
Tips Mempersiapkan Mudik pada Anak
29 Jan 2018
Author: Fauziah Sabtuanisa
11 Agu 2022
Topik: Gendongan, M-Shape
Menggendong dengan posisi M-shape menjadi salah satu cara menggendong si Kecil yang paling banyak praktikan saat ini. Tidak hanya mudah, gendongan M-shape juga dikatakan aman untuk bayi. Namun, apakah benar cara menggendong ini direkomendasikan untuk si Kecil? Lalu, bagaimana cara menggendong M-shape yang baik untuk si Kecil?
Usia yang dianjurkan untuk menggendong M-shape
Posisi M-shape adalah posisi yang paling menyerupai posisi janin di dalam rahim. Posisi ini merupakan posisi yang direkomendasikan oleh International Hip Dysplasia Institute (IHDI) untuk menggendong bayi, terutama dalam 6 bulan pertama kehidupannya.
MomDad nggak perlu khawatir, sebab menggendong dengan posisi M-shape ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan. Bahkan, posisi ini disebut-sebut sangat alamiah untuk si Kecil.
Cara aman menggendong M-shape
Walaupun dianggap aman dan direkomendasikan, MomDad juga perlu tahu cara menggendong dengan posisi M-shape ini, antara lain:
MomDad juga perlu tahu, bahwa sendi-sendi pada bayi baru lahir masih relatif lentur dan masih mudah bergeser dari posisinya. Sendi panggul yang berbentuk ball and socket (bola dan kantong) akan berkembang optimal pada posisi panggul yang benar, yaitu seperti posisi alamiahnya di dalam rahim atau M-shape.
Selain itu, sebaiknya hindari membedong si Kecil terlalu ketat. Sebab, membedong terlalu ketat dalam posisi siap grak akan menempatkan tungkai si Kecil dalam posisi lurus dan tidaklah alamiah. Posisi ini mengakibatkan keluarnya bola sendi panggul dari kantongnya dan dapat memengaruhi bentuk kantong. Nah, kondisi inilah disebut sebagai displasia panggul atau hip dysplasia.
Displasia panggul atau hip dysplasia memiliki risiko paling tinggi terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan si Kecil. Nah, pada saat ia belum bisa berjalan, posisi ini sering tidak menimbulkan gejala.
Namun, setelah anak berjalan, akan tampak ketidaknormalan pada caranya berjalan. Bila tidak ditangani dengan baik, sendi tersebut akan mudah rusak dan menimbulkan nyeri saat si Kecil tumbuh dewasa.
Referensi:
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.