Berat badan (BB) merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang paling sensitif untuk menilai kecukupan gizi anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan—mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Pada rentang waktu inilah ± 80 % volume otak dewasa terbentuk, sehingga setiap penambahan atau kekurangan asupan gizi akan berdampak besar terhadap tumbuh kembang jangka panjang. Kecepatan pertambahan BB tercepat terjadi di dalam kandungan, menurun perlahan pada tahun pertama, kemudian stabil pada masa kanak‑kanak hingga kembali meningkat menjelang pubertas. Memahami pola kenaikan BB yang normal dan memantau pertumbuhan secara teratur menjadi kunci bagi orang tua untuk mencegah gangguan gizi maupun risiko obesitas di kemudian hari.
Pola Kenaikan Berat Badan Normal
Berikut perkiraan laju kenaikan BB normal berdasarkan World Health Organization (WHO Child Growth Standards):
Usia | Kenaikan BB Rata-Rata |
0 - 3 bulan | 750 – 1.000 g per bulan |
3 - 6 bulan | ± 600 g per bulan |
6 - 9 bulan | ± 450 g per bulan |
9 - 12 bulan | ± 225 g per bulan |
>12 bulan | 150 – 250 g per bulan |
Angka di atas bersifat panduan; setiap anak memiliki variasi individual. Oleh karena itu, penilaian paling akurat tetap menggunakan kurva pertumbuhan WHO.
Pentingnya Kurva Pertumbuhan
Dengan memplot data BB, panjang badan (PB), dan lingkar kepala (LK) ke dalam kurva BB/U, PB/U, BB/PB atau IMT/U, dan LK/U, MomDad dapat:
Mengetahui apakah anak tumbuh dalam rentang normal (persentil 5–95).
Mendeteksi segera bila terjadi weight faltering, yaitu kenaikan BB yang konsisten berada di bawah persentil 5 pada dua kali pengukuran berturut‑turut. Weight faltering berhubungan dengan penurunan kecerdasan rata‑rata 3–4 poin IQ. Jika dibiarkan hingga berlanjut menjadi gizi kurang, gizi buruk, atau stunting, penurunan IQ dapat mencapai ± 15 poin. Oleh karena itu, intervensi nutrisi dan medis harus dilakukan segera.
Mengantisipasi pertumbuhan yang terlalu cepat, yang berisiko menimbulkan obesitas dan gangguan metabolik saat dewasa.
Kenaikan berat badan yang sesuai kurva pertumbuhan merupakan indikator penting kecukupan gizi dan kesehatan anak. Dengan memantau berat badan secara rutin, serta segera melakukan intervensi gizi dan medis yang tepat, MomDad dapat mencegah dampak jangka panjang seperti stunting, penurunan kecerdasan, atau obesitas. Jadikan kunjungan ke layanan kesehatan untuk penimbangan dan pengukuran sebagai bagian dari rutinitas, karena deteksi dini dan penanganan cepat adalah investasi terbaik bagi masa depan tumbuh kembang si Kecil.
Referensi:
Prawitasari T. Nutritional intervention of children with faltering growth: is it about timing or else. Dipresentasikan pada webinar IDAI 29 Maret 2021.
Sjarif DR. Stunting is a silent emergency. Dipresentasikan pada modul nutrisi metabolic IKA FKUI. 11 Sep 2020.