Hubungan antara Gula dan Tantrum: Mitos atau Fakta?
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Diari Nutrisi, Tantrum, Gula, Takaran Gula, Makanan kemasan, Makanan Manis, Nutrisi Anak, Snack Anak, Camilan Manis
Pernahkah MomDad merasa anak menjadi sangat hiperaktif setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis? Banyak orang percaya bahwa gula adalah penyebab utama tantrum dan perilaku hiperaktif pada anak. Namun, benarkah demikian? Yuk, kita cari tahu faktanya!
Hubungan antara Gula dan Tantrum
Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, terutama pada usia toddler (1-3 tahun). Saat anak mengalami tantrum, mereka sedang berusaha mengkomunikasikan kebutuhan, keinginan, atau ketidaksenangan mereka dengan cara yang mereka pahami. Penyebab tantrum sangat beragam, mulai dari kelelahan, lapar, hingga keinginan untuk mandiri. Tantrum rata-rata terjadi hampir satu kali sehari dengan durasi sekitar 3 menit pada anak usia 18-60 bulan.
Meskipun banyak orang percaya bahwa gula dapat memicu hiperaktivitas dan tantrum, penelitian sejauh ini belum menemukan bukti kuat yang mendukung anggapan tersebut. Tidak ada hubungan sebab-akibat yang jelas antara konsumsi gula dengan peningkatan perilaku hiperaktif atau frekuensi tantrum pada anak.
Lantas, mengapa mitos Ini begitu populer?
- Setelah mengonsumsi makanan manis, kadar gula darah anak akan naik dengan cepat. Kondisi ini sering disebut sebagai "sugar rush" yang membuat anak tampak lebih aktif dan energik. Namun, ini bukan berarti gula menyebabkan hiperaktivitas.
- Mungkin saja MomDad mengamati bahwa anak sering tantrum setelah mengonsumsi makanan manis. Namun, ini belum tentu berarti gula adalah penyebabnya. Bisa saja ada faktor lain yang memicu tantrum, seperti kelelahan atau kurang tidur.
Pentingnya Membatasi Konsumsi Gula
Meskipun gula tidak secara langsung menyebabkan tantrum, bukan berarti MomDad boleh memberikan anak-anak makanan manis tanpa batas. Konsumsi gula berlebih tetap dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan, seperti meningkatkan risiko obesitas, kerusakan gigi, dan masalah kesehatan lainnya. Anak usia 2 tahun ke atas hanya dianjurkan untuk mengonsumsi gula sebanyak 6 sendok teh atau 25 gram gula per hari. Maka, penting untuk MomDad membatasi konsumsi gula pada anak, caranya:
- Selalu perhatikan label nutrisi pada makanan dan minuman kemasan.
- Batasi minuman manis, hindari memberikan soda, jus buah kemasan, dan minuman berenergi.
- Pilih buah-buahan segar, buah-buahan segar adalah sumber gula alami yang lebih sehat.
- Berikan camilan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
- Jadi contoh yang baik, MomDad juga perlu membatasi konsumsi gula agar anak dapat meniru perilaku yang sehat.
Hubungan antara gula dan tantrum masih menjadi perdebatan. Meskipun tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa gula menyebabkan tantrum, penting bagi kita untuk membatasi konsumsi gula pada anak demi kesehatan jangka panjang. Jika anak sering mengalami tantrum, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mencari tahu penyebab yang mendasarinya.
Referensi:
Sisterhen LL. Temper tantrum. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544286/
Wender EH dkk. Effects of sugar on aggressive and inattentive behavior in children with attention deficit disorder with hyperactivity and normal children. Pediatrics.1991;88:960-6.
https://medlineplus.gov/ency/article/002426.htm