primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Mengenal Kurang Energi Protein (KEP), Berisiko Malnutrisi pada Anak!

Author: Annasya

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Kurang Energi Protein, KEP

Malnutrisi adalah permasalahan yang terjadi ketika anak kekurangan asupan nutrisi harian yang menyebabkan ia mengalami beberapa gejala kesehatan. Salah satu kondisi kesehatan yang terjadi pada anak yaitu malnutrisi energi protein atau KEP (Kurang Energi & Protein). Malnutrisi energi protein (MEP) adalah keadaan klinis yang terjadi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan protein dan energi, dapat karena asupan yang kurang atau kebutuhan atau keluaran yang meningkat atau keduanya secara bersama. MEP hampir selalu disertai dengan defisiensi mikronutrien. [1]


Gejala KEP

kurang energi protein (1).jpg

Gambaran klinis yang terjadi mulai dari derajat ringan sampai berat, tergantung pada gangguan keseimbangan energi yang terjadi. KEP ringan dan sedang gejala yang mungkin tampak hanya anak tampak kurus. MEP berat secara klinis terdapat dalam 3 bentuk, yaitu: kwashiorkor, marasmus dan marasmik-kwashiorkor. Pada anak dengan malnutrisi protein energi jenis marasmus, mereka tampak sangat kurus. Selain itu, rambut mereka akan tampak seperti rambut jagung, tulang-tulang di tubuh terlihat jelas, dan kulit tampak keriput.

Pada anak dengan malnutrisi protein energi jenis kwashiorkor, mereka tampak bengkak, perut membuncit, dan tungkai membesar. Mereka juga akan menunjukkan tanda-tanda seperti bercak coklat pada kulit yang mudah terkelupas dan rambut yang mudah rontok.

Sedangkan pada malnutrisi protein energi jenis campuran, gejala marasmus dan kwashiorkor muncul bersamaan. [2,3]


Penyebab Anak Alami KEP

kurang energi protein (2).jpg

Penyebab langsungnya adalah defisiensi makronutrien berupa protein baik pada masa bayi maupun setelah anak mulai MPASI dan faktor infeksi berulang. Namun secara tidak langsung, faktor lingkungan seperti kemiskinan, sanitasi, faktor sosial-budaya, kepadatan penduduk juga berpengaruh terhadap kejadian KEP. [1]

Diagnosis KEP memerlukan pemeriksaan antropometri dengan metode yang akurat. Pada anak dengan KEP ringan – sedang, anak dapat menunjukkan BB/U kurang, BB/PB kurang (diantara -3 SD hingga -2 SD, atau sering juga disebut gizi kurang), dengan PB/U pendek atau normal. Pada KEP berat tipe marasmus, dijumpai BB/U umumnya kurang atau sangat kurang, dengan BB/PB di bawah -3 SD, dan PB/U normal atau pendek, atau lingkar lengan atas < 11,5 cm pada balita usia 6-59 bulan. Pada KEP tipe kwashiorkor, karena terdapat edema atau pembengkakan di area perut dan tungkai, umumnya BB dapat bertambah karena cairan, tetapi didapatkan pitting edema pada kedua punggung kaki. [2]


Referensi:


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: