Seputar Pekan Imunisasi Dunia 2016
Author:
Topik: bayi, Pra-sekolah
Seputar Pekan Imunisasi Dunia 2016
Pekan Imunisasi Dunia (PID) dimulai pada hari Minggu, 24 April 2016. Pekan ini adalah saat untuk mengingat bahwa mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati. Vaksinasi mencegah tiga juta kematian setiap tahun.
Slogan bersama tahun ini adalah “imunisasi untuk semua sepanjang hidup”.
a. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 25 vaksin untuk penggunaan rutin bagi anak-anak, remaja, dan dewasa.
b. Anak-anak sebaiknya segera mendapat vaksinasi segera dalam hidupnya untuk mencegah penyakit yang mematikan dan menyebabkan kecacatan seperti campak, tetanus, difteri, meningitis, dan angka kejadian penyakit seperti hepatitis kronik dan kanker hati pada dewasa.
c. Remaja sebaiknya mendapat dosis penguat untuk melawan penyakit menular seperti tetanus, meningitis, difteria dan mendapat suntikan HPV untuk mencegah kanker serviks pada wanita.
d. Vaksinasi untuk melawan tetanus sebaiknya diberikan pada wanita hamil untuk mengeliminasi tetanus pada bayi baru lahir.
“Menutup senjang imunisasi” masih merupakan tema umum tahun ini.
PID akan dirayakan di seluruh wilayah WHO untuk menyoroti betapa pentingnya menutup senjang imunisasi. Sebagai contoh:
· Afrika menyoroti pentingnya tetap menjadi daerah bebas polio (tidak terdapat negara endemis polio di Afrika sekarang)
· Berkat bantuan pelari peraih medali emas dari Jamaika, Usain Bolt, Amerika memakai kesempatan dalam Olimpiade di Brazil yang akan datang untuk mendorong orang-orang memeriksa kelengkapan status vaksinasi untuk menghentikan risiko munculnya kembali penyakit seperti polio, campak, dan rubela, di mana pada hakikatnya penyakit-penyakit ini telah dieliminasi (slogan “Go for the gold! Get vaccinated! - “Raih emas! Vaksinasikan diri!”)
· Eropa menekankan kembali pesan untuk eliminasi campak dan rubela seperti di Amerika
Statistik menunjukkan bahwa hampir 85% bayi di dunia menerima vaksinasi lengkap. Hal ini sangat menggembirakan – dan fokus kita sekarang adalah membuatnya menjadi 100%. Terdapat 18,7 juta anak yang tidak mendapat vaksinasi atau mendapat vaksinasi tetapi tidak lengkap. Sebagai informasi tambahan, sekitar 3,2 juta anak ini hidup di 9 wilayah dampak konflik, pengungsian, dan daerah terlantar di Timur Tengah.
Terdapat banyak potensi keuntungan dalam waktu singkat dengan melindungi orang-orang melalui vaksinasi – bagaimana perkembangan terakhir?
Dimulai dari daerah konflik di Timur Tengah – terlepas dari banyaknya tantangan di negara-negara konflik, WHO dan mitra lainnya mendukung beberapa kegiatan imunisasi:
a. Beberapa kampanye vaksinasi di Yaman, Afganistan, Somalia, dan Siria untuk mengontrol campak dan polio.
b. Kebanyakan kampanye terlaksana dengan baik sehingga dapat dipastikan cakupan mencapai 90% pada populasi target.
c. Imunisasi rutin di negara-negara ini diperkuat agar dapat menjangkau orang-orang dengan vaksin-vaksin yang dapat menyelamatkan kehidupan.
d. Di Siria, tim WHO melakukan pemantauan cold chain, kebutuhan vaksin, dan satuan tugas ditempatkan untuk mengikuti vaksinasi tiap bulan, khususnya vaksinasi di daerah risiko tinggi oleh 171 tim untuk daerah risiko tinggi.
e. Vaksinasi rutin biasa dilakukan di tempat pengungsian di Yordania, Libanon, Irak, untuk melindungi mereka dari penyakit mematikan
f. Tanggal 24 April 2016, Yunani berencana berkampanye dengan target imigran di bawah 15 tahun dengan vaksin prioritas pilihan melalui tiga putaran kampanye pada semua kawasan pengungsi.
g. Rencananya meliputi: 3 kali vaksin 4-in-1 (DTP-IPV-campak-rubela) untuk anak usia di bawah 15 tahun dan vaksin konjugasi pneumokokus untuk bayi
Cakupan di India telah meningkat sampai 83% - India telah mengeliminasi polio dan baru-baru ini tetanus pada bayi baru lahirdan ibu hamil. India bekerja keras dalam mencapai target wilayahal dalam eliminasi campak tahun 2020.
Afrika selangkah lebih dekat untuk sertifikasi bebas polio dengan penghapusan Nigeria dari negara endemis polio sejak tahun 2014. Secara keseluruhan cakupan vaksinasi di Afrika mendekati 80% (77 % pada tahun 2014). Konferensi kementerian bidang imunisasi dilaksanakan Febuari kemarin, perkumpulan tingkat kementerian pertama kali yang fokus terhadap imunisasi, disponsori oleh WHO dan African Union (serikat Afrika), dalam rangka menjaga keberlangsungan pencapaian di benua Afrika.
a. 900 peserta termasuk menteri kesehatan, keuangan, hubungan sosial edukasi, pemerintah daerah, mengkaji kesulitan untuk imunisasi lengkap dan menyetujui deklarasi untuk memiliki kepala negara yang bertanggung jawab terhadap vaksinasi universal.
b. Epidemi Meningitis A hampir musnah di Afrika melalui vaksinasi terhadap lebih dari 230 juta orang
Amerika merupakan wilayah pertama yang telah melakukan eliminasi rubela. Dan akan segera mendeklarasikan bahwa campak telah dieliminasi.
Mulai 1 Mei 2016, seluruh negara di dunia tidak akan menggunakan vaksin polio oral trivalen dan vaksin polio oral bivalen tipe 1 dan 3 telah menggantikan vaksin trivalen tipe 1, 2, 3.
a. Vaksin polio oral yang baru (dengan penarikan tipe 2) di 155 negara bulan ini, menggambarkan sebuah langkah penting menuju dunia bebas polio.
WHO terus bekerja keras dalam memfasilitasi akses vaksin baru: baru-baru ini dibuat kebijakan dalam pemberian vaksin dengue, Ebola, dan malaria – semuanya berpotensi mengubah keadaan dengan imunisasi dalam waktu dekat, mengingat adanya keuntungan untuk mencegah penyakit dan mengontrol kejadian luar biasa.
WHO sedang berusaha mempermudah peredaran vaksin: WHO membuat kebijakan untuk beberapa vaksin yang dapat disimpan pada suhu sampai 40oC selama 4 hari tetapi masih tetap dapat digunakan dengan aman. Hal ini meningkatkan efisiensi kampanye vaksinasi. (Meningitis A, HPV, dan vaksin kolera oral)
Himbauan WHO
Kepada negara-negara untuk menerapkan strategi yang direkomendasikan untuk mencapai cakupan universal imunisasi.
Kepada individu dan keluarga untuk memeriksa kelengkapan status imunisasi mereka untuk meyakinkan bahwa mereka sudah mendapatkan vaksinasi yang mereka butuhkan. Jika ragu, konsultasikan dengan petugas kesehatan terdekat.
Data penting mengenai imunisasi
Cakupan vaksinasi
· Tiga wilayah – Amerika, Eropa, Pasifik Barat – cakupan imunisasi DTP3 dipertahankan melebihi 90%, Pasifik Barat mencapai 96%.
· Terdapat 159 negara dengan cakupan imunisasi vaksin DTP3 mencapai 80% atau lebih pada tahun 2014.
· Terdapat 129 negara dengan cakupan imunisasi vaksin DTP3 mencapai 90% atau lebih pada tahun 2014, dengan 119 di antaranya selama 3 tahun berturut-turut. Lima puluh tujuh dari 129 negara melaporkan bahwa setiap daerahnya secara merata mencapai cakupan 80 % atau lebih
Negara yang memperkenalkan vaksin baru:
· Targetnya adalah setidaknya 90 negara dengan penghasilan rendah dan menengah diperkenalkan 1 atau lebih vaksin baru atau vaksin yang kurang dikenal. Dan 86 negara dengan penghasilan rendah dan menengah menambahkan setidaknya 1 vaksin baru.
Campak
· Jumlah kematian yang berkaitan dengan campak menurun 79% dari 546.800 pada tahun 2000 menjadi 114.900 pada tahun 2014 dan diperkirakan 17,1 juta nyawa terselamatkan sejak tahun 2000 karena meningkatnya vaksinasi.
Rubela
· Vaksin rubela diperkenalkan pada 140 negara pada akhir 2014, meningkat dari angka 85 negara pada tahun 1996. Cakupan global diperkirakan mencapai angka 46% pada tahun 2014. WHO merekomendasikan seluruh negara yang belum menggunakan vaksin rubela agar segera menggunakannya pada program imunisasi campak yang telah ditetapkan. Tiga wilayah (Amerika, Eropa, dan Pasifik Barat) sudah menetapkan tujuan untuk mengeliminasi penyebab cacat lahir ini. Tahun lalu, Amerika menjadi wilayah pertama yang berhasil melakukan eliminasi rubela.
Penggantian OPV trivalen (tOPV) menjadi OPV bivalen (bOPV)
· Pada tanggal 17-30 April 2016, 155 negara seluruh dunia tidak lagi menggunakan tOPV dan menggantinya dengan bOPV. Hal ini menjadi kejadian global terkoordinasi terbesar dan tercepat sepanjang sejarah.
· Pada tanggal 20 April 2016, 38 dari 155 negara dan wilayah telah melakukan penggantian.
· Penggantian ini merupakan batu loncatan dalam mencapai dunia bebas polio. Pada tahun 2015, kasus yang dilaporkan dan jumlah negara yang melaporkan menjadi lebih sedikit. Yang menjadi fokus tahun ini adalah menjangkau setiap anak untuk mendapat vaksin polio dan memusnahkan virus.
Vaksinasi remaja
· Hanya sedikit intervensi dengan target remaja dan pencapaiannya masih kurang.
· Hal ini disebabkan kurangnya hubungan antara sistem kesehatan dengan remaja. Program imunisasi diketahui mencapai cakupan yang baik dan terdapat kesempatan bahwa vaksinasi HPV dapat menjadi pintu bagi intervensi lain dengan target usia 9-13 tahun. WHO telah membuat panduan yang berfokus pada jumlah intervensi kesehatan yang dapat digabungkan dengan vaksinasi HPV dan dapat mendukung secara sinergis program imunisasi nasional dan program kesehatan sekolah dan/atau remaja.
· Pada tahun 2012, sekitar 270.000 wanita meninggal akibat kanker serviks; lebih dari 85% kematian ini terjadi di negara dengan penghasilan rendah dan menengah.
· Vaksinasi HPV melindungi dari strain virus HPV yang diketahui menyebabkan setidaknya 70 % kanker serviks. Vaksin HPV paling baik diberikan sebelum ada pajanan dengan virus HPV, sehingga lebih baik diberikan sebelum melakukan hubungan seksual.
· Vaksin HPV telah diperkenalkan di 63 negara
Imunisasi: suatu bidang yang berkembang.
Mencanangkan kunjungan kesehatan pada tahun kedua kehidupan anak sebagai ajang untuk melengkapi vaksinasi dan pelayanan kesehatan lainnya.
· Banyak program imunisasi untuk anak-anak menganggap bahwa imunisasi hanya untuk anak-anak di bawah 1 tahun dan tidak pernah menawarkan vaksinasi untuk anak di atas 1 tahun bahkan jika anak tersebut belum pernah divaksinasi. Walaupun kebijakan vaksinasi untuk anak usia di atas 1 tahun telah dibuat, dalam praktik klinis kebijakan ini belum diterapkan.
· Walaupun vaksinasi diberikan pada tahun kedua kehidupan seorang anak, belum tentu membuka kesempatan untuk memberikan intervensi kesehatan lainnya
· Pada pertemuan SAGE di Jenewa minggu lalu, SAGE diminta untuk memberikan masukan dalam pengembangan petunjuk kunjungan anak pada tahun kedua kehidupan, termasuk vaksinasi, yang dapat memperkuat imunisai rutin, mencapai cakupan imunisasi yang lebih tinggi dengan menyediakan vaksin untuk anak-anak yang tidak diimunisasi dan menciptakan kesempatan untuk memadukan imunisasi dengan intervensi kesehatan lainnya.
Sumber talking points: WHO Indonesia