Tips Memilih Gendongan yang Aman untuk Si Kecil
Author: Tamara Rosa
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso Sp.A
Topik: Gendongan, Tips
Setiap bayi memiliki naluri untuk selalu berada dekat dengan ibunya. Gendongan pun menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap MomDad yang memiliki bayi karena dapat membuat bayi selalu berada dekat dengan ibu. Namun, dalam memilih gendongan MomDad pun harus selalu selektif karena gendongan yang tidak cocok beresiko membuat membuat si Kecil cedera; seringkali karena jatuh. Nah, gimana sih cara memilih gendongan yang aman untuk si Kecil?
Tipe gendongan
Gendongan bayi memiliki beberapa tipe yang harus Mom ketahui, antara lain:
- Baby carrier yang digunakan di depan tubuh ibu.
- Baby sling yang berbentuk seperti kantung dan digantungkan pada bahu ibu.
- Backpack yang biasanya lebih memiliki “struktur” untuk bayi yang lebih besar.
Tips memilih gendongan bayi
Untuk memilih gendongan yang tepat untuk si Kecil, ada beberapa hal yang harus MomDad perhatikan, seperti:
- Dari faktor keamanan, gendongan harus memiliki tali pengaman untuk mencegah bayi terjatuh/merosot atau merangkak ke luar gendongan, sandaran kepala harus kokoh dan diberi bantalan untuk meredakan benturan. Selain itu, gendongan harus disesuaikan dengan berat badan dan ukuran tubuh bayi. Pastikan gendongan cukup panjang agar bagian punggung tersangga dengan baik, dan bukaan tungkai bawah tidak terlalu besar agar bayi tidak “tergelincir” keluar. Meski Indonesia belum memiliki standar aman untuk gendongan bayi, namun MomDad dapat memilih gendongan yang sudah memenuhi European standard EN 13209-2:2005 atau US standard ASTM F2236-08.
- Posisi pinggul aman. Kaki bayi harus terbuka seperti menunggangi badan penggendong, posisi bokong lebih rendah dari lutut, paha dan bokong tertopang dengan baik, seperti pada gambar di bawah ini (lihat artikel tentang posisi menggendong M-shape)
- Demi mencegah terjadinya developmental dysplasia of the hip (DDH), posisi pinggul harus benar, yaitu dengan membuka paha lebar seperti menunggangi badan penggendong (gambar atas). Perlu diketahui, menggendong bayi dengan posisi kedua kaki di dalam gendongan jenis sling, misalnya seperti dibedong, dapat meningkatkan risiko terjadinya DDH dan tidak direkomendasikan digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan.
- Kemudahan pemakaian. Beberapa gendongan yang menggunakan kain pengikat (baby wrap), sulit digunakan karena memerlukan teknik khusus yang harus dikuasai dan dapat berdampak pada “keamanan” gendongan. Idealnya, gendongan harus dapat dikenakan oleh ibu secara mandiri. Apabila ada tali pengaman yang harus dikencangkan, harus dapat dilakukan dengan manuver satu tangan.
- Cobalah terlebih dahulu gendongan tanpa bayi dan dengan bayi. Usahakan memilih gendongan yang memiliki tali pengikat lebar di area bahu dan perut ibu agar beban bayi dapat terdistribusi di area yang lebih luas, untuk menghindari nyeri saat digunakan
- Bayi harus dapat menggerakkan kepala, lengan dan kakinya saat digendong
- Idealnya, bahan kain gendongan harus cukup kuat dan memiliki pengaman di setiap sisinya untuk menjaga keamanan bayi
- Pertimbangan perlunya kantung/risleting yang akan memudahkan ibu membawa barang-barang selama perjalanan
- Hati-hati jika terdapat logam atau aksesori tajam di area sekitar wajah bayi
Semoga tips di atas bermanfaat ya buat MomDad dan si Kecil!
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.