Perbedaan Bakteri Baik di Usus pada Bayi Lahir Caesar & Normal
Author: Andini Aprilliana
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Melahirkan, Normal, Caesar, Bakteri Baik
Pada saluran cerna terdapat sekumpulan bakteri baik yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Namun, tahukah MomDad? Jumlah bakteri baik di saluran cerna bayi baru lahir bisa berbeda, tergantung bagaimana cara bayi tersebut dilahirkan. Nah, metode persalinan ini ternyata berpengaruh terhadap kesehatan jangka panjang bayi. Mau tau penjelasannya secara lebih lanjut? Yuk, baca artikel ini hingga akhir.
Apa yang Membedakan Kelahiran Normal & Caesar?
Sumber: Shutterstock
Pada usus, terdapat koloni berbagai jenis bakteri yang terlibat langsung dalam proses pencernaan. Diperkirakan terdapat sekitar 1.000 sampai 1.500 spesies bakteri yang tinggal di dalam usus manusia. Koloni ini hidup secara kolektif dan disebut sebagai mikrobiota usus. Sejak lahir, berbagai faktor (luar dan dalam) memengaruhi perkembangan komposisi mikrobiota usus manusia [1], salah satunya metode persalinan.
Ketika bayi lahir normal, ia akan terpapar bakteri baik lewat jalur lahirnya (vagina). Nah, bakteri tersebut kemudian akan masuk ke usus bayi, lalu membentuk mikrobioma (sekumpulan bakteri baik) khas yang berperan penting bagi daya tahan tubuh. Sayangnya, bayi yang lahir melalui metode caesar tidak mendapatkan paparan bakteri baik, sehingga mikrobioma mereka rendah dibanding bayi yang lahir melalui vagina [2].
Penelitian lain menunjukkan bahwa perbedaan metode persalinan ini ternyata juga berdampak bagi kesehatan anak jangka panjang. Pada bayi lahir caesar, mereka lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan seperti asma, gangguan jaringan ikat sistemik, penyakit radang usus, defisiensi imun, dan leukemia [3]. Selain itu, persalinan caesar juga meningkatkan risiko rinitis alergi, tetapi tidak dengan dermatitis atopik. [4]
Manfaat Bakteri Baik Usus bagi Kesehatan Tubuh
Sumber: Shutterstock
Bakteri baik punya beberapa manfaat, antara lain: [5]
- Berkompetisi dengan bakteri merugikan dengan cara menempel pada dinding saluran cerna dan selanjutnya berkembang biak.
- Menghasilkan asam yang menyebabkan lingkungan saluran cerna menjadi asam. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan bakteri merugikan.
- Menghasilkan zat yang mempunyai efek mematikan bakteri merugikan.
- Mengaktivasi sistem kekebalan tubuh
Saluran cerna merupakan satu-satunya pintu masuk nutrisi. Jika saluran cernanya sehat, maka penyerapan nutrisi anak pun jadi optimal. [6] Sekitar 80% sel yang menghasilkan antibodi ada di saluran cerna, sehingga jika saluran cernanya sehat artinya imunitasnya kuat. [7]
Well, apa pun metode persalinannya, semua ibu tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Metode persalinan caesar memang dapat memengaruhi gut dysbiosis (disbiosis usus) alias ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan manusia. Lantas, apakah bayi yang lahir caesar tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal? Jawabannya, bisa.
Sebagai solusinya, lakukan inisiasi menyusui dini (IMD) setidaknya selama 1 jam setelah bayi dilahirkan. Kemudian, penting bagi Mom untuk senantiasa memberikan si Kecil ASI secara eksklusif selama 6 bulan, lalu dilanjutkan dengan MPASI, dan teruskan ASI hingga anak berusia 2 tahun.
Terus berikan ASI, karena ASI adalah nutrisi terbaik bagi anak. ASI merupakan sumber nutrisi utama & yang terbaik untuk bayi. Selain makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein, ASI juga mengandung mikronutrien seperti vitamin dan mineral. [8] Menariknya lagi, ASI juga mengandung Sinbiotik, yaitu kombinasi dari probiotik & prebiotik yang berkontribusi dalam menjaga keseimbangan bakteri baik di usus si Kecil untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. [9]
Pastikan si Kecil terus mendapatkan ASI agar tumbuh kembangnya optimal ya, MomDad!
Referensi:
- Pramudita A. Mengenal Bakteri Usus dan Kaitannya dengan Kesehatan Jantung. yankes.kemkes.go.id. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta. 30 Juli 2021. [Diakses pada tanggal 5 April 2023]. Tersedia pada: https://yankes.kemkes.go.id/artikel/detail/mengenal-bakteri-usus-dan-kaitannya-dengan-kesehatan-jantung.
- Ege MJ. Long-term infant outcomes and the Hygiene Hypothesis: a review of current knowledge and future prospects. The Journal of Allergy and Clinical Immunology. 2011 Jul;128(1):3-11.e4. https://doi.org/10.1016/j.jaci.2011.05.008. PMID: 21703583; PMCID: PMC3110651.
- Sevelsted, A., Stokholm, J., Bønnelykke, K., & Bisgaard, H. (2015). Cesarean Section and Chronic Immune Disorders. Pediatrics, 135(1), e92-e98. https://doi.org/10.1542/peds.2014-0596
- Renz-Polster H, David MR, Buist AS, et al. Caesarean section delivery and the risk of allergic disorders in childhood. Clin Exp Allergy. 2005;35(11):1466–72. Yang diakses dari ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3110651/#R46
- Hegar B. Peran Mikroflora Saluran Cerna pada Kesehatan Anak. Jurnal Kedokteran Indonesia (Indonesian Journal of Medicine). 2016 Nov 30;5:144-149. [Diakses pada tanggal 5 April 2023]. Tersedia pada: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/peran-mikroflora-saluran-cerna-pada-kesehatan-anak.
- Zhang, C., Li, L., Jin, B., Xu, X., Zuo, X., Li, Y., & Zhen, Z. (2021). The Effects of Delivery Mode on The Gut Microbiota and Health: state of art. Frontiers in Cellular and Infection Microbiology, 11, 619253. https://doi.org/10.3389/fmicb.2021.724449
- Soedarmo SP. Air Susu Ibu dan Kesehatan Saluran Cerna. Jurnal Kedokteran Indonesia (Indonesian Journal of Medicine). 2011 Des;2:115-119. [Diakses pada tanggal 5 April 2023]. Tersedia pada: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/air-susu-ibu-dan-kesehatan-saluran-cerna.
- Tim Redaksi IDAI. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. [Diakses pada tanggal 5 April 2023]. Tersedia pada: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/nilai-nutrisi-air-susu-ibu.
- Kim G, Bae J. From Short- to Long-Term Effects of C-Section Delivery on Microbiome Establishment and Host Health. Journal of Microbiology (Seoul, Korea). 2021 Oct;59(10):885-893. doi: 10.1007/s12275-021-1147-4. PMID: 34664116; PMCID: PMC8537978. [Diakses pada tanggal 5 April 2023]. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8537978/.