primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Pentingnya Suplementasi Vitamin A Bagi Anak 6-59 Bulan

Oleh: dr. Afiah Salsabila

Topik: Vitamin dan Mineral, Vitamin A

Vitamin A sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh seperti penglihatan dan imunitas. Mada dari itu, pemberian vitamin A massal secara rutin sangat krusial untuk mencegah kebutaan dan penyakit infeksi pada populasi anak di Indonesia.


Vitamin A adalah mikronutrien yang memiliki peran penting dalam mempertahankan fungsi tubuh yang optimal, khususnya bagi sistem metabolisme, imunitas, reproduksi, dan penglihatan. Sayangnya, defisiensi vitamin A masih sering ditemui di low to middle income countries (LMIC). Pada tahun 2013, The World Health Organization (WHO) menemukan bahwa satu dari tiga anak usia 6-59 bulan di dunia memiliki defisiensi vitamin A. Kebanyakan kasus-kasus tersebut ada di negara-negara berkembang, khususnya di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. [1] Untuk mengatasi hal ini, suplementasi vitamin A perlu diberikan pada anak-anak yang tinggal di wilayah-wilayah tersebut. [2] Berikut adalah penjelasan singkat mengenai defisiensi vitamin A dan metode suplementasi vitamin A yang direkomendasikan oleh WHO.


Sekilas mengenai Vitamin A


Vitamin A adalah vitamin yang dapat ditemukan di beberapa sumber makanan seperti sayur-sayuran hijau, sayur-sayuran jingga, produk susu, liver, dan ikan. Vitamin A yang berasal dari makanan ada dalam dua bentuk: karotenoid dari sayur-sayuran dan buah-buahan, dan retinoid dari produk hewani. Karotenoid adalah provitamin A yang biasanya ada dalam bentuk beta-carotene, sementara itu retinoid adalah bentuk aktif dari vitamin A dan ada dalam bentuk retinol atau retinyl ester. [3]



Sebanyak Apa Vitamin A yang Perlu Dikonsumsi?


Untuk orang dewasa, Angka Kebutuhan Gizi (AKG) untuk vitamin A adalah 700 mcg/hari untuk perempuan dan 900 mcg/hari untuk laki-laki. Sementara itu, AKG vitamin A untuk anak adalah 300-900 mcg/hari, untuk ibu hamil adalah 770 mcg/hari, dan untuk ibu menyusui adalah 1300 mcg/hari.[1]


Individu yang mengonsumsi vitamin A di bawah AKG yang sesuai berpotensi untuk mengalami defisiensi vitamin A (serum <20 mcg/dL). Tak hanya dari asupan vitamin A yang tidak adekuat, defisiensi vitamin A juga bisa disebabkan oleh infeksi gastrointestinal berulang; infeksi rekuren pada saluran cerna dapat mengganggu penyerapan vitamin A. Gangguan penyerapan saluran cerna juga bisa diperburuk dengan defisiensi seng yang tak jarang terjadi bersamaan dengan defisiensi vitamin A, serta infeksi morbili. Morbili ditemukan dapat merusak jaringan epitel di saluran cerna sehingga berpengaruh pada penyerapan vitamin A. Morbili juga dapat menurunkan sintesis Retinol-binding protein (RBP) sehingga meningkatkan ekskresinya di urin. [1]



Manifestasi Defisiensi Vitamin A


Vitamin A merupakan komponen yang penting pada pigmen penglihatan. Jika terjadi defisiensi vitamin A, pigmen tidak bisa regenerasi dan fotoreseptor pada retina akan rusak, menyebabkan nyctalopia (rabun senja), yang dapat berujung pada kebutaan permanen. Defisiensi vitamin A juga bisa menyebabkan kelainan-kelainan mata lainnya seperti xerophthalmia, yang ditandai dengan adanya Bitot spots pada mata. Jika dibiarkan, lesi tersebut dapat berkembang menjadi ulkus kornea yang akan sembuh dan membentuk bekas luka yang menyebabkan kebutaan. [1]


Tak hanya pada penglihatan, vitamin A juga berpengaruh pada sistem imun. Vitamin A berperan dalam pembentukan sel T dan sel B, serta berperan dalam regenerasi sel epitel, neutrofil, makrofag, dan Natural Killer cells (NK cell). Maka dari itu, defisiensi vitamin A dapat membuat anak lebih rentan terhadap penyakit infeksius. [3]


Pemberian Vitamin A rutin


Sebagai usaha untuk menurunkan angka defisiensi vitamin A di dunia, The World Health organization (WHO) menyuarakan rekomendasi untuk memberikan suplementasi vitamin A bagi semua anak usia 6-59 bulan yang tinggal di wilayah risiko tinggi defisiensi vitamin A, yaitu tempat-tempat di mana > 20% bayi dan anak yang termasuk dalam kelompok usia tersebut memiliki defisiensi vitamin A, atau prevalensi nyctalopia > 1% pada anak usia 24-59 bulan. [2]


Suplementasi vitamin A yang disarankan adalah retinyl palmitate atau retinyl acetate dan diberikan sekali setahun sebanyak 100.000 IU pada bayi usia 6-11 bulan, dan dua kali setahun sebanyak 200.000 IU tiap dosisnya pada anak usia 12-59 bulan dengan jarak 4-6 bulan antara pemberian pertama dan kedua. [4] Di Indonesia, Jadwal pemberian vitamin A dilakukan secara nasional pada bulan Februari dan Agustus. Saat ini, belum ada penelitian baru yang komprehensif mengenai efektivitas program ini terhadap penurunan angka defisiensi vitamin A secara nasional. Namun, angka nyctalopia sudah berkurang sejak tahun 1978, ketika program ini dilakukan pertama kalinya. [5]



Kesimpulan


Defisiensi vitamin A adalah suatu kondisi yang perlu dicegah karena dapat menyebabkan mortalitas dan morbiditas bagi yang memilikinya. Program pemberian vitamin A yang rutin direkomendasikan oleh WHO untuk memastikan bahwa daerah-daerah risiko tinggi mendapatkan vitamin A yang adekuat. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa konsekuensi-konsekuensi berat seperti kebutaan dapat dihindari.




Referensi

  1. Hodge C, Taylor C. Vitamin A Deficiency. [Updated 2023 Jan 2]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK567744/
  2. Vitamin A supplementation: who, when and how. Community Eye Health. 2013;26(84):71. PMID: 24782584; PMCID: PMC3936689.
  3. McEldrew EP, Lopez MJ, Milstein H. Vitamin A. [Updated 2023 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482362/
  4. WHO. Vitamin A supplementation[Internet]. Available from: https://www.who.int/teams/immunization-vaccines-and-biologicals/essential-programme-on-immunization/integration/linking-with-other-health-interventions/vitamin-a
  5. KEMENKES RI. Panduan Manajemen Terintegrasi Suplementasi Vitamin A. 2016


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: