primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Pemeriksaan Neurologis pada Bayi

Author: dr. Afiah Salsabila

Topik: Pemeriksaan Fisik, Neurologis

Perkembangan seorang anak sangat bergantung pada fungsi sistem saraf dan otaknya. Maka dari itu, pemeriksaan neurologis pada anak perlu dilakukan untuk memastikan bahwa anak telah berkembang sesuai dengan umurnya. Artikel ini akan membahas aspek apa saja yang perlu diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan fisik neurologis pada anak serta interpretasi dari hasil yang didapatkan.


Pemeriksaan neurologis perlu diawali dengan anamnesis untuk memberikan konteks pada hasil pemeriksaan fisik yang akan dilakukan. Anamnesis harus meliputi riwayat kesehatan dan pembedahan, riwayat keluarga, dan anamnesis keluhan per sistem. Tak hanya itu, anamnesis juga perlu dilengkapi dengan riwayat kehamilan, riwayat persalinan, berat lahir, APGAR score, riwayat pengobatan pada orang tua, dan apakah anak perlu diresusitasi setelah dilahirkan; semua hal ini dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf anak. Setelah itu, baru bisa dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik neurologis anak yang lengkap mencakup evaluasi motorik, evaluasi sensori, pemeriksaan saraf-saraf kranial, refleks primitif, dan ada atau tidaknya respons abnormal.


Pemeriksaan motorik anak dimulai dengan meletakkan anak dalam posisi terlentang. Posisi abnormal seperti kaki atau pergelangan kaki yang bersilang dapat menandakan adanya tonus meningkat yang dapat terjadi akibat cedera Upper Motor Neuron (UMN). Inspeksi untuk melihat adanya tremor atau tic juga perlu dilakukan. Tonus bayi bisa diperiksa dengan beberapa cara. Scarf sign. Pada kondisi normal, terdapat resistensi yang meningkat ketika lengan bayi diekstensikan ke bahu sisi lain, dapat menandakan tonus meningkat pada anggota gerak atas. Scarf sign positif adalah ketika tidak ada resistensi sama sekali, menandakan hipotonia. Arm recoil juga bisa menguji tonus otot bisep. Pada tes ini, lengan bayi yang pada kondisi normal dalam keadaan fleksi, diluruskan paralel dengan tubuh selama 3 detik. Pada kondisi normal, lengan akan kembali fleksi setelah dilepas. Pengujian tonus anggota gerak bawah serupa dan dinamakan leg recoil. Pada leg recoil, tungkai dan pinggul bayi difleksikan, diekstensikan, lalu dilepas. Jika setelah dilepas tungkai kaki kembali fleksi, berarti tonus normal.


Pemeriksaan berikutnya berfokus pada refleks. Deep tendon reflexes (DTR) adalah pemeriksaan refleks menggunakan palu refleks. Bagian tubuh yang perlu diperiksa DTR-nya adalah biseps (C5/C6), brakioradialis (C5/C6), triseps (C6/C7), pergelangan kaki (L5/S1/S2), adductor (L2-4), dan patella (L2/L3/L4).


Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan sensoris. Pemeriksaan sensoris dengan kapas selayaknya yang dilakukan pada pasien dewasa sulit untuk dilakukan pada bayi, maka alternatifnya adalah untuk memeriksa refleks taktil yang juga merupakan refleks primitif seperti refleks menghisap, Moro, grasping, pada bayi. Penting untuk diingat bahwa refleks-refleks primitif biasanya menghilang seiring pertumbuhan bayi dan perkembangan sistem saraf mereka. Ini adalah bagian normal dari perkembangan neurologis bayi dan menjadi penting bagi dokter dan orang tua untuk mengawasi perkembangan ini sebagai tanda kemajuan. Daftar refleks primitif pada bayi bisa dilihat pada Tabel 1. Jika refleks primitif pada bayi tidak kuat atau bahkan tidak ada, kelainan neurologis perlu diwaspadai.


Itulah cara sistematis bagaimana pemeriksaan fisik neurologis perlu dilakukan pada bayi. Diharapkan dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan, evaluasi neurologis pada anak dan bayi dapat dilakukan dengan baik sehingga diagnosis dapat ditegakkan dengan akurat. Jika ada respons abnormal, maka pemeriksaan neurologis pada bayi dapat menjadi cara untuk deteksi dini gangguan saraf sehingga bisa ditangani dengan secepatnya untuk meningkatkan kualitas hidup bayi nantinya.


Tabel 1. Daftar refleks primitif pada bayi




Referensi:


  1. Salandy S, Rai R, Gutierrez S, Ishak B, Tubbs RS. Neurological examination of the infant: A Comprehensive Review. Clin Anat. 2019 Sep;32(6):770-777. doi: 10.1002/ca.23352. Epub 2019 Mar 8. PMID: 30848525.
  2. Modrell AK, Tadi P. Primitive Reflexes. [Updated 2023 Mar 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554606/
  3. Acharya AB, Jamil RT, Dewey JJ. Babinski Reflex. [Updated 2023 Jan 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519009/
  • 4. Schott JMRossor MN
  • The grasp and other primitive reflexes. 


  • familyfamily
    Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
    Unduh sekarang
    playstoreappstore
    primaku
    Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
    Mitra resmi kami:
    kemenkesidaibkkbn
    Unduh PrimaKu
    playstoreappstore
    © 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
    Cari kami di: