primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Inilah Tahapan Perkembangan Bicara Normal pada Anak

Author: dr. Afiah Salsabila

Topik: speech development, speech, Speech Delay

Kemampuan berbicara merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam menilai perkembangan anak. Secara umum, kemampuan bicara anak menjadi semakin kompleks seiringnya bertambahnya usia. Hal ini merefleksikan otak anak yang kian berkembang dan mengalami proses maturasi. Untuk menilai apakah seorang anak memiliki keterlambatan bicara atau tidak, kita perlu mengenal tahapan berbicara normal terlebih dahulu. Tahapan bicara pada anak dinilai dari keterampilan-ketrampilan spesifik yang wajar dimiliki anak pada usia tertentu, disebut juga dengan milestones. Berikut penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut.

Pada bulan pertama kehidupan, anak hanya bisa menangis. Mereka akan belajar bahwa menangis dapat membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka seperti makanan, kenyamanan, dan perhatian. Bersamaan dengan itu, anak akan mulai mengenal suara-suara di sekitar mereka, khususnya ibu atau pengasuh utamanya. Khususnya pada umur 0-3 bulan, anak akan merespon keadaan di sekitarnya dengan cooing, yaitu mengeluarkan suara seeprti “ooh” atau “aah”. Anak akan tampak kaget jika diberikan suara keras, menjadi lebih tenang, senyum, atau berhenti menangis jika diajak bicara (khususnya oleh pengasuh utama). Tangisan anak juga akan memiliki variasi dalam nada, intonasi, dan gestur berdasarkan kebutuhan yang ia perlukan.

Pada usia 4 hingga 6 bulan, anak akan lebih peka lagi terhadap suara. Anak akan mengikuti suara dengan matanya. Anak juga bisa dapat merespon perubahan terhadap nada bicara pengasuh utama. Selain itu, anak lebih peka terhadap musik dan mainan-mainan berbunyi. Respon yang dikeluarkan bisa berupa tawa dan babbling, yaitu mengoceh dengan suku kata tunggal, misalkan “papapapa” atau “dadada”, dengan nada yang disesuaikan dengan emosi yang dirasakannya.

Saat anak menginjak usia 7 bulan hingga 1 tahun, anak bisa menoleh terhadap suara-suara yang menarik perhatiannya dan respon jika dipanggil. Babbling yang dihasilkan lebih kompleks, menggabungkan suku kata berbeda, misalkan “tata, uup, bibibi” dan dilakukan untuk mendapatkan dan mempertahankan perhatian. Selain babbling, anak juga cenderung akan meniru suara bicara di sekitarnya hingga pada umur 1 tahun, anak sudah bisa menyebutkan satu atau dua kata yang bermakna, misalkan “mama”, “papa” atau “hai”.

Ketika anak sudah umur 1-2 tahun, anak kosakata anak semakin bertambah. Pada usia ini, anak sudah bisa menunjukkan anggota badan tertentu ketika diminta. Anak juga sudah bisa mengikuti perintah sederhana seperti “ambil bolanya” dan menyusun kalimat dengan dua kata, misalkan “mana kucing?” atau “minta kue”.

Pada umur 2-3 tahun, anak sudah bisa menggunakan suara “g”, “f”, “t”, “d”, dan “n”. Kalimat yang dapat disusun memiliki 2-3 kata dengan cara yang sudah bisa dimengerti oleh anggota keluarga dan teman-teman. Kosakata juga semakin meningkat hingga sudah punya kata untuk hampir semuanya. Ketika umur 3-4 tahun, anak sudah bisa dengar dan respon dari ruangan lain. Anak juga sudah bisa menjawab pertanyaan sederhana yang memakai kata “siapa”, “apa”, “di mana”, dan “kenapa”. Anak juga sudah bisa bercerita tentang pengalamannya di playgroup atau rumah teman. Kalimat yang disusun juga sudah berisi 4 kata atau lebih.

Di umur 4-5 tahun, anak bisa memperhatikan cerita pendek dan menjawab pertanyaan dari cerita tersebut. Anak juga bisa mendengar dan mengerti apa yang dikatakan di sekolah dan di rumah. Kalimat-kalimat yang dipakai juga sudah mulai sarat dengan rincian. Pada umur ini, anak biasanya sudah bisa menyusun kalimat menggunakan tata bahasa orang dewasa dan berkomunikasi dengan anak lain dan orang dewasa secara baik, serta menyebutkan huruf dan anak dan menggunakan kata yang memiliki akhiran yang sama, dengan pelafalan yang baik, kecuali “l”,”s”, “r”, “v”,”z”, “ch”, “sh”, dan “th”.

Itulah perkembangan berbicara yang normal pada anak. Untuk memastikan bahwa anak dapat memenuhi milestones-milestones yang telah dipaparkan, anak harus sering distimulasi dengan diajak berbicara dan berkomunikasi sejak bayi. Membacakan cerita juga bisa membantu, khususnya dalam meningkatkan kosakata anak. Jika sudah distimulasi dengan maksimal namun anak belum bisa mengejar ketertinggalannya, maka anak perlu mendapatkan perhatian medis.



Referensi:

https://www.nidcd.nih.gov/health/speech-and-language

https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/1999/0601/p3121.html#normal-speech-development

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara




familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: