Rekomendasi WHO 2020 Mengenai Aktivitas FIsik dan Perilaku Sedenter pada Anak 5-17 tahun
Author: dr. Afiah Salsabila
Topik: Olahraga, Remaja, Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan bagi anak dan remaja. Walaupun demikian, 81% remaja berumur 11-17 tahun tidak melakukannya dengan cukup. Hal ini juga diperkuat dengan meningkatnya kegiatan sedenter seperti menonton TV, pemakaian gadget, dan main video game di kelompok umur tersebut. Maka dari itu, kurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya perilaku sedenter menjadi masalah kesehatan yang penting untuk disorot. Untuk menyiasatinya, WHO mengeluarkan panduan untuk aktivitas fisik dan perilaku sedenter untuk anak 5-17 tahun yang didasari oleh 21 systematic review mengenai topik terkait yang dipublikasikan dari 2017 hingga Juli 2019.
Bukti yang terkumpul dari pencarian literatur menunjukkan kalau jumlah aktivitas fisik yang dilakukan berhubungan dengan manfaat-manfaat kesehatan berikut: kebugaran kardiorespiratori, kebugaran otot, kesehatan tulang, dan kesehatan kardiometabolik. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat mengurangi risiko depresi serta mengurangi gejala depresi pada anak dan remaja tanpa depresi berat. Aktivitas juga memiliki efek positif pada fungsi kognitif dan prestasi akademis. Namun, belum ada bukti kuat mengenai jenis aktivitas fisik apa yang paling berpengaruh pada luaran-luaran yang telah disebutkan sebelumnya . Yang pasti diketahui adalah moderate to vigorous intensity exercise (MVPA), yaitu olahraga sedang-berat, meningkatkan kebugaran kardiorespiratori, dan resistance training (latihan tahanan seperti latihan beban) dapat meningkatkan kebugaran otot, dengan bukti bahwa melakukan keduanya dapat memberikan manfaat lebih.
Data yang terkumpul diambil berdasarkan penelitian di mana subjek anak diminta untuk melakukan MVPA sebanyak rata-rata 60 menit, bukan 60 menit per hari. Maka dari itu, rekomendasi WHO terbaru menekankan bahwa 60 menit adalah rata-rata per hari tiap minggunya, tidak wajib dilakukan tiap harinya. Latihan yang dapat memperkuat tulang dan otot juga wajib diikutsertakan minimal 3 kali seminggu. Aktivitas fisik yang dimaksud bisa merupakan bagian dari rekreasi dan aktivitas ketika waktu luang seperti permainan, olahraga kompetitif, latihan fisik terstruktur, bersepeda, jalan, pekerjaan rumah, maupun pendidikan jasmani di sekolah.
Rekomendasi WHO juga menyatakan bahwa melakukan aktivitas fisik apapun lebih baik dari tidak samasekali, maka aktivitas fisik sangat disarankan walaupun tidak sanggup untuk dilakukan sebanyak sesuai rekomendasi. Bagi anak dan remaja yang belum melakukan aktivitas fisik sebanyak apa yang direkomendasikan, aktivitas fisik bisa dimulai dari intensitas rendah dengan jumlah sedikit dulu, baru dengan perlahan ditingkatkan.
Selain rekomendasi mengenai aktivitas fisik, dokumen yang sama juga mengeluarkan rekomendasi mengenai pembatasan perilaku sedenter, didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan melakukan aktivitas yang mengeluarkan energi rendah selama terbangun, terlebih pemakaian gawai untuk rekreasi. Beberapa panduan nasional di luar negeri membatasi pemakaian gawai untuk rekreasi maksimal 2 jam, namun sampai saat ini belum ada bukti kuat di literatur mengenai cutoff waktu pemakaian gawai untuk rekreasi yang optimal, maka perlu penelitian lebih lanjut untuk mencari tahu hal ini untuk pembaharuan panduan di masa yang akan datang. WHO juga menyadari bahwa tidak semua aktivitas sedenter negatif, seperti misalnya membaca, belajar, mendengarkan musik, membuat prakarya, menyusun puzzle, dan menggambar. Maka dari itu, WHO menyarankan untuk fokus membatasi penggunaan layar seperti main game dengan gawai dan menonton televisi.
Rekomendasi-rekomendasi yang dibuat pada panduan ini didasari oleh bukti ilmiah terbaru dari pencarian literatur yang sistematis. Ada beberapa hal yang perlu diteliti lebih lanjut untuk menyempurnakan panduan ini, namun untuk sekarang panduan inilah yang terbaru untuk diikuti. Diharapkan dengan adanya panduan ini, kesehatan dan kesejahteraan anak dan remaja di seluruh dunia dapat meningkat di tengah perubahan zaman yang sarat akan penggunaan teknologi saat ini.
Referensi: https://ijbnpa.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12966-020-01037-z