primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Kapan Perlu Mempertimbangkan Suplemen Zat Besi untuk Bayi?

Author: Annasya

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Zat Besi, Suplemen

Zat besi adalah salah satu nutrisi yang wajib untuk dipenuhi guna mendukung tumbuh kembang anak. Apabila anak kekurangan zat besi, maka dapat memiliki dampak serius pada kesehatan dan perkembangan mereka, salah satunya mengalami anemia defisiensi besi (ADB). Anemia adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen dengan baik ke seluruh tubuh. Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi. Akibatnya, anak dapat merasa lelah, lemas, dan kurang energi.

Lantas, gimana sih caranya supaya asupan zat besi anak terpenuhi selain dari makanan? Apakah perlu mempertimbangkan suplemen zat besi?

Manfaat Zat Besi untuk Tumbuh Kembang

suplemen_zat_besi_2 (1).jpg

Perlu MomDad ketahui bahwa zat besi fungsi yang membantu tumbuh kembang anak menjadi maksimal. Zat besi berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah merah yang nantinya akan mengalirkan nutrisi maupun oksigen ke seluruh organ tubuh. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi, MomDad bisa memberikan makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi. Selain itu, usahakan makanan berasal dari sumber hewani, seperti telur, daging, seafood, hingga unggas.

Perlukah Anak Diberikan Suplemen Zat Besi?

suplemen_zat_besi_3 (1).jpg

Kebutuhan nutrisi anak secara umum terbagi menjadi makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan, mikronutrien adalah zat-zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, seperti vitamin dan mineral[1].

Meskipun hanya diperlukan dalam jumlah yang kecil, kita perlu memastikan bahwa tubuh kita mempunyai cukup vitamin dan mineral untuk memastikan berfungsinya seluruh mekanisme metabolisme dalam tubuh. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja juga memerlukan vitamin dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Sumber terbaik vitamin dan mineral ini adalah konsumsi variasi makanan yang berasal dari berbagai kelompok bahan makanan, yaitu makanan sumber protein hewani (daging sapi, ayam, ikan, telur dan produk olahan susu), biji-bijian atau grain (sereal, gandum, roti, nasi), umbi-umbian (ketela, ubi jalar, kentang), sayur-sayuran, serta buah-buahan. Khusus untuk vitamin D, yang tidak terdapat terlalu banyak pada bahan makanan, diperlukan paparan sinar matahari yang cukup.

Pada dasarnya, pemberian vitamin dan mineral dalam bentuk suplementasi artifisial hanya diperlukan apabila kebutuhan mikronutrien anak tidak terpenuhi dari makanan sehari-hari, atau, khusus untuk vitamin D, dari paparan sinar matahari. Sayangnya, defisiensi atau kekurangan mikronutrien baru menimbulkan gejala bila defisiensinya sudah berat. Untuk mendeteksi dini defisiensi mikronutrien, diperlukan pemeriksaan marker biokimia yang tidak murah dan bersifat invasif (pengambilan darah).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman suplementasi vitamin dan mineral, zat besi akan dibahas di bawah ini[1]:

Besi

Suplementasi besi direkomendasikan untuk negara yang memiliki prevalensi anemia > 40%. Penyebab tersering anemia adalah defisiensi besi, suatu mikronutrien yang penting untuk perkembangan sistem saraf dan imunitas, serta regulasi metabolisme energi dan aktivitas fisik. Defisiensi besi dapat terjadi karena kurangnya asupan, meningkatnya kebutuhan saat masa pertumbuhan, atau kehilangan darah akibat infeksi cacing kronik.

Secara alamiah, besi banyak terdapat pada makanan sumber protein hewani (daging sapi, ayam, ikan, telur dan produk olahan susu). Besi anorganik juga banyak terdapat pada sayuran hijau, tetapi sayangnya, besi anorganik ini lebih sulit diserap, sehingga saat ini sumber zat besi yang dianjurkan adalah dari makanan sumber protein hewani.

Usia

Dosis

Durasi

Sediaan

6-23 bulan

10-12,5 mg besi elemental

3 bulan berurutan per tahun

Drops/sirup

24-59 bulan

30 mg besi elemental

3 bulan berurutan per tahun

Drops/sirup/tablet

5-12 tahun

30-60 mg besi elemental

3 bulan berurutan per tahun

Tablet/kapsul

Remaja perempuan

30-60 mg besi elemental

3 bulan berurutan per tahun

Tablet/kapsul

Pemberian zat besi dari sumber makanan tentunya lebih baik dibandingkan suplementasi. Zat besi dari sumber makanan dapat mensuplai sumber zat besi heme yang penyerapannya lebih baik dibandingkan suplementasi, dan tidak dipengaruhi oleh inhibitor penyerapan besi misalnya fitat, tanin yang umumnya terkandung pada sumber nabati.

Itulah penjelasan mengenai pemberian suplemen zat besi untuk bayi. MomDad dapat mengikuti anjuran WHO apabila sedang mempertimbangkan untuk memberikan suplemen zat besi untuk bayi atau bisa berkonsultasi dengan dokter anak.


Referensi:

  1. Wirahmadi A. Perlukah suplementasi vitamin dan mineral pada bayi dan anak?. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplementasi-vitamin-dan-mineral-pada-bayi-dan-anak
  2. WHO. Guideline daily iron supplementation in adult women and adolescent girls (2016). Diunduh dari: https://www.who.int/nutrition/publications/micronutrients/guidelines/daily_iron_supp_womenandgirls.pdf?ua=1
  3. WHO. Guideline daily iron supplementation in infants and children (2016). Diunduh dari: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/204712/9789241549523_eng.pdf
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: