Kapan Anak Picky Eater Perlu Dibawa ke Dokter?

Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya susah makan saat konsultasi ke dokter anak. Umumnya, mereka berpikir bahwa solusi terbaik untuk mengatasi picky eater adalah dengan memberikan vitamin atau suplemen penambah nafsu makan. Padahal, penyebab anak picky eater bisa sangat beragam dan memerlukan pendekatan yang lebih tepat dibanding sekadar pemberian suplemen.

Penyebab Anak Picky Eater

Picky eating bisa muncul sejak awal masa MPASI dan sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1. Kondisi Fisik Anak Anak bisa menolak makan karena merasa tidak nyaman secara fisik. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan anak sulit makan meliputi:

• Ngantuk saat waktu makan tiba.
• Alergi atau intoleransi makanan tertentu.
• Gangguan keterampilan oromotor, seperti kesulitan mengunyah atau menelan.
• Tumbuh gigi yang menyebabkan nyeri di gusi.
• Masalah pencernaan, seperti sembelit atau refluks asam lambung.
• Kebosanan terhadap jenis makanan yang diberikan.

2. Lingkungan Makan yang Tidak Mendukung Faktor lingkungan juga bisa memengaruhi nafsu makan anak. Beberapa hal yang dapat membuat anak enggan makan antara lain:

• Suhu ruangan yang terlalu panas atau gerah.
• Posisi duduk yang tidak nyaman saat makan.
• Suasana yang terlalu ramai dan berisik.
• Orang tua yang terlalu memaksa anak untuk makan.
• Gangguan lain seperti popok kotor atau makanan yang suhunya tidak sesuai preferensi anak.

3. Kurangnya Bonding dengan Pemberi Makan Saat anak baru memulai MPASI, ia belum bisa makan sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang tua atau pengasuhnya. Bonding yang kuat antara anak dan pemberi makan sangat penting agar anak merasa nyaman dan aman saat makan. Jika anak merasa tidak terhubung secara emosional dengan orang yang menyuapinya, ia bisa menjadi lebih rewel dan sulit menerima makanan.

Kapan Anak Picky Eater Perlu Dibawa ke Dokter?

Meskipun picky eating merupakan hal yang umum, ada beberapa tanda yang mengindikasikan bahwa anak perlu diperiksakan ke dokter:

• Penurunan berat badan atau pertumbuhan yang stagnan berdasarkan grafik pertumbuhan WHO atau CDC.[¹]
• Anak sering mengalami muntah, diare, atau sembelit yang mengganggu pola makannya.[2]
• Anak menunjukkan tanda-tanda defisiensi gizi, seperti kulit pucat, rambut rontok, atau mudah lelah.[3]
• Picky eating berlangsung lebih dari enam bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari anak.[4]
• Anak memiliki reaksi alergi atau intoleransi makanan yang menghambat asupan nutrisinya.[5]

Jika menemukan tanda-tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis anak atau ahli gizi untuk evaluasi lebih lanjut.

Solusi Mengatasi Anak Picky Eater

Selain memantau kondisi anak, orang tua bisa mencoba beberapa strategi berikut untuk mengatasi picky eating:

• Menjaga suasana makan tetap menyenangkan dan tidak memaksa anak.
• Memberikan variasi makanan dengan tekstur dan rasa yang berbeda.
• Menciptakan rutinitas makan yang teratur agar anak terbiasa.
• Mengajak anak makan bersama keluarga untuk membangun kebiasaan makan yang baik.
  

Untuk mendapatkan panduan yang lebih mendalam, MomDad bisa mengikuti Kelas Tantangan MPASI bersama dr. Citra Amelinda, Sp.A, IBCLC, MKes. Kelas ini dirancang khusus untuk membantu orang tua menghadapi tantangan makan anak dengan strategi yang berbasis bukti ilmiah dan telah terbukti efektif. Kelas ini tersedia juga dalam bundling kuota internet, lho. Yuk, belajar sekarang!

ReferensI:

• World Health Organization. (2006). WHO Child Growth Standards. Retrieved from https://www.who.int
• American Academy of Pediatrics. (2020). Pediatric Feeding and Nutrition Guidelines. Retrieved from https://www.aap.org
• National Institute of Health. (2021). Nutritional Deficiencies in Children. Retrieved from https://www.nih.gov
• Academy of Nutrition and Dietetics. (2021). Strategies to Prevent Picky Eating. Retrieved from https://www.eatright.org
• American College of Allergy, Asthma, & Immunology. (2020). Food Allergies in Children. Retrieved from https://acaai.org