Mengenal Metode Montessori untuk Anak Usia Dini

Setiap orang tua pasti mau anaknya mendapatkan sekolah yang terbaik. Mengingat sekolah merupakan kebutuhan yang sangat penting dipenuhi, orang tua juga perlu cermat dalam memilih sekolah yang akan menjadi tempat anak menuntut ilmu.

Saat ini, banyak sekolah dengan standar pendidikan dengan kualitas baik, salah satunya menggunakan metode montessori. Metode ini mengoptimalkan pengajaran yang memfokuskan pada kebebasan anak dalam melakukan berbagai aktivitas. Untuk lebih lengkapnya, yuk mengenal lebih jauh tentang metode montessori!

Apa itu montessori?

Metode montessori merupakan sebuah sistem pendidikan yang membantu setiap anak meraih potensinya di semua bidang dengan fokus pada pembelajaran langsung. Montessori mampu diterapkan oleh seluruh orang tua di rumah, terutama untuk usia prasekolah dan sekolah dasar (SD).  Metode montessori sendiri dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori yang terbukti sukses diterapkan di berbagai negara dengan kultur yang berbeda-beda. Ia merupakan seorang pendidik, dokter, sekaligus psikolog yang berasal dari Italia.

Ciri khas metode montessori

Metode montessori bertujuan sebagai pengantar agar anak-anak dapat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan persiapan matang dimulai dari usia prasekolah. Ciri khas metode ini adalah adanya penekanan terhadap aktivitas penekanan diri pada anak.

Sementara, guru berfungsi sebagai fasilitator atau sebagai pendamping. Pada dasarnya, metode pendidikan montessori hampir serupa dengan metode reguler yang masih melibatkan anak-anak dan guru. Namun, di sekolah reguler umumnya berdasarkan kurikulum yang mengajarkan anak mengerti semua hal yang diajarkan, sementara montessori menerapkan pengajaran yang membuat anak mandiri.

Lima bidang utama montessori

Untuk anak usia dini, umumnya metode montessori terdiri dari lima bidang utama yakni:

1. Kemampuan berbahasa (Language)

Anak-anak dilatih untuk berkomunikasi di hadapan orang banyak. Misalnya, dengan bercerita atau mempresentasikan tema tertentu di depan kelas. Anak-anak juga akan diperkenalkan dengan berbagai huruf melalui permainan sehingga mereka tidak merasa ‘dipaksa’ untuk belajar.

2. Matematika (Mathematics)

Matematika mencakup belajar dengan mengenal bentuk, ukuran besar atau kecil, angka, dan sebagainya. Umumnya anak-anak diajarkan melalui permainan dan lagu atau dengan konsep permainan puzzle. 

3. Budaya (Culture)

Anak-anak juga diajarkan mengenai budaya dengan tujuan agar mereka bisa menyesuaikan diri dengan adab yang berlaku. Misalnya saja dengan belajar sopan santun, tata krama, mengantri, dan kebaikan lainnya. Selain itu, anak-anak juga akan tahu bagaimana cara meminta maaf, berterima kasih, dan meminta tolong ketika berada di lingkungan.

4. Sensorik (Sensorial)

Di sekolah bermetode montessori, anak-anak diperkenalkan dengan permainan yang melatih indra sensorik, misalnya bermain pasir. Dengan permainan ini, anak-anak dilatih gerak motorik halusnya untuk perkembangan sensorik mereka.

5. Kehidupan sehari-hari (Practical life)

Anak-anak diajarkan caranya untuk menjadi mandiri, misalnya memakai kaos kaki, sepatu, dan baju sendiri. Mereka juga diajarkan untuk memegang piring dan gelas layaknya orang dewasa. 

Secara keseluruhan, metode montessori membantu anak-anak dalam mengembangkan intelektual, psikomotor, dan afektif yang ada pada diri mereka. Metode yang diajarkan pun lebih optimal karena melalui permainan yang disukai anak.

Diharapkan metode montessori bisa mengajarkan anak melakukan kebiasan-kebiasan yang dilakukan sehari-hari dengan mandiri. Kelihatannya metode pendidikan ini bebas dan tidak beraturan, namun pelajaran yang diajarkan memiliki artian dan tujuan pendidikan tertentu yang bisa dipilih anak sesuai dengan kegemarannya dan usianya.

Nah, itu dia beberapa hal yang diajarkan melalui metode montessori. Apakah MomDad mulai tertarik mendidik anak dengan metode ini? 

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai tumbuh kembang anak, jangan lupa ikuti akun Instagram @official.primaku dan baca artikel menarik lainnya di aplikasi PrimaKu, ya!