
Penyebab-Penyebab Stunting
5 Jul 2024
Author: Editorial Primapro
19 Jul 2024
Topik: Picky eating, Picky Eater, Sulit Makan, Kesulitan makan
Picky eating, atau memilih-milih makanan, adalah perilaku yang sering ditemui di anak. Fenomena ini biasanya teratasi dengan sendirinya dengan intervensi minimal, atau bahkan tanpa intervensi sama sekali. Walaupun demikian, picky eating dapat menyebabkan tekanan pada orangtua/pengasuh dan meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan pada anak. 1,2 Karena dampaknya yang signifikan, sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mencari tahu penyebab-penyebabnya. Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai definisi picky eating dan penyebab-penyebab picky eating yang perlu diperhatikan berdasarkan literatur.
Saat ini, belum ada definisi formal untuk picky eating. Namun, berikut adalah definisi-definisi yang cukup sering dipakai. Eckstein et al.2 mendefinisikan picky eating sebagai ketidakinginan yang kuat untuk memakan makanan yang sudah dikenal ataupun yang baru dikenal, sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari dan hubungan antara anak dan orang tua. Sementara itu, Dovey et al. 3 menganggap hal tersebut sebagai konsep terpisah yang masih berhubungan, yaitu neofobia terhadap makan; Dovey et al. 3 mendefinisikan picky eating sebagai konsumsi makanan yang kurang bervariasi karena penolakan terhadap berbagai jenis makanan. Perlu diperhatikan bahwa picky eating berbeda dengan Avoidant/restrictive food intake disorder (ARFID), yaitu gangguan makan yang memiliki kriteria spesifik sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM)-V. Kriteria tersebut meliputi gangguan pertumbuhan, defisiensi nutrisi, penurunan fungsi psikologis, dan ketergantungan pada suplemen untuk mempertahankan status nutrisi sebagai konsekuensi dari aversi terhadap berbagai jenis makanan. 4
Penelitian-penelitian yang ada menunjukkan bahwa picky eating adalah kondisi yang multifaktorial. Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku picky eating tidak bisa diubah, seperti genetika anak, faktor sosio-ekonomi, berat badan yang lebih rendah, dan jenis kelamin laki-laki. Namun, faktor-faktor lainnya seperti pola asuh, feeding practice dan pola makan orang tua dapat dimodifikasi untuk meredakan dan bahkan, mencegah picky eating. 1
Terkait heritabilitas picky eating, Cooke et al.5 menemukan bahwa heritabilitas neofobia makanan dari orang tua ke anak memiliki persentase yang cukup tinggi, yaitu sebanyak 78% (95% CI 76%, 79%). Kuatnya faktor genetik dari picky eating juga ditunjukkan oleh penelitian yang menemukan bahwa variasi genetik pada sensitivitas terhadap rasa pahit (diklasifikasikan sebagai kepekaan terhadap zat 6-n-propylthiouracil) juga bisa memiliki peran dalam toleransi terhadap konsumsi sayur-sayuran pada anak usia dini. Penemuan-penemuan tersebut menunjukkan pentingnya pertimbangan faktor genetik pada studi-studi terhadap picky eating.
Pada bayi yang diberikan ASI, durasi pemberian ASI merupakan faktor yang berhubungan erat dengan picky eating. Menurut studi yang dilakukan oleh Shim et al. 6 anak yang diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki odds 75% (95% CI: 11% to 93%) lebih rendah untuk memiliki neofobia terhadap makanan. Pengenalan yang terlambat terhadap makanan lunak (>9 bulan) juga diasosiasikan dengan picky eating pada umur 38 bulan7. Ketika anak sudah lebih besar, pola makan ibu memiliki dampak yang besar bagi manifestasi picky eating. Di sebuah studi di Australia, ibu yang memiliki pola makan yang sehat ketika anak berusia 1 tahun berhubungan dengan frekuensi konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan pada anak ketika sudah berusia 2 tahun. 8 Dampak orang tua tidak hanya sebatas itu. Menurut studi Generation R yang dilakukan oleh de Barse et al 9 pada 4746 anak umur 4 tahun dan orang tua mereka, gejala-gejala depresi pada ibu dan masalah psikiatrik pada ayah berhubungan dengan picky eating pada anak.
Picky eating adalah perilaku yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Dari penelitian-penelitian yang ada saat ini, picky eating dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan seperti durasi pemberian ASI, pola makan ibu, serta kondisi psikologis kedua orang tua. Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab picky eating, kita bisa memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi ini sehingga kita bisa mencari solusi yang terbaik bagi anak yang mengalaminya.
Referensi:
Taylor CM, Emmett PM. Picky eating in children: causes and consequences. Proc Nutr Soc. 2019 May;78(2):161-169. doi: 10.1017/S0029665118002586. Epub 2018 Nov 5. PMID: 30392488; PMCID: PMC6398579.
Ekstein S., Laniado D., Glick B. Does Picky Eating Affect Weight-for-Length Measurements in Young Children? Clin. Pediatr. 2010;49:4. doi: 10.1177/0009922809337331.
Dovey TM, Staples PA, Gibson EL, et al. Food neophobia and 'picky/fussy' eating in children: a review. Appetite. 2008;50:181–193.
Zimmerman J, Fisher M. Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) Current problems in pediatric and adolescent health care. 2017;47:95–103
Cooke LJ, Haworth CM, Wardle J. Genetic and environmental influences on children's food neophobia. The American journal of clinical nutrition. 2007;86:428–433
Shim JE, Kim J, Mathai RA; STRONG Kids Research Team. Associations of infant feeding practices and picky eating behaviors of preschool children. J Am Diet Assoc. 2011 Sep;111(9):1363-8. doi: 10.1016/j.jada.2011.06.410. PMID: 21872699
Emmett PM, Hays NP, Taylor CM. Antecedents of picky eating behaviour in young children. Appetite. 2018 doi: 10.1016/j.appet.2018.07.032
Gregory JE, Paxton SJ, Brozovic AM. Maternal feeding practices predict fruit and vegetable consumption in young children. Results of a 12-month longitudinal study. Appetite. 2011 Aug;57(1):167-72. doi: 10.1016/j.appet.2011.04.012. Epub 2011 Apr 29. PMID: 21569809.
de Barse LM, Cardona Cano S, Jansen PW, et al. Are parents' anxiety and depression related to child fussy eating? Arch Dis Child. 2016;101:533–538