primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Panduan AAP dan AHA: Penanganan Darurat Tenggelam pada Pasien Anak

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Tenggelam, Pertolongan Pertama Tenggelam, Disabilitas

Pendahuluan

Menurut data dari World Health Organization (WHO), tenggelam mencakup sekitar 7% dari semua kematian akibat cedera di seluruh dunia. [1,2] Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti disabilitas dan kematian. Penanganan  yang cepat dan efektif perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi-komplikasi tersebut.  

Artikel ini merangkum  langkah-langkah yang perlu diambil sebagai bagian dari penanganan darurat korban tenggelam berdasarkan panduan terkini dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan American Heart Association (AHA). 


Tahapan Penanganan Darurat: Drowning Chain of Survival

Panduan terbaru AHA dan AAP menyoroti lima langkah penting dalam Drowning Chain of Survival yang juga dirangkum dalam Gambar 1.. [1,2]:

  1. Pencegahan tenggelam: Meningkatkan pengawasan, pelatihan berenang, dan penggunaan alat keselamatan seperti pelampung.
  2. Pengenalan tanda bahaya: Mengenali korban yang tenggelam atau dalam bahaya dan segera meminta bantuan.
  3. Pemberian flotasi: Memberikan alat bantu apung untuk menjaga korban tetap di permukaan air.
  4. Evakuasi dari air: Mengangkat korban dari air secara aman.
  5. Pemberian bantuan medis: Melakukan RJP dan memulai basic life support (BLS) atau advanced life support (ALS) sesuai indikasi.


Drowning chain of survival.png
Gambar 1. Drowning Chain of Survival

Pendekatan ini menekankan pentingnya tindakan pencegahan dan respons cepat untuk meminimalkan risiko kematian akibat tenggelam. Langkah-langkah tersebut dibuat untuk mengurangi risiko hipoksia, yang dengan mudah berkembang menjadi henti napas dan henti jantung jika tidak dimitigasi secepatnya. Ketika evakuasi, penyelamat perlu melakukan hal-hal berikut: 

  1. Memberikan Pernapasan penyelamatan di dalam air (in-water rescue breathing):
  2. Pemberian in-water rescue breathing dapat dilakukan jika penolong memiliki keahlian yang memadai dan kondisi aman. Intervensi ini efektif mencegah hipoksia berkembang menjadi henti jantung. [1,2]
  3. Resusitasi Paru Jantung (RJP) dengan rescue breaths



Prosedur ini harus dimulai segera sesuai indikasi setelah korban diangkat dari air. Semua individu yang mengalami tenggelam yang tidak sadarkan diri dan tidak menunjukkan tanda napas perlu diasumsikan mengalami henti jantung. Tenaga medis dapat memeriksa nadi dengan durasi maksimal 10 detik sebelum melakukan RJP. Namun, pada orang awam yang terlatih untuk melakukan RJP, RJP bisa langsung dilakukan tanpa memeriksa nadi karena menurut penelitian, pemeriksaan nadi oleh orang awam seringkali salah dan dapat memperlambat proses penyelamatan korban. Penekanan pada ventilasi sangat penting karena mayoritas kasus henti jantung akibat tenggelam disebabkan oleh hipoksia. [1,2]

Pemberian oksigen tambahan: Jika tersedia, oksigen dengan konsentrasi tinggi harus diberikan untuk mengatasi hipoksemia selama resusitasi. [2].


Penggunaan AED pada Kasus Tenggelam

Kondisi henti jantung dengan shockable rhythm (pulseless VT dan asistol) hanya ditemukan pada 2–12% kasus henti jantung akibat tenggelam. Pada kasus-kasus tersebut, penggunaan AED perlu dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban . [1,2] 


Pemantauan dan Penatalaksanaan Lanjutan

Setelah resusitasi, semua korban tenggelam yang membutuhkan RJP harus dirujuk ke rumah sakit untuk evaluasi lebih lanjut. Langkah-langkah pemantauan meliputi:

  1. Pemeriksaan fungsi neurologis untuk mendeteksi kemungkinan hipoksia berkepanjangan.
  2. Penilaian komplikasi, seperti aspirasi cairan atau edema paru. [1,2]
  3. Penanganan gangguan elektrolit dan hipoksemia sesuai kebutuhan klinis.[1]


Kesimpulan

Penanganan darurat yang cepat dan tepat pada kasus tenggelam dapat menyelamatkan nyawa dan meminimalisir risiko disabilitas.. Panduan AAP dan AHA menawarkan pendekatan berbasis bukti yang menekankan pentingnya mempertahankan ventilasi, pencegahan hipoksia, dan tindakan pemantauan lanjutan. Implementasi langkah-langkah dalam Drowning Chain of Survival oleh tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas perawatan dan hasil klinis pasien tenggelam.


Referensi

  1. Stangland S. AAP, AHA update guidelines on resuscitation after drowning. AAP News. 2024.
  2. Dezfulian C, McCallin T, Bierens J, Dunne C, Idris AH, Kiragu A, et al. 2024 American Heart Association and American Academy of Pediatrics Focused Update on Special Circumstances: Resuscitation Following Drowning. Circulation. 2024;150:e00–e00.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: