Berapa Usia Ideal Memberikan Camilan Manis pada Anak? Cek Di Sini!
Author: Fitri Permata
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Diari Nutrisi, Camilan Manis, Snack Anak
MomDad, pernahkah merasa bingung kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan si Kecil dengan makanan manis? Makanan manis memang menggugah selera, tapi memberikannya terlalu dini atau berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan anak, lho! Yuk, kita bahas bersama kapan waktu yang tepat, bagaimana jenis camilan manis yang aman, dan tips membatasi asupan gula pada anak.
Kapan waktu yang tepat untuk memulai?
Pernahkah MomDad bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk mengenalkan si Kecil pada rasa manis? Yuk, kita bahas!
- 6 bulan pertama
Pada usia ini, gula bisa saja diperkenalkan dalam jumlah yang sangat sedikit sebagai bumbu masakan. Namun, ingat, ini hanya dalam kondisi yang sangat terbatas dan atas anjuran dokter anak.
- Usia 1-2 tahun
Sebenarnya, anak-anak di usia ini tidak membutuhkan tambahan gula sama sekali. Rasa alami dari makanan sudah cukup untuk memanjakan lidahnya.
- Usia 2-4 tahun
Baru pada usia ini, anak-anak boleh mulai dikenalkan pada rasa manis. Namun, batasi asupan gula tambahannya hanya sekitar 2 sendok makan per hari.
- Usia lebih besar
Seiring bertambahnya usia, toleransi terhadap gula mungkin sedikit meningkat. Namun, ingat, batasan tetap diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Perlu MomDad ketahui, semakin dini MomDad membatasi asupan gula, semakin baik untuk kesehatan anak di masa depan.
Perbedaan camilan manis sehat dan tidak sehat
Kita semua tahu godaan camilan manis, termasuk untuk anak-anak. Tapi, penting untuk membedakan antara camilan yang sehat dan yang sebaiknya dihindari.
Permen, cokelat, dan es krim memang menggiurkan, tapi terlalu sering memberikannya bisa berdampak buruk. Selain membuat anak kurang tertarik pada makanan utama yang lebih bergizi, camilan ini juga bisa menyebabkan masalah berat badan dan merusak gigi.
Banyak orang berpikir bahwa semua makanan manis itu buruk. Padahal, buah-buahan mengandung gula alami yang berbeda dengan gula tambahan pada permen atau soda. Gula dalam buah-buahan datang bersama dengan serat, vitamin,dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan anak. Jadi, buah-buahan bukan hanya camilan manis, tapi juga sumber nutrisi yang sangat baik.
Lalu, bagaimana membedakan camilan manis yang sehat dan tidak sehat?
Camilan manis yang sehat biasanya berasal dari bahan-bahan alami dan mengandung sedikit atau tanpa gula tambahan. Sementara itu, camilan tidak sehat penuh dengan gula, lemak, dan kalori kosong. Untuk bisa membedakan, MomDad bisa coba melakukan beberapa hal berikut:
- Cek label nutrisi
Perhatikan kandungan gula tambahan pada kemasan makanan. Semakin sedikit gula tambahannya, semakin baik.
- Pilih bahan alami
Camilan sehat biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
- Hindari makanan olahan
Makanan olahan seringkali mengandung banyak gula tambahan, pengawet, dan bahan kimia lainnya.
Dampak buruk terlalu banyak gula
Kita semua ingin yang terbaik untuk anak-anak kita, termasuk menjaga kesehatan mereka. Sayangnya, terlalu banyak gula bisa berdampak serius pada kesehatan anak dalam jangka panjang.
- Obesitas, konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko anak menjadi kelebihan berat badan atau obesitas.
- Diabetes, risiko terkena diabetes tipe 2 bisa meningkat dengan asupan gula yang tinggi.
- Penyakit jantung, masalah jantung di masa depan bisa menjadi ancaman jika anak terlalu banyak mengonsumsi gula.
- Masalah pencernaan, terlalu banyak gula, terutama dari jus buah, bisa mengganggu pencernaan.
- Kerusakan gigi, gula adalah musuh utama gigi anak.
Memberi anak makanan manis boleh saja, tapi jangan berlebihan. Pilih camilan yang sehat dan batasi jumlahnya. Dengan begitu, anak tetap bisa menikmati makanan manis tanpa harus khawatir akan masalah kesehatan.
Referensi:
- https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/149782/9789241549028_eng.pdf?sequence=1
- https://solidstarts.com/sugar-in-food-for-babies-6-to-12-months/
- ESPGHAN. Sugar Intake in Infants, Children and Adolescents.