
Sekolah tatap muka mulai, sudah siapkah kita?
28 Jul 2021
Author: dr. Afiah Salsabila
26 Mar 2025
Topik: ADHD, Panduan, Diagnosis, Tatalaksana
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan salah satu gangguan neurodevelopmental yang paling sering terjadi pada anak-anak, dengan prevalensi global mencapai sekitar 7-8%. Gangguan ini ditandai dengan kesulitan dalam mempertahankan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang dapat memengaruhi performa akademik, sosial, serta kondisi kejiwaan anak. Mengingat dampak jangka panjang yang dapat disebabkan oleh ADHD, tatalaksana yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan anak-anak dengan ADHD mendapatkan dukungan yang optimal dalam perkembangan mereka.
American Academy of Pediatrics (AAP) telah mengeluarkan panduan klinis yang menjadi acuan dalam diagnosis dan terapi ADHD. Guideline ini mencakup tujuh rekomendasi utama atau Key Action Statements (KAS) yang dapat membantu dalam diagnosis, penatalaksanaan, serta pemantauan ADHD. Berikut adalah ringkasan dari rekomendasi-rekomendasi tersebut:
AAP merekomendasikan agar anak usia 4 hingga 18 tahun yang mengalami masalah akademik atau perilaku yang mencakup inatensi, hiperaktivitas, atau impulsivitas diperiksakan untuk ADHD. Evaluasi ini harus mencakup pengumpulan informasi dari berbagai sumber, termasuk guru dan orang tua, guna memastikan adanya gangguan pada lebih dari satu lingkungan.
2. Diagnosis ADHD Menggunakan DSM-5
Diagnosis ADHD harus didasarkan pada kriteria DSM-5, yang mencakup gejala yang muncul pada lebih dari satu lingkungan serta tidak dapat dijelaskan oleh kondisi lain. Standar ini digunakan secara luas karena telah terbukti memiliki validitas yang tinggi dalam mendeteksi ADHD pada berbagai kelompok usia.
3. Skrining Kondisi Komorbid
Anak dengan ADHD seringkali memiliki gangguan lain, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau autisme. Oleh karena itu, evaluasi ADHD harus mencakup skrining kondisi komorbid agar intervensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap anak.
4. Manajemen ADHD Sebagai Kondisi Kronik
ADHD dianggap sebagai kondisi kronik yang memerlukan pemantauan dan intervensi berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan berbasis model medical home (pendekatan tatalaksana yang family-centered dan komprehensif) dianjurkan untuk memastikan anak dengan ADHD mendapatkan pemantauan jangka panjang yang terintegrasi dengan sistem pendidikan dan sosial.
5. Terapi Berdasarkan Usia
6. Penyesuaian Dosis Obat ADHD
Dosis obat ADHD harus disesuaikan dari anak ke anak untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalisasi efek samping. Pemantauan berkala diperlukan untuk mengevaluasi respons pasien terhadap terapi.
7. Penanganan Kondisi Komorbid
Jika tenaga medis memiliki keahlian dalam menangani kondisi komorbid, mereka dapat memulai pengobatan atau merujuk pasien ke spesialis yang sesuai. Pendekatan multidisiplin seringkali diperlukan untuk memastikan tatalaksana optimal bagi anak dengan ADHD yang memiliki gangguan tambahan.
Kesimpulan
ADHD merupakan gangguan yang dapat berdampak besar terhadap kehidupan anak jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pendekatan yang berbasis bukti, seperti yang direkomendasikan oleh AAP, sangat penting dalam diagnosis dan terapi ADHD. Dengan deteksi dini, manajemen yang sesuai berdasarkan usia, serta pemantauan jangka panjang, anak-anak dengan ADHD dapat memperoleh dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi yang mereka miliki.
Referensi