
Cara Jitu Mengatur Keuangan dengan Metode 50-30-20
28 Mei 2022
Author: Annasya
1 Des 2023
Topik: Metode Time Out, Tipe Parenting, Parenting, Parenting Lifestyle
Time out sejatinya adalah waktu yang diberikan kepada anak dimana seorang anak akan dipindahkan sementara dari situasi atau lingkungan yang memberikan stimulasi berlebih, yang mengakibatkan timbulnya perilaku menantang, seperti agresi. Konsep ini awalnya berkembang pada tahun 1960 sebagai alternatif spanking (memukul) dan beberapa bentuk hukuman fisik dalam hal mendisiplinkan anak [1].
Waktu Penerapan Time Out
Ketika anak menunjukkan perilaku menantang seperti sengaja membangkang, agresi (memukul), atau merusak benda-benda, maka MomDad dapat memberikan waktu dan ruang yang diperlukan untuk menenangkan otak anak yang sedang dalam kondisi “overstimulasi” oleh emosinya, sehingga ia (saat itu) tidak dapat membuat pilihan positif atas perilakunya. Jeda sejenak (time out) ini memberikan kesempatan anak untuk menenangkan diri, sehingga mereka dapat masuk kembali ke situasi dan atau interaksi “menantang” dengan lebih baik. Hal ini juga merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki ketika ia dewasa [1]. MomDad juga perlu mempertimbangkan apakah dengan tidak memberikan time out, orang tua akan lebih tidak terprediksi, misalnya tetap tenang dan mengoreksi anak beberapa saat, namun meledak dan berteriak kepada anak ketika kesabaran sudah habis [1]. Riset menunjukkan secara konsisten bahwa metode disiplin keras berkaitan dengan timbulnya masalah kesehatan mental pada anak-anak [5].
Manfaat Time Out
Metode time out memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak lho, di antaranya:
1. Memberikan ruang dan waktu untuk ia dapat menenangkan diri dan emosinya
Penting diingat bahwa time out yang diteliti dan disarankan adalah time out yang bersifat singkat, jarang, memberikan jeda dari interaksi tertentu, dan diikuti oleh umpan balik positif dan koneksi dengan MomDad. Hal ini dapat berupa memberikan time out agar MomDad dan anak dapat mengatur napas dan emosi sejenak agar terhindar dari perilaku agresif seperti melempar barang, memukul, berteriak, dan lain sebagainya sehingga bisa berinteraksi dalam kondisi lebih tenang, dan bukannya menghukum anak dengan mengurung anak di kamar lalu meninggalkannya sendirian.
2. Memperbaiki perilaku anak, terutama yang berusia 3-7 tahun
Berbagai riset menunjukkan time out menurunkan intensitas sibling fighting, mengurangi perilaku membangkang, dan mengurangi frekuensi agresi dan perilaku merusak properti[2,3].
3. Anak tidak rentan merasa cemas dan depresi
Riset tahun 2020 juga menunjukkan bahwa time out tidak menyebabkan anak lebih rentan mengalami ansietas (perasaan cemas), depresi, perilaku membangkan, atau kesulitan mengendalikan diri serta tidak menghambat kreativitas anak[4].
Durasi Time Out
Ketika ingin menggunakan time out, MomDad dapat memberitahu anak terlebih dahulu, tetap tenang, dan menggunakan time out secara konsisten dan prediktabel, serta menindaklanjuti dengan positive reunion (dengan empati, koneksi dan validasi emosi) setelahnya. Durasi akan sangat bergantung pada situasi dan tingkat emosi anak saat time out dilakukan[1].
Nah, itu dia penjelasan dari metode time out. Semoga informasi di atas bisa membantu MomDad dalam mendidik si Kecil ya!
Referensi:
28 Mei 2022
29 Mei 2022
15 Jun 2022
15 Agu 2022