MPASI Fortifikasi Mengurangi Risiko Obesitas? Simak Faktanya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Parenthood, Article, 7-12 bulan, MPASI Fortifikasi, Obesity, Obesitas
Malnutrisi merupakan kondisi gangguan gizi yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, dapat berupa kelebihan, kekurangan gizi dan kekurangan zat gizi mikro (hidden hunger). Kekurangan gizi sudah sangat sering dibahas sebagai masalah gizi di Indonesia. Namun, masih banyak yang belum memahami bahwa kelebihan gizi juga merupakan masalah yang harus diatasi sejak dini. Lantas, bagaimana sih cara untuk mengurangi risiko obesitas pada anak? Yuk, simak penjelasan di bawah.
Pahami Obesitas sebagai Salah Satu Malnutrisi
Obesitas merupakan istilah yang digunakan untuk indeks massa tubuh yang terlalu tinggi untuk usianya. Untuk mendiagnosis obesitas, dokter dapat menggunakan kurva berat badan menurut panjang/ tinggi badan, atau menggunakan kurva indeks massa tubuh menurut usia. Bayi atau anak di bawah 5 tahun dikatakan mengalami obesitas apabila posisinya pada kurva berada di atas +3 deviasi standar.
Dampak Obesitas pada Anak
Obesitas yang terjadi pada masa anak-anak dapat berisiko tinggi untuk menjadi obesitas pada masa dewasanya nanti. Masa anak-anak adalah masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kegemukan pada masa anak menyebabkan semakin banyaknya jumlah sel otot dan tulang rangka. Sedangkan obesitas pada orang dewasa hanya terjadi pembesaran sel-sel saja, sehingga kemungkinan penurunan berat badan ke normal akan lebih mudah. Anak yang mengalami obesitas pada masanya, 75% akan menderita obesitas pula pada masa dewasanya dan berpotensi mengalami berbagai penyebab penyakit, seperti kardiovaskular dan diabetes mellitus, hingga kematian.
Selain itu, anak dengan obesitas akan mengalami penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada perut, sehingga mengganggu proses pergerakan dinding dada dan diafragma, yang mengakibatkan anak kerap mengorok saat tidur. Anak obesitas juga rentang mengalami diskriminasi sosial, seperti bullying, viktimisasi, atau pengucilan yang akan memengaruhi turunnya kepercayaan diri, kualitas hidup yang lebih rendah, dan prestasi akademik yang rendah.
Penyebab Obesitas pada Anak
Secara umum, obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan aktivitas fisik yang dilakukan. Hal ini dapat terjadi apabila asupan kalori bayi terlalu tinggi, misalnya karena mengonsumsi susu tinggi kalori atau MPASI yang kalorinya terlalu tinggi. Atau, bayi kurang bergerak. Misalnya karena terlalu sering digendong atau diletakkan di dalam stroller (kereta dorong).
Berapa pun usia bayi, MomDad harus waspada terhadap risiko obesitas. Perhatikan selalu kurva berat badan terhadap panjang atau tinggi badan atau kurva indeks massa tubuh menurut usia. Apabila polanya tampak meningkat cepat, segera renungkan, apa yang kira-kira belum benar: asupan kalori yang terlalu tinggi atau aktivitas fisik yang kurang. Apabila keduanya sudah terasa benar, namun posisi anak pada kurva tersebut terus meningkat, segera konsultasikan kepada dokter. Sebaiknya MomDad tidak menunggu sampai bayi atau anak sudah mengalami obesitas, yang ditandai dengan posisi berat badan terhadap panjang atau tinggi badan atau indeks massa tubuh menurut usia di atas +3 deviasi standar pada kurva.
Pencegahan Obesitas dengan Pemberian MPASI Tepat
Untuk mengurangi risiko obesitas pada anak, MPASI fortifikasi dapat dijadikan sebagai alternatif MPASI yang tepat. Pemberian MPASI fortifikasi adalah salah satu dari banyak intervensi kesehatan masyarakat untuk mengurangi malnutrisi mikronutrien serta buruknya pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. MPASI fortifikasi mengacu pada penambahan nutrisi yang disengaja ke dalam makanan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan nutrisi. Dalam banyak kasus, tujuan fortifikasi adalah memulihkan nutrisi yang hilang selama proses pembuatan, meningkatkan nutrisi yang hilang selama pemrosesan, meningkatkan tingkat nutrisi pada wadah makanan yang memiliki kandungan terbatas dari yang dibutuhkan, dan menambahkan nutrisi yang biasanya tidak ada dalam makanan ke dalam wadah makanan yang biasa dikonsumsi untuk tujuan tersebut, guna untuk meningkatkan asupan nutrisi tertentu.
Sebagai solusi, MomDad dapat memberikan si Kecil Promina ala Homemade yang dilengkapi dengan 11 vitamin dan 6 mineral, tinggi zat besi,zinc, omega 3 & 6, serta sumber serat . Promina ala Homemade terbuat dari beras utuh dan daging sayuran asli yang dikeringkan serta tanpa msg dan pengawet jadi aman. Promina Homemade dimasak 10 menit dan bisa tambahkan topping, sehingga mudah dikreasikan.
Nah, Promina Bubur Homemade tersedia dalam dua varian rasa, yaitu Salmon Kentang Wortel dan Ayam Brokoli Labu Kuning jadi bisa dukung eksplorasi rasa dan tekstur si Kecil. Promina Homemade untuk si Kecil berusia 8 bulan keatas.
Artikel ini telah divalidasi oleh dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Referensi:
- Löser C. Malnutrisi di rumah sakit: implikasi klinis dan ekonomi. Dtsch Arztebl Int. Desember 2010; 107 ((51–52)):911–7.
- UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI. Rekomendasi diagnosis, tata laksana, dan pencegahan obesitas pada anak dan remaja. Badan Penerbit IDAI. 2014.
- Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A. Obesitas pada Anak dan Penyakit yang Mungkin Timbul. Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 23 Mei 2022.
- Mannar MG, Sankar R. Fortifikasi mikronutrien pada makanan-alasan, penerapan dan dampak. India J Pediatr 2004; 71: 997–1002.
- Meenakshi JV, Johnson NL, Manyong VM, Degroote H, Javelosa J, dkk: Seberapa hemat biaya biofortifikasi dalam memerangi malnutrisi mikronutrien? penilaian ex ante. Pembangunan Dunia 2010; 38: 64–75.
- Ottaway PB: Fortifikasi dan Suplementasi Pangan: Aspek Teknologi, Keamanan dan Regulasi. Cambridge, Woodhead Publishing Ltd, 2008.
- Agoes S, Poppy M. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan pada Balita. Jakarta: Puspa Swara; 2003.