Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Anak
Author: Marisha A
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Pertumbuhan, Small Eater, Picky Eater, Inappropriate Feeding Practice
Semua orang tua tentu berharap agar buah hatinya bisa tumbuh dengan sehat. Namun, dalam proses tumbuh kembangnya, terkadang ditemukan berbagai hambatan dan tantangan. Salah satu yang kerap terjadi adalah adanya gangguan makan yang terjadi pada anak. Sebelum mengatasinya, MomDad perlu mengetahui berbagai macam gangguan makan pada anak menurut klasifikasi IDAI berikut, yuk!
Inappropriate feeding practice
Inappropriate feeding practice adalah masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Penyebab inappropriate feeding practice perlu ditelusuri lebih lanjut, primer ataukah sekunder.
Inappropriate feeding practice primer disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai empat aspek cara pemberian makan yang benar, yaitu tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, penyiapan dan penyajian yang higienis, serta pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding rules.
Penatalaksanaan inappropriate feeding practice adalah edukasi feeding rules yang benar sebagai bagian dari penerapan asuhan nutrisi pediatrik. Orang tua perlu diberikan edukasi mengenai pemberian makanan sesuai usia (age-appropriate food) serta kualitas dan kuantitas makanan. Pemberian makanan sesuai usia mencakup aspek tekstur dan rasio makanan padat dan cair.
Kualitas dan kuantitas makanan juga perlu dievaluasi. Kuantitas makanan yang cukup akan menghasilkan status gizi yang baik, namun tidak otomatis menyatakan kualitas makanan yang baik. Kualitas makanan dinilai dari kelengkapan konsumsi lima kelompok utama makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur dan buah, dan susu. Konsumsi makanan yang tidak seimbang berisiko menyebabkan defisiensi makronutrien atau mikronutrien tertentu.
Small Eaters
Small eaters adalah terminologi yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, dan feeding rules benar. Literatur lain menggunakan terminologi infantile anorexia, yakni anak yang kuat tapi tidak tertarik untuk makan. Penolakan makan umumnya terjadi pada saat transisi ke makanan pendamping ASI atau makan mandiri, yaitu pada usia 6 bulan sampai 3 tahun.
Anak yang termasuk small eaters adalah anak aktif, perkembangan normal, seringkali lebih tertarik pada lingkungan dibandingkan makanan, dan tidak memiliki masalah medis yang mendasari. Orang tua yang memiliki anak dengan masalah ini umumnya menjadi cemas dan mengompensasi makan yang sedikit dengan pemberian camilan, yang justru menurunkan selera terhadap makanan utama dan pada akhirnya menyebabkan orang tua memaksa anak makan.
Bila small eaters tidak ditangani dengan benar, anak dapat mengalami gagal tumbuh. Tata laksana ditujukan untuk meningkatkan nafsu makan dengan menciptakan rasa lapar, sehingga anak dapat menikmati makan. Ini dapat dicapai dengan penerapan feeding rules, yaitu adanya jadwal makan yang terstruktur dan teratur sehingga menciptakan rasa lapar dan kenyang.
Anak dengan small eaters berisiko mengalami gagal tumbuh karena asupan yang kurang. Oleh karena itu, pertumbuhan harus dipantau berkala dan berat badan harus naik sesuai grafik pertumbuhan. Untuk menangani gagal tumbuh pada kelompok ini, dibutuhkan peningkatan densitas energi dan nutrien yang dapat dicapai dengan beberapa cara salah satunya dengan memberikan oral nutrition supplement (ONS) yang didefinisikan sebagai suplemen asupan oral yang digunakan berdasarkan tujuan medis khusus sebagai tambahan makanan normal.
Food Preference
Food preference mencakup keluhan pilih-pilih makan atau penolakan terhadap makanan tertentu. Terdapat gradasi yang cukup luas dalam hal food preference. Anak normal dapat mengalami neofobia dalam fase perkembangannya, yaitu penolakan terhadap makanan baru. Food neophobia mulai terjadi pada usia 1-3 tahun dan mencapai puncak pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini menurun seiring bertambahnya usia dan relatif stabil pada titik terendah pada usia dewasa.
Neofobia yang merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak dapat berlanjut menjadi penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu sehingga menimbulkan masalah makan berupa food preference, yang memiliki spektrum mulai dari picky eater sampai selective eater.
Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, dan susu, sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.
Picky eater masih merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak, sedangkan selective eater merupakan food preference yang patologis karena menyebabkan hilangnya asupan salah satu dari keempat kelompok makanan sehingga anak berisiko mengalami defisiensi makronutrien atau mikronutrien tertentu.
Selective eater umumnya terjadi pada anak dengan gangguan perkembangan tertentu, misalnya autistic spectrum disorder, post traumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, dan kelainan gastrointestinal.
Parental Misperception
Parental misperception didefinisikan sebagai anak yang menurut pendapat orang tua memiliki masalah makan, namun setelah dianamnesis lebih lanjut orang tua atau pengasuh sudah menerapkan feeding rules dengan benar dan anak memiliki status gizi baik. Pada kasus ini, diberikan reassurance dan apresiasi pada orang tua bahwa status gizi anak sudah baik dan orang tua sudah menerapkan feeding rules dengan benar.
Nah, setelah membaca penjelasan di atas, apakah si Kecil mengalami gejala salah satunya, MomDad?
Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.