Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Diabetes, Kesehatan, Kesehatan Bayi
Beberapa waktu lalu sempat ramai di sosial media mengenai salah satu produksi minuman kemasan yang dikomplain oleh pembelinya, karena minuman tersebut dianggap terlalu manis. Hal ini memberikan rasa khawatir terhadap generasi muda yang berisiko mengalami diabetes. Seberapa rentankah anak dan remaja mengalami diabetes? Yuk, kita bahas bersama!
Risiko diabetes pada generasi muda
Berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai 30 juta orang pada tahun 2030 mendatang bila gaya hidup tidak dijaga.
MomDad juga perlu tahu, bahwa saat ini diabetes merupakan penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung. Tidak hanya diderita orang dengan usia lanjut, diabetes juga kerap menjangkit anak-anak dan remaja. Bahkan, diabetes yang menjangkit pada anak-anak dan remaja justru lebih berbahaya dibanding penderita usia lanjut.
Diabetes mellitus atau yang biasa disebut juga dengan kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan masalah tingginya kadar gula dalam darah (insulin). Berdasarkan jenis masalahnya, diabetes mellitus dibagi menjadi dua, yaitu:
- Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling sering dialami oleh anak-anak dan remaja yang terjadi akibat masalah pada produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 1 terjadi kerusakan pada sel yang bekerja memproduksi insulin, yaitu sel beta pankreas.
Pada umumnya, kerusakan ini disebabkan oleh proses autoimun, yakni tubuh memproduksi antibodi yang merusak sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kekurangan produksi insulin.
Oleh karena itu, satu-satunya cara pengobatan diabetes mellitus tipe 1 adalah dengan memberikan insulin dari luar selama seumur hidup. Sampai saat ini belum ada pilihan pengobatan lain untuk diabetes mellitus tipe 1 selain pemberian insulin.
- Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 umumnya diderita orang dewasa. Namun, tak bisa dipungkiri juga kalau diabetes mellitus tipe 2 juga bisa terjadi pada anak atau remaja yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Seiring dengan peningkatan jumlah obesitas pada anak dan remaja, maka jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada anak dan remaja pun ikut meningkat. Setidaknya sebanyak 85% anak dengan diabetes mellitus tipe 2 terdiagnosis pada kondisi obesitas.
Selain akibat obesitas, diabetes mellitus tipe 2 ini juga merupakan penyakit warisan. Seorang anak yang memiliki orang tua atau keluarga lain yang menderita obesitas harus waspada, karena sangat berisiko terkena diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.
Perbaikan gaya hidup sehat merupakan penanganan yang tepat pada diabetes mellitus tipe 2. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sangat perlu mengatur pola hingga porsi makan, olahraga dan menurunkan berat badan pada anak obesitas merupakan hal-hal yang terpenting.
Cara cegah diabetes pada anak
Anak-anak, terutama yang berisiko diabetes mellitus tipe 2 karena faktor warisan dari keluarga, harus membiasakan diri dengan gaya hidup berikut sejak dini:
- Meminimalkan konsumsi gula terutama dengan menghindari terbiasa minum minuman bergula. Jangan biasakan anak minum minuman berkadar gula tinggi seperti minuman bersoda, teh dalam kemasan dan jus buah kemasan. Biasakan anak minum air putih, teh tawar, susu rendah lemak tanpa gula, dan berbagai minuman tanpa gula lainnya.
- Menambah asupan sayur dan buah. Biasakan anak untuk makan sayur dan buah setidaknya 5 porsi sehari. Gantilah kudapan ringannya dengan sayur atau buah.
- Mengurangi konsumsi semi-processed food seperti makanan kalengan dan kemasan serta makanan cepat saji.
- Mengendalikan porsi makan.
- Mengubah pola makan keluarga agar tidak tinggi karbohidrat atau tinggi lemak. Sediakan lebih banyak sayur dan buah.
- Beraktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari.
- Mengurangi waktu sedenter, seperti menonton TV, bermain game di komputer, bermain ponsel, dengan durasi maksimal 2 jam per hari.
Maka dari itu, apabila seorang anak terdiagnosis menderita diabetes, MomDad harus segera membawanya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan tipe diabetes yang diderita.
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Referensi:
- Pulgaron ER, Delamater AM. Obesity and type 2 diabetes in children: epidemiology and treatment. Curr Diab Rep. 2014;15:508.
- Mayer-Davis EJ, Kahkoska AR, Jefferies C, Dabelea D, Balde N, Gong CX, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: definition, epidemiology, and classification of diabetes in children and adolescents. Pediatr Diabetes. 2018;19:7-19.
- Zeitler P, Arslanian S, Fu J,Pinhas-Hamiel O, Reiner T, Tandon N, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: type 2 diabetes mellitus in youth. Pediatr Diabetes. 2018;19:28-46.
- http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.