia anak, semakin besar risiko terkena pneumonia.
Flu dan pneumonia dapat menjadi penyakit serius bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi ini, sehingga penting untuk melindungi diri dengan vaksinasi dan menjaga kesehatan dengan baik.
Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Flu dan Pneumonia
Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2023, pneumonia menempati peringkat pertama sebagai penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, yaitu Rp 8,7 triliun.[4] Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk melakukan vaksinasi guna mencegah influenza dan pneumonia, tak hanya anak tetapi juga dewasa dan lansia.
Vaksin flu pada anak diberikan pada usia 6 bulan sebanyak 2 kali dengan interval 1 bulan, yang kemudian harus diperbarui setiap tahun untuk melindungi tubuh dari strain terbaru, sementara vaksin pneumonia biasanya diberikan sekali atau dengan dosis booster tergantung usia dan kondisi kesehatan.[5] Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) khususnya sangat penting untuk melindungi anak-anak dari infeksi bakteri penyebab pneumonia, seperti Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib). Dengan vaksinasi ini, risiko pneumonia pada anak-anak dapat berkurang secara signifikan, dan jika mereka tetap terinfeksi, gejalanya cenderung lebih ringan dan pemulihannya lebih cepat.[6]
Vaksinasi PCV pada anak-anak dilakukan mulai sejak usia 2 bulan, dengan dosis pertama pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, serta dosis booster pada usia 12-15 bulan. Jika vaksinasi terlambat, tidak perlu khawatir, karena vaksin tetap bisa diberikan sesuai jadwal yang disarankan oleh dokter.[7]
Semoga dengan memahami risiko dan cara pencegahan pneumonia, terutama yang dipicu oleh influenza, MomDad bisa melindungi diri dan anak-anak dari bahaya yang mengancam jiwa. Ingat, salah satu cara terbaik untuk memastikan perlindungan adalah dengan mengikuti vaksinasi yang tepat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai vaksinasi dan pentingnya vaksin influenza, vaksin pneumonia, serta berbagai jenis vaksin lainnya beserta info lengkap lainnya, jangan lupa ikuti Kelas Vaksin bersama dr. Yuni Astria, Sp.A hanya di SuperClass Parenthood Institute.
Psst, kabar baiknya, di tahun 2025 ini, Parenthood Institute hadir dengan Promo Kelas Bundling mulai dari Rp215.000 dan Kelas Bundling Bonus Kuota Internet hingga 5GB mulai dari Rp129.000. Akses kelasnya di sini atau melalui primaku.com/parenthood-institute.
Referensi:
- American Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). Signs and symptoms of flu. Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://www.cdc.gov/flu/signs-symptoms/
- American Lung Association. (n.d.). Apa hubungan antara pneumonia dan penyakit lainnya? American Lung Association. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pneumonia/what-is-the-connection
- Centers for Disease Control and Prevention. (2024). Faktor risiko pneumonia. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://www.cdc.gov/pneumonia/risk-factors/index.html
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Pneumonia terus ancam anak-anak. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://kemkes.go.id/id/pneumonia-terus-ancam-anak-anak
- National Center for Biotechnology Information. (2009). Pneumococcal vaccines and their role in preventing pneumonia. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC2647441/
- National Center for Biotechnology Information. (2018). Long-term effects of pneumonia in children. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC5922344/
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2023. Diakses pada 3 Februari 2025, dari https://repositori-ditjen-nakes.kemkes.go.id/626/1/LKJ-2023.pdf