primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Tanda Anak Kekurangan Protein: Waspadai Risiko Malnutrisi Sejak Dini

Author: Fitri Permata

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Tumbuh Kembang, Malnutrisi, Protein, Kekurangan Protein

Hai MomDad! Tahu nggak, kalau protein itu salah satu nutrisi paling penting buat tubuh, terutama untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Kekurangan protein bisa berdampak serius, lho! Pertumbuhan anak bisa terhambat dan bahkan bisa menyebabkan malnutrisi. Makanya, penting banget untuk memastikan si Kecil mendapatkan asupan protein yang cukup dari MPASI-nya. Jadi, seberapa penting sih protein?


Dampak Kekurangan Protein bagi Anak

Kekurangan protein bisa menyebabkan malnutrisi energi protein (MEP). MEP ini terjadi ketika kebutuhan protein dan energi si Kecil nggak terpenuhi. Biasanya, ini disebabkan karena asupan yang kurang atau kebutuhan tubuh yang meningkat.


Gejala Kekurangan Protein:

  1. Malnutrisi Energi Protein Ringan hingga Sedang: Anak mungkin tampak kurus, tapi nggak terlalu kelihatan. Gejalanya cenderung ringan.
  2. Malnutrisi Energi Protein Berat: Ada 3 bentuk klinis, yaitu:
  • Kwashiorkor: Anak tampak bengkak, perutnya membuncit, dan kakinya membesar. Kulitnya bisa muncul bercak cokelat yang mudah terkelupas, dan rambutnya mudah rontok.
  • Marasmus: Anak sangat kurus, tulang-tulangnya terlihat jelas, kulitnya keriput, dan rambutnya mirip rambut jagung.
  • Marasmik-kwashiorkor: Gabungan dari gejala marasmus dan kwashiorkor, di mana anak tampak sangat kurus sekaligus bengkak.


Protein yang Baik untuk Si Kecil

Protein hewani adalah pilihan terbaik karena mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh, dan mudah dicerna. Asam amino esensial ini nggak bisa diproduksi tubuh sendiri, jadi harus didapatkan dari makanan.

Beberapa sumber protein nabati seperti tempe memang tinggi protein, tapi kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap. Jadi, kalau si Kecil hanya makan protein nabati, MomDad perlu pastikan kombinasi makanan yang diberikan bisa menutupi kekurangan asam amino tertentu. Misalnya, kacang-kacangan harus dikombinasikan dengan kedelai untuk melengkapi asam amino esensial.

Catatan Penting: Ibu hamil dan anak-anak sebaiknya nggak menjalani pola makan vegetarian, karena kebutuhan protein hewani sangat penting untuk pertumbuhan si Kecil.


Berapa Banyak Protein yang Dibutuhkan?

Kekurangan_protein-2.jpg

Secara umum, protein dibutuhkan sekitar 10-15% dari total kalori harian. Berikut panduan asupan protein harian untuk si kecil:

  • Usia 6-8 bulan: 1 sajian protein hewani per hari, misalnya 1 butir telur.
  • Usia 9-12 bulan: 1-2 sajian protein hewani per hari.
  • Usia 12-24 bulan: 2-3 sajian protein hewani per hari.


Solusi kalau Si Kecil Nggak Suka atau Alergi Protein

Kalau si Kecil picky eater atau punya alergi terhadap protein tertentu, MomDad bisa coba beberapa trik ini:

  1. Porsi kecil: Sajikan makanan dalam porsi kecil dulu agar si Kecil tidak kaget.
  2. Variasi makanan: Coba berbagai jenis makanan, meskipun bukan favorit MomDad.
  3. Paparan berulang: Biasanya, anak usia 2 tahun perlu dicoba 10 kali, dan anak usia 4-5 tahun butuh 8-15 kali paparan makanan baru sebelum mereka mulai suka.
  4. Penyajian menarik: Sajikan makanan baru tanpa memaksa. Biarkan si Kecil merasa punya kendali.
  5. Berikan contoh yang baik: Si kecil biasanya akan tertarik mencoba makanan kalau lihat MomDad menikmatinya.
  6. Food chaining: Campur makanan baru dengan makanan favoritnya. Misalnya, kalau si Kecil suka kentang goreng, coba buat kroket dengan tambahan ayam.
  7. Alternatif Protein: Kalau si Kecil alergi terhadap satu jenis protein, coba berikan alternatif lain seperti telur, ikan air tawar, atau daging sapi.


Dengan trik-trik ini, MomDad bisa memastikan si Kecil mendapatkan asupan protein yang cukup untuk tumbuh kembangnya yang optimal. Jangan takut untuk bereksperimen dan terus mencoba berbagai cara agar si Kecil tetap sehat!


Referensi:

  1. https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126104-S-5830-Kejadian%20KEP-Literatur.pdf
  2. https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/tatalaksana-gibur.pdf
  3. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/defisiensi-nutrisi/malnutrisi-energi-protein
  4. Abeshu MA, Lelisa A, Geleta B. Complementary Feeding: Review of Recommendations, Feeding Practices, and Adequacy of Homemade Complementary Food Preparations in Developing Countries - Lessons from Ethiopia. Front Nutr. 2016 Oct 17;3:41. doi: 10.3389/fnut.2016.00041. PMID: 27800479; PMCID: PMC5065977.
  5. Parikh, P., Semba, R., Manary, M., Swaminathan, S., Udomkesmalee, E., Bos, R., Poh, B. K., Rojroongwasinkul, N., Geurts, J., Sekartini, R., & Nga, T. T. (2021). Animal source foods, rich in essential amino acids, are important for linear growth and development of young children in low- and middle-income countries. Maternal & Child Nutrition, e13264. https://doi.org/10.1111/mcn.13264
  6. Rekomendasi tatalaksana masalah makan pada anak dan balita. IDAI. 2014. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: