Meta PixelTata Laksana ADHD Berdasarkan Panduan American Academy of Pediatrics Terbaru!<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Tata Laksana ADHD Berdasarkan Panduan American Academy of Pediatrics Terbaru!

Author: dr. Afiah Salsabila

26 Mar 2025

Topik: ADHD, Panduan, Diagnosis, Tatalaksana

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan salah satu gangguan neurodevelopmental yang paling sering terjadi pada anak-anak, dengan prevalensi global mencapai sekitar 7-8%. Gangguan ini ditandai dengan kesulitan dalam mempertahankan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang dapat memengaruhi performa akademik, sosial, serta kondisi kejiwaan anak. Mengingat dampak jangka panjang yang dapat disebabkan oleh ADHD, tatalaksana yang tepat sangat diperlukan untuk memastikan anak-anak dengan ADHD mendapatkan dukungan yang optimal dalam perkembangan mereka.

American Academy of Pediatrics (AAP) telah mengeluarkan panduan klinis yang menjadi acuan dalam diagnosis dan terapi ADHD. Guideline ini mencakup tujuh rekomendasi utama atau Key Action Statements (KAS) yang dapat membantu dalam diagnosis, penatalaksanaan, serta pemantauan ADHD. Berikut adalah ringkasan dari rekomendasi-rekomendasi tersebut:


  1. Evaluasi ADHD

AAP merekomendasikan agar anak usia 4 hingga 18 tahun yang mengalami masalah akademik atau perilaku yang mencakup inatensi, hiperaktivitas, atau impulsivitas diperiksakan untuk ADHD. Evaluasi ini harus mencakup pengumpulan informasi dari berbagai sumber, termasuk guru dan orang tua, guna memastikan adanya gangguan pada lebih dari satu lingkungan.


2. Diagnosis ADHD Menggunakan DSM-5

Diagnosis ADHD harus didasarkan pada kriteria DSM-5, yang mencakup gejala yang muncul pada lebih dari satu lingkungan serta tidak dapat dijelaskan oleh kondisi lain. Standar ini digunakan secara luas karena telah terbukti memiliki validitas yang tinggi dalam mendeteksi ADHD pada berbagai kelompok usia.


3. Skrining Kondisi Komorbid

Anak dengan ADHD seringkali memiliki gangguan lain, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau autisme. Oleh karena itu, evaluasi ADHD harus mencakup skrining kondisi komorbid agar intervensi dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap anak.


4. Manajemen ADHD Sebagai Kondisi Kronik

ADHD dianggap sebagai kondisi kronik yang memerlukan pemantauan dan intervensi berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan berbasis model medical home (pendekatan tatalaksana yang family-centered dan komprehensif) dianjurkan untuk memastikan anak dengan ADHD mendapatkan pemantauan jangka panjang yang terintegrasi dengan sistem pendidikan dan sosial.


5. Terapi Berdasarkan Usia

  • Anak Usia 4-5 Tahun: Terapi perilaku seperti Parent Training in Behavior Management (PTBM) direkomendasikan sebagai lini pertama. Jika terapi perilaku tidak cukup efektif dan gejala ADHD mengganggu fungsi anak secara signifikan, methylphenidate dapat digunakan dengan pemantauan ketat.
  • Anak Usia 6-12 Tahun: Kombinasi terapi farmakologis dan terapi perilaku dianjurkan. Obat-obatan stimulant seperti methylphenidate dan amphetamine telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala ADHD dan meningkatkan fungsi akademik serta sosial.
  • Remaja Usia 12-18 Tahun: Terapi farmakologis tetap menjadi komponen utama dalam pengelolaan ADHD pada remaja. Intervensi perilaku tetap diperlukan untuk membantu remaja mengembangkan keterampilan manajemen diri dan meningkatkan kepatuhan terhadap terapi.


6. Penyesuaian Dosis Obat ADHD

Dosis obat ADHD harus disesuaikan dari anak ke anak untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalisasi efek samping. Pemantauan berkala diperlukan untuk mengevaluasi respons pasien terhadap terapi.


7. Penanganan Kondisi Komorbid

Jika tenaga medis memiliki keahlian dalam menangani kondisi komorbid, mereka dapat memulai pengobatan atau merujuk pasien ke spesialis yang sesuai. Pendekatan multidisiplin seringkali diperlukan untuk memastikan tatalaksana optimal bagi anak dengan ADHD yang memiliki gangguan tambahan.



Kesimpulan

ADHD merupakan gangguan yang dapat berdampak besar terhadap kehidupan anak jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pendekatan yang berbasis bukti, seperti yang direkomendasikan oleh AAP, sangat penting dalam diagnosis dan terapi ADHD. Dengan deteksi dini, manajemen yang sesuai berdasarkan usia, serta pemantauan jangka panjang, anak-anak dengan ADHD dapat memperoleh dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi yang mereka miliki.



Referensi

  1. American Academy of Pediatrics. Clinical Practice Guideline for the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Children and Adolescents. Pediatrics. 2019;144(4):e20192528.
  2. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). 5th ed. Washington, DC: APA; 2013.