Tips memilih snack sehat anak usia sekolah
Author: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A, Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D (editor)
Topik: Nutrisi, 7-12 Tahun, 12-18 Tahun
Usia sekolah (6-18 tahun) adalah waktu yang penting untuk membangun kebiasaan makan sehat pada anak. Anak usia sekolah biasanya membutuhkan 5 kali jadwal makan yang terdiri dari 3 kali makan besar, dan dua jadwal snack/kudapan. Pada kurun waktu ini, seorang anak akan membentuk preferensi makanannya, yang akan dibawanya sampai dewasa. Pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit tidak menular di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, hipertensi, serta penyakit jantung dan pembuluh darah .
Pembentukan pola makan di usia ini sangat rentan dipengaruhi oleh lingkungan, seperti tontonan, iklan di media elektronik, dan pengaruh teman sebaya. Orangtua berperan penting dalam membantu anak memilih jenis makanan bergizi, kaya nutrisi, dan sehat. Lantas apa yang perlu diperhatikan dalam memilih snack sehat untuk anak?
1. Pilihlah snack yang rendah gula, garam dan lemak
Biasakan untuk membaca label makanan pada kemasan, dan pilih makanan dengan kadar lemak tidak lebih dari 30%, serta dengan kandungan gula dan garam yang terendah. Institute of Medicine (IOM) memberikan batas maksimal konsumsi garam (natrium) pada anak yaitu 1900 mg/hari untuk usia 4-8 tahun, 2200 mg/hari usia 9-13 tahun, 2300 mg/hari untuk 14-18 tahun (1 sendok teh garam dapur mengandung 2300 mg natrium).
WHO telah merekomendasikan asupan gula tidak melebihi 10% total energi harian, sementara American Heart Association merekomendasikan batas maksimal gula untuk anak usia 2-18 tahun sebesar sekitar 25 gram atau 6 sendok teh gula (1 sendok teh gula mengandung 4 g gula setara dengan 16 kalori).
2. Pilihlah snack yang aman, disiapkan secara higienis, dan tidak berbau masam/menyengat
Orangtua dapat mengajarkan anak untuk tidak jajan di tempat yang berdekatan dengan tempat sampah, got atau makanan yang dijual di trotoar yang dapat terkontaminasi debu dan asap kendaraan bermotor. Apalagi bila makanan tersebut tidak tertutup.
3. Cek tanggal kadaluarsa snack komersial dalam kemasan
4. Hindari snack yang berwarna terlalu cerah, berbau tajam, dan terlalu asin/manis
5. Tingkatkan konsumsi makanan berserat, misalnya snack yang berasal dari buah, kacang-kacangan, sayuran dan umbi-umbian.
6. Cukupi kebutuhan air, hindari minuman ringan dengan kadar gula tinggi seperti minuman bersoda atau jus buah dengan pemanis tambahan.
7. Batasi minuman seperti jus buah, produk susu dengan pemanis tambahan, yogurt, smoothies satu gelas sehari, dan sebaiknya diberikan pada waktu makan.
Orangtua dapat membantu anak memiliki pola makan sehat dengan menyediakan snack sehat di rumah maupun sebagai bekal ke sekolah. Penting bagi orangtua untuk tidak membiasakan anak memakan makanan tinggi kalori yang minim zat gizi seperti permen, makanan ringan, dan coklat batang. Pemberian sesekali dapat diperbolehkan, namun apabila terlalu sering dapat menurunkan minat anak untuk memakan makanan yang lebih bergizi, meningkatkan risiko overweight dan obesitas saat dewasa, serta meningkatkan risiko karies gigi.
Daftar bacaan:
- Jagadish C Das, Fast Food Consumption in Children: A Review Med Clin Rev. 2015, 1:1. doi: 10.21767/2471-299X.1000001
- Pratita W. Choosing healthy snacks for school age children. Dipresentasikan dalam webinar IDAI: Nutrition for preschool and school aged children. 13 November 2020.
- Suanne KC. How children develop unhealthy food preferences. https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/How-Children-Develop-Unhealthy-Food-Preferences.aspx
- https://www.who.int/publications/i/item/9789241549028
- https://kidshealth.org/en/parents/snacking.html
- https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/sugar/sugar-recommendation-healthy-kids-and-teens-infographic