Meta PixelA to Z: Perawatan Tepat Bayi Baru Lahir<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

A to Z: Perawatan Tepat Bayi Baru Lahir

Author: Dhia Priyanka

24 Nov 2022

Topik: Article, 0-6 Bulan, Bayi Newborn

Setiap orang tua pasti pernah punya pengalaman pertama saat merawat bayi newborn. Ada yang mempelajari perawatan bayi newborn dari buku, teman, atau bahkan internet. Nah, untuk mempermudah MomDad dalam merawat si Kecil, yuk simak rangkuman perawatan tepat bayi baru lahir di bawah!

1. Tali pusat

istockphoto-155280390-612x612.jpg

Saat memandikan bayi dengan tali pusat yang belum puput (lepas), baik hanya dengan membasahi tubuh bayi dengan kain basah, atau dengan memandikan bayi di bak mandi bayi, tali pusat harus dikeringkan setelahnya dengan kain atau handuk halus yang bersih. Jaga tali pusat tetap kering dan bersih.

Jika bayi menggunakan popok atau diapers, lipatlah bagian atasnya hingga terletak di bawah tali pusat agar tidak terkena urin. Pastikan tali pusat tidak berada dalam kondisi lembap karena tertutup popok. Hindari mengaplikasikan apapun di tali pusat, seperti abu atau produk herbal yang biasanya berkaitan dengan kepercayaan atau budaya setempat, karena berisiko menyebabkan kontaminasi bakteri patogen (bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi pada tali pusat).

Pada saat tali pusat lepas, orang tua mungkin menemukan sedikit bercak darah di baju atau popok yang menempel dengan lokasi tali pusat. Ini merupakan hal yang normal. Namun, apabila perdarahan itu tidak kunjung berhenti, segera konsultasikan dengan dokter. Jika tali pusat menunjukkan warna kemerahan, berbau menyengat, dan mengeluarkan nanah, tandanya telah terjadi infeksi pada tali pusat. Maka, orang tua harus segera membawa anak ke dokter karena infeksi pada tali pusat dapat mengakibatkan sakit yang serius.

2. Memandikan bayi

istockphoto-1366906357-612x612.jpg

Untuk menjaga bayi agar tetap aman, pastikan untuk selalu memperhatikan bayi saat memandikannya. Soalnya, baik air atau sabun bisa saja masuk ke mata, mulut, atau saluran napas si kecil jika tidak berhati-hati.

Selain itu, pastikan MomDad menggunakan air dengan suhu hangat dan menghindari suhu ekstrem saat memandikannya. MomDad bisa terlebih dahulu memasukkan air panas, kemudian secara bertahap memasukkan air dingin hingga suhu dirasa pas untuk si kecil.

Untuk mengukur seberapa pas suhu yang digunakan, MomDad dapat mengukurnya menggunakan punggung tangan atau siku untuk memastikan apakah suhunya sudah pas untuk memandikan bayi.

3. Membersihkan kemaluan dan bokong bayi

istockphoto-1047984676-612x612.jpg

Hal terpenting yang perlu diperhatikan saat membersihkan organ intim bayi adalah hindari mengusapnya dengan cara kasar dan segera bersihkan setiap kali si kecil buang air besar atau kecil. Organ intim bayi juga dapat dibersihkan menggunakan kapas yang dibasahi dengan air bersih. Air yang digunakan tidak perlu dalam kondisi hangat, MomDad bisa menggunakan air dengan suhu ruang.

Saat membersihkan organ intim bayi, usaplah dari arah depan ke belakang, artinya dimulai dari uretra ke arah anus. MomDad jangan pernah membersihkan dengan arah sebaliknya, supaya bakteri dari anus tidak terbawa ke saluran kemih dan berisiko menimbulkan infeksi saluran kemih.

4. Kandungan skin care yang aman

istockphoto-1222187680-612x612.jpg

Kulit bayi masih sangat sensitif. Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk mengetahui kandungan skin care apa saja yang sebaiknya dihindari, antara lain:

  • Fragrance atau wewangian

Produk dengan kandungan fragrance atau wewangian bisa memicu alergi, dermatitis, hingga masalah pernapasan.

  • Paraben

Paraben digunakan secara luas sebagai preservatif atau bahan pengawet dalam sabun mandi, sampo, pembersih wajah, dan deodoran. Namun, paraben dapat memicu iritasi dan alergi pada anak-anak.

  • Formaldehyde

Bahan satu ini biasa digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Namun, formaldehyde juga bisa memicu alergi dan iritasi, bahkan berbahaya bagi sistem imun.

  • Sodium lauryl sulfate (SLS)/Sodium laureth sulfate (SLES)

Lebih dari 90 persen produk sabun mandi dan sampo bayi mengandung sulfat. Hati-hati, sebab SLS dapat mengiritasi mata, kulit, dan paru-paru. Bahan ini terkadang juga tidak cocok dengan bahan kimia lain yang terdapat dalam suatu produk.

  • Pewarna buatan

Kerap diberi label FD&C atau D&C, pewarna buatan dihasilkan dari petroleum atau batu bara yang bisa mengiritasi anak, bahkan menimbulkan alergi.

  • Propylene glycol

Biasa ditemukan dalam produk pelembap dan tabir surya, bahan ini merupakan alkohol organik yang digunakan untuk mengondisikan kulit. Namun, bahan ini juga bisa menyebabkan dermatitis dan gatal-gatal, walaupun konsentrasinya tidak sampai dua persen.

  • Sunscreen kimia

Bahan-bahan kimiawi yang terkandung dalam produk sunscreen, seperti benzophenone, avobenzone, PABA, homosalate, dan methoxycinnamate. Bahan-bahan tersebut biasanya bekerja sebagai agen yang menyerap sinar UV, namun seberapa besar penyerapannya tidak diketahui. Pilihlah sunscreen yang sifatnya physical sunscreen dengan kandungan zinc atau titanium.

5. Pemakaian popok

istockphoto-1338262969-612x612.jpg

Baik sebelum dan sesudah mengganti popok, pastikan MomDad mencuci tangan, ya. Banyak MomDad yang lebih sering lupa untuk mencuci tangan sebelum mengganti popok. Dengan demikian, ini akan mempercepat penyebaran virus dan penyakit melalui tangan kepada bayi. Sebab, tangan kita merupakan sarana penular penyakit yang paling efektif. 

MomDad juga perlu tahu durasi penggunaan diapers per kali pemakaian adalah sekitar 4 jam atau lebih sering apabila bayi BAB. Penggunaan diapers yang terlalu lama berpotensi menyebabkan iritasi kulit hingga infeksi saluran kemih. Selain itu, pastikan ukuran popok sesuai dengan si Kecil. Pasalnya, apabila popok terlalu kecil ataupun terlalu besar, ini akan membuatnya lebih mudah bocor ataupun membuat kaki si Kecil lebih kaku akibat diaper yang terlalu ketat. 

6. Perlukah sarung tangan?

istockphoto-1367707704-612x612.jpg

Anggapan bayi kedinginan jika tidak mengenakan sarung tangan biasanya karena orang tua kerap menemukan bercak kebiruan di tangan dan kaki bayi. Sebenarnya bercak kebiruan ini merupakan hal yang wajar terjadi pada bayi cukup bulan yang sehat. Sensasi dingin juga tidak mengganggu bayi.

Jika MomDad khawatir bayi akan mencakar wajahnya sendiri jika tak menggunakan sarung tangan, maka MomDad bisa menggunting kukunya sebelum panjang untuk mencegah hal itu terjadi. Banyak rumah sakit yang kini tidak merekomendasikan penggunaan sarung tangan, lho! Jadi, MomDad tidak perlu terkejut jika mendapatkan saran ini, ya.

Selain itu, berikut ini beberapa alasan mengapa tidak perlu memakaikan sarung tangan pada bayi baru lahir:

  • Bayi menggunakan tangannya untuk menenangkan diri. Di dalam rahim, bayi sudah menggunakan tangan untuk menenangkan diri sehingga bila setelah lahir tangan ditutup dengan sarung tangan, bayi dapat menjadi jengkel dan akhirnya rewel.
  • Sarung tangan memiliki ukuran kecil dan mudah terlepas.
  • Sarung tangan menghalangi bayi untuk mendapatkan rangsang taktil.
  • Bila sarung tangan memiliki hiasan berbentuk bulat dan kecil, bisa berpotensi tertelan atau membuat bayi tersedak.

Lalu, apakah bayi benar-benar tidak boleh menggunakan sarung tangan? Jawabannya boleh-boleh saja, asalkan tidak sepanjang waktu. 

Nah, itu dia A to Z perawatan bayi newborn yang perlu MomDad ketahui. Yuk, ingat dan praktikkan agar si Kecil mendapat perawatan yang tepat.

Pastikan MomDad membaca dan memahami penjelasan di atas ya, agar bisa menjawab Kuis dengan benar. Good luck, MomDad!

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD