Viral Anak SD Bermain Roleplay di Sosmed, Ini Dampaknya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Roleplay, Parenting Lifestyle, Parenting, Viral
Beberapa waktu lalu, sosial media diramaikan dengan berita seorang anak yang masih duduk di sekolah dasar (SD), ketahuan bermain roleplay atau peran di TikTok. Dalam video yang dibagikan sang ayah, anak tersebut terlihat menangis karena dimarahi oleh orang tuanya. Pasalnya, si anak diketahui bermain roleplay yang tidak pantas untuk seusianya bersama orang-orang yang tidak dikenal.
Dalam bermain roleplay, jika anak terlibat dalam perilaku atau adegan yang tidak pantas atau tidak sehat, maka akan memiliki beberapa dampak negatif pada perkembangan dan kesejahteraan mereka, terutama dalam segi psikologis. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait dampak negatif yang mungkin timbul dari bermain roleplay yang tidak sesuai atau tidak sehat, antara lain:
- Perilaku agresif
Jika anak terlibat dalam permainan peran yang mengandung kekerasan atau agresi, hal ini dapat memengaruhi pemahaman anak tentang cara berinteraksi dengan orang lain dan menyebabkan peningkatan perilaku agresif.
- Genderisasi yang stereotip
Bermain peran yang kaku dan stereotip tentang gender tertentu dapat mempengaruhi persepsi anak tentang peran gender dan pembatasan dalam pilihan dan eksplorasi mereka.
- Perilaku negatif yang ditiru
Jika anak terlibat dalam permainan peran yang melibatkan perilaku negatif atau tidak pantas, mereka mungkin cenderung meniru perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
- Kecemasan atau trauma
Permainan peran yang melibatkan situasi yang menakutkan atau traumatis dapat menyebabkan kecemasan atau stres pada anak.
- Keterbatasan kreativitas
Jika anak terlalu terpaku pada skrip atau cerita yang telah ditentukan dalam permainan peran, hal ini dapat membatasi kreativitas dan kemampuan anak untuk berimprovisasi.
Bermain peran dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangan anak apabila dilakukan dengan tepat. Berikut ini adalah beberapa tips untuk bermain roleplay yang tepat untuk anak:
- Pilih tema yang relevan: pilih tema peran yang sesuai dengan minat dan pengalaman anak. Misalnya, bermain peran sebagai dokter, memasak, atau bermain sekolah.
- Gunakan permainan anak: biarkan anak mengarahkan permainan dan berimprovisasi dengan kreativitas mereka sendiri. Jadikan permainan itu menyenangkan dan mengikuti imajinasi anak.
- Berperan sebagai model: berperan sebagai model bagi anak dalam permainan peran. Tunjukkan cara berperan dengan baik, misalnya, bagaimana menjadi dokter yang baik atau bagaimana berkomunikasi dengan baik.
- Gunakan properti: gunakan bahan-bahan yang mendukung permainan peran, seperti kostum, mainan, atau properti yang sesuai dengan tema yang dipilih.
- Dorong kreativitas dan imajinasi: berikan ruang bagi anak untuk berimprovisasi dan menggunakan imajinasi mereka. Dorong mereka untuk berpikir kreatif dan menciptakan cerita dalam permainan peran.
Penting untuk memahami minat, kebutuhan, dan tahap perkembangan individu anak saat memainkan peran dengan mereka. Selalu amati dan ikuti minat dan kemampuan anak dalam bermain roleplay. Last but not least, selalu pantau anak saat ia bermain media sosial agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Referensi:
- Montessori Institute. (n.d.). Role Play: How Children Learn About the World Through Pretend Play. Diakses dari
https://themontessorinotebook.com/montessori-and-pretend-play - Raising Children Network. (n.d.). Play Ideas and Activities: Role-Playing. Diakses dari https://raisingchildren.net.au/newborns/play-learning/play-ideas/role-playing
- American Academy of Pediatrics. (2018). Choosing Appropriate Toys for Young Children in the Digital Era. Diakses dari https://publications.aap.org/pediatrics/article/143/1/e20183348/37330/Selecting-Appropriate-Toys-for-Young-Children-in