Pentingnya Perawatan Kulit pada Anak dengan Dermatitis Atopik
22 Jul 2017
Author: Tim PrimaKu
28 Agu 2025
Topik: Campak, KLB Campak, Vaksin MR, Vaksin MMR, 6-12 Bulan, 1-3 Tahun, 3 Tahun Ke Atas
Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, telah menginfeksi sekitar 2.035 anak dan menyebabkan 17 kematian hingga Agustus 2025. Mayoritas korban adalah balita yang belum menerima vaksin atau tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap. Insiden tragis ini menjadi peringatan serius mengenai bahaya penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi.
Rendahnya Cakupan Vaksinasi
KLB campak ini terjadi karena rendahnya cakupan imunisasi, faktor tersebut meningkatkan risiko penularan, terutama di komunitas dengan mobilitas tinggi dan interaksi dekat. Data menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang terdampak di Sumenep tidak pernah menerima vaksin campak atau hanya mendapat sebagian dosis saja.
Efektivitas Vaksin
Vaksin campak termasuk MMR (Measles, Mumps, Rubella) sangat efektif dalam mencegah campak. Dua dosis vaksin dapat memberikan tingkat proteksi hingga 97% bagi anak-anak. Namun, cakupan Indonesia untuk dosis ini masih jauh dari ideal, sekitar 72% anak mendapat dosis pertama, dan hanya sebagian yang melengkapi dosis kedua.
Untuk mencegah KLB campak, MomDad dapat memberikan vaksin MR/MMR sebagai berikut:
Selain melindungi individu, vaksinasi massal juga membantu membentuk herd immunity, yang diperlukan setidaknya 95% cakupan imunisasi untuk mencegah penyebaran luas.
Jika ingin mengetahui mengenai vaksinasi MR/MMR dan yang lainnya, MomDad dapat mengikuti SuperClass Vaksinasi bersama dr. Yuni Astria, Sp.A. Di Kelas ini, MomDad akan belajar seputar vaksin newborn, jadwal vaksin, hingga KIPI yang kerap dikhawatirkan para orang tua. MomDad pun dapat mengakses Kelas selama 1 tahun penuh, kapan dan di mana saja. Yuk, join Kelasnya sekarang di sini.
Hoax Vaksin MMR dapat Menyebabkan Autisme
Salah satu penyebab KLB campak di Sumenep terjadi adalah karena orang tua termakan hoax yang menyebutkan bahwa vaksin MMR dapat menyebabkan autisme. Faktanya, Madsen, dkk melakukan penelitian di Denmark yang meliputi bayi yang lahir antara Januari 1991 sampai Desember 1999. Dari 537.303 anak yang diteliti, 440.655 di antaranya mendapat vaksin MMR. Penelitian yang dipublikasi dalam The New England Journal of Medicine pada 2002 itu menyatakan bahwa kejadian autisme ataupun autistic-spectrum disorders (ASD) pada kelompok yang mendapat MMR dan kelompok yang tidak mendapat MMR tidak berbeda alias sama.
Imunisasi MMR tidak menyebabkan kemunduran perkembangan anak. Hal ini dapat dilihat dari penelitian tentang kemunduran/ regresi perilaku atau perkembangan pada autism dan hubungannya dengan imunisasi MMR. Penelitian ini dilakukan di Amerika oleh Collaborative Programs of Excellence in Autism yang didukung oleh The National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Penelitian yang dilakukan pada 12 universitas terkemuka di Amerika ini dimuat dalam Journal of Autism and Developmental Disorders pada 2006, meneliti 351 anak dengan ASD (dengan dan tanpa regresi) dan 31 anak yang khas memperlihatkan kemampuan komunikasi sosial lalu diikuti hilangnya kemampuan tersebut. Hasil penelitian tersebut adalah tidak ada bukti bahwa ada hubungan antara regresi perkembangan pada autisme dengan imunisasi MMR.
Dengan memastikan setiap anak menerima dua dosis vaksin campak, kita tidak hanya melindungi generasi sekarang, tetapi juga berkontribusi membentuk komunitas yang aman dari penyebaran penyakit menular. Pastikan si Kecil tidak melewatkan jadwal imunisasi, karena tindakan kecil ini bisa menyelamatkan banyak nyawa.
Referensi:
22 Jul 2017
31 Agu 2017
26 Jan 2018
28 Jan 2018