Perlukah Anak Batuk di periksa Rontgen dada ?
Author:
Topik: Pra-sekolah, Sekolah
Perlukah Anak Batuk di periksa Rontgen dada ?
Orangtua sering membawa anak dengan keluhan batuk ke dokter dan bertanya apakah perlu diperiksa lebih lanjut. Risih mendengar suara batuk dan kasihan, begitulah alasan orangtua. Tak jarang di antara mereka yang khawatir kalau anak terserang ‘flek paru’ (istilah awam yang keliru untuk tuberkulosis paru). Rasa khawatir itu pula mendorong orangtua meminta (terkadang memaksa) dokter untuk melakukan Rontgen dada.
Harus dipahami bahwa batuk adalah refleks spontan pertahanan tubuh ketika ada zat asing yang masuk ke saluran pernapasan. Zat asing tersebut akan merangsang reseptor “saklar”) batuk yang ada di sel napas.Andaikan tidak ada refleks batuk, zat asing akan menumpuk di saluran pernapasan dan mengakibatkan penyakit. Oleh karena itu, batuk dapat dianalogikan sebuah alarm detektor asap. Ketika alarm berbunyi, yang harus dimatikan adalah sumber asap bukan bunyi alarm. Batuk juga akan timbul bila ada penyebab yang menyebabkan timbulnya peradangan di sel napas seperti infeksi saluran napas, asma, dan lain- lain.
Rontgen dada adalah salah satu alat sederhana untuk mendeteksi penyebab dari batuk, namun tidak berarti semuanya dapat terdeteksi. Rontgen bekerja dengan menggunakan radiasi sinar X. Cara pengoperasiannya tidak menyakitkan. Efek samping terkesan minim, namun bagaimanapun paparan radiasi sinar X berlebihan (tidak sesuai indikasi) dapat menyebabkan kerusakan sel tubuh yang sehat. Kontroversi mengenai efek samping sinar X masih berlanjut hingga saat ini.
Dokter akan mempertimbangkan Rontgen dada bila batuk kronik (lebih dari 2 minggu) dan terdapat tanda bahaya napas seperti napas cepat, sesak napas, biru di bibir/kuku, dan batuk panjang seperti menggonggong. Rontgen dada juga diperlukan bila dokter mencurigai ada trauma dada dan kelainan jantung pada anak. Hasil pemindaian dada tersebut akan tercetak di sebuah film. Dokter akan menginterpretasinya, kemudian mencocokan dengan gejala dan temuan fisis pada anak sehingga membantu menegakkan atau menyingkirkan diagnosis.
Dengan demikian, Rontgen dada hanya alat bantu dan tidak rutin dilakukan ketika anak batuk. Riwayat perjalanan penyakit dengan segala keluhan terlibat dan pemeriksaan oleh dokter lebih utama.
Penulis : Dr.Felix Liauw,Sp.A
Ikatan Dokter Anak Indonesia