primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Telat Naik Tekstur Bikin Anak Lebih Sulit Menerima Variasi Makanan, Lho!

Author: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)

Topik: 1-3 Tahun, 6-12 Bulan, Nutrisi, Tips, MPASI

Periode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) memang selalu menjadi topik yang hangat dibicarakan. Pemberian MPASI haruslah mencakup empat poin utama yaitu: tepat waktu, adekuat, aman dan diberikan secara responsif. Artikel kali ini akan lebih mengkhususkan pada pembahasan terkait tekstur, kapan waktu yang tepat untuk memperkenalkan berbagai tekstur makanan pada bayi, dan dampak apabila kita terlambat memperkenalkan tekstur. Yuk, simak infonya, MomDad!

Periode kritis

Periode kritis memperkenalkan makan pada bayi adalah pada usia 6-9 bulan. Pada masa itu bayi perlu diperkenalkan pada berbagai rasa dan tekstur makanan. Keterlambatan pengenalan rasa dan tekstur ini akan berisiko mengakibatkan masalah makan di kemudian hari, seperti misalnya anak hanya mau makan rasa atau tekstur tertentu. Ada suatu penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang diperkenalkan makanan bertekstur setengah padat di atas usia 9 bulan ternyata mengonsumsi lebih sedikit variasi makanan pada usia 7 tahun, termasuk buah dan sayuran, dibandingkan anak yang dikenalkan makanan bertekstur setengah padat pada usia 6-9 bulan. Tak hanya itu, masalah makan juga lebih banyak dijumpai pada usia 15 bulan dan 7 tahun pada anak yang diperkenalkan makanan bertekstur setengah padat di atas usia 9 bulan.

Lantas, tekstur seperti apa yang dianjurkan dikonsumsi anak sesuai usia perkembangannya?

Kemampuan seorang anak untuk makan dipengaruhi oleh perkembangan oromotornya (perkembangan kemampuan otot-otot mulut dan sekitarnya), selain, tentu saja, perkembangan fisik seperti kemampuan anak untuk duduk sendiri dan untuk mempertahankan leher tetap tegak. Dalam tahun pertama kehidupannya, seorang anak akan mengalami perkembangan fisik dan neurologis yang meningkatkan kemampuannya untuk makan makanan dengan tekstur yang semakin padat (dari cair, makanan bertekstur lunak sampai keras).

Saat lahir, kemampuan makan seorang bayi hanya memerlukan refleks hisap dan telan saat ia memproses ASI atau susu yang masuk ke dalam mulutnya. Pada usia 4-6 bulan, seorang bayi dengan perkembangan normal akan mampu untuk duduk dengan bantuan dan mempertahankan leher tetap tegak. Seiring dengan perluasan rongga mulut dan pergerakan lidah yang semakin kompleks, anak di usia ini akan mampu menelan atau melepehkan makanan.

Pada usia 6-9 bulan, seorang anak dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya, dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental, duduk sendiri tanpa bantuan, dan seiring dengan pertumbuhan gigi seri depan, bayi mulai dapat melakukan gerakan memotong makanan atau menggigit.

Tekstur

Tekstur yang direkomendasikan diberikan pada rentang usia 6-9 bulan adalah makanan yang dihaluskan hingga menjadi bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan (mashed). Tekstur ini kemudian dapat ditingkatkan menjadi bubur saring halus, dan kemudian, bubur saring kasar.

Pada usia 9-12 bulan, anak sudah dapat merapatkan bibir ketika disuapi sehingga ia dapat membersihkan makanan yang ada di sendok. Ia juga sudah dapat menggigit makanan dengan tekstur yang lebih keras. Tekstur yang dianjurkan pada usia ini adalah cincang halus (minced), cincang kasar (chopped), atau makanan yang dapat dipegang anak (finger foods).

Ketika mencapai usia 12-24 bulan, seorang anak dapat beradaptasi dengan segala macam bentuk makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna. Kemunculan gigi geraham pertama pada usia sekitar 12-18 bulan meningkatkan kemampuan anak mengunyah dan “mengaduk” makanan di dalam mulutnya. Pada usia ini seorang anak seharusnya sudah dapat mengonsumsi makanan keluarga dengan tekstur yang disesuaikan, misalnya diberikan potongan ayam kecil atau suwir kecil, atau makanan yang dicincang seperlunya.

MomDad dapat meningkatkan tekstur secara bertahap dengan melihat penerimaan dan kemampuan si Kecil. Misalnya, saat akan menaikkan tekstur, dapat dicoba makan untuk 1-2 suapan pertama. Jika si Kecil tampak dapat menerima tekstur baru, maka sisa makanan untuk saat itu dapat diteruskan dengan tekstur baru. Namun apabila ia tampak kesulitan dan selalu memuntahkan tekstur yang lebih kasar, maka MomDad dapat memberikan tekstur yang lebih halus, dan mencoba lagi di lain waktu.

Yuk MomDad, perkenalkan bayi kita dengan berbagai tekstur sesuai usianya, untuk mencegah masalah makan di kemudian hari!

MomDad bisa temukan berbagai konten informatif lainnya di @official.primaku di Instagram. Jangan lupa follow, ya!

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bahan Bacaan:

  1. Hollis JL, Crozier SR, Inskip HM, Cooper C, Godfrey KM, Robinson SM; Southampton Women’s Survey Study Group. Age at introduction of solid foods and feeding difficulties in child. hood: findings from the Southampton Women's Survey. Br J Nutr. 2016 Aug;116(4):743-50.
  2. Boulanger AM, Vernet M. Introduction of new food textures during complementary feeding: Observations in France. 2018:25. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0929693X17304700
  3. Delayed introduction of lumpy foods to children during the complementary feeding period affects child's food acceptance and feeding at 7 years of age.
  4. https://www.researchgate.net/publication/23930721_Delayed_introduction_of_lumpy_foods_to_children_during_the_complementary_feeding_period_affects_child's_food_acceptance_and_feeding_at_7_years_of_age
  5. Booklet Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI). UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik. IDAI 2018
  6. https://www.researchgate.net/publication/23930721_Delayed_introduction_of_lumpy_foods_to_children_during_the_complementary_feeding_period_affects_child's_food_acceptance_and_feeding_at_7_years_of_age
  7. Hollis JL, Crozier SR, Inskip HM, Cooper C, Godfrey KM, Robinson SM; Southampton Women’s Survey Study Group. Age at introduction of solid foods and feeding difficulties in childhood: findings from the Southampton Women's Survey. Br J Nutr. 2016 Aug;116(4):743-50. doi: 10.1017/S0007114516002531. Epub 2016 Jun 30. PMID: 27356464; PMCID: PMC4967354.
  8. https://www.dispensaire.ca/en/posts/risks-introducing-complementary-foods-late/




familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
cover
Mitos dan Fakta Seputar Anak Bilingual, Benarkah Akan Telat ...
6 Jan 2022
cover
Ini Risiko Jika Bayi Telat Dikenalkan Makanan Bertekstur
19 Okt 2022
cover
Anak Bilingual Berisiko Telat Bicara?
1 Sep 2023
cover
Hati-hati Telat Penanganan, Ini Gejala Awal Demam Berdarah y...
21 Jun 2024
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: