Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir Bagian II: Toraks, Abdomen, dan Anogenital
Oleh: dr. Afiah Salsabila
Topik: Bayi Newborn, Pemeriksaan Fisik, Neonatus, skrining neonatus
Pada artikel sebelumnya, kita membahas mengenai pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan pada bayi baru lahir dengan fokus pada keadaan umum, kepala, dan leher. Pada artikel ini, kita akan melanjutkannya dengan penjelasan mengenai pemeriksaan apa saja yang perlu diperiksa pada toraks, abdomen, dan area anogenital. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemeriksaan pada bagian-bagian tubuh tersebut.
Toraks
Dari inspeksi, bentuk dada dan deformitas bisa diidentifikasi. Dada yang asimetris bisa menandakan bahwa terdapat pneumotoraks atau hernia diafragmatika, terutama jika disertai dengan gangguan napas. Inspeksi juga bisa menunjukkan deformitas seperti pectus excavatum, pectus carinatum, xiphoid yang menonjol, jaringan mammae, dan supernumerary nipple. Kelainan-kelainan tersebut tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi keluhan kosmetik. [1,2]
Auskultasi toraks dapat memberi gambaran awal mengenai kondisi jantung dan paru. Pada auskultasi jantung di empat lokasi, bunyi jantung yang normal terdiri dari bunyi jantung pertama (S1) yang terdengar sebagai satu detakan, kemudian diikuti oleh bunyi jantung kedua (S2) yang terdengar sebagai detakan yang terdapat split di tengahnya. Auskultasi jantung juga dapat menunjukkan adanya gallop dan murmur, yaitu bunyi jantung abnormal yang terjadi jika terdapat kelainan pada jantung bayi. Bayi dengan gallop dan murmur perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Perlu diperhatikan bahwa penyakit jantung bawaan (PJB) tidak selalu tampak pada awal kehidupan. Maka dari itu, semua bayi perlu dilakukan pulse oximetry dalam rentang waktu 24 jam pertama sebelum bayi dipulangkan ke rumah.Jika hasil pulse oximetry > 95%, maka hasil skrining negatif dan pasien aman untuk dipulangkan. JIka hasilnya 90-94%, maka bisa diulang sejam kemudian. Jika hasilnya masih sama, maka boleh diulang lagi sejam kemudian. Jika sudah 3 kali diulang, maka bayi perlu menjalani ekokardiografi untuk evaluasi fungsi jantung dan kondisi anatomis jantung. Ekokardiografi bisa langsung dilakukan jika pulse oximetry menunjukkan hasil <90%. [2]
Sebelum mendengarkan suara paru, perhatikan tanda-tanda yang mengarah ke gangguan napas seperti takipnea, napas cuping hidung, merintih, retraksi dada, dan sianosis. Ketika melakukan auskultasi pada paru, pastikan suara paru sama pada sisi kiri dan kanan. Jika berbeda, perlu ada kecurigaan pada pneumotoraks, yaitu kondisi yang memberikan indikasi untuk dilakukannya foto toraks polos untuk evaluasi lebih lanjut. Gangguan napas pada baru lahir bisa disebabkan oleh beberapa etiologi seperti transient tachypnea of the newborn (TTN), yaitu kondisi yang biasanya terjadi pada bayi yang dilahirkan melalui oeprasi sectio caesarea (SC). Kondisi TTN terjadi ketika cairan gagal untuk keluar secara sempurna dari paru-paru sehingga menyebabkan hipoventilasi. Kondisi ini biasanya teratasi sendiri dalam waktu 48 jam. Selama menunggu hingga cairan keluar dari paru, bayi perlu diberikan terapi suportif supaya bisa mendapatkan oksigen yang adekuat. [2]
Abdomen
Inspeksi abdomen memberi kesempatan untuk melihat jika ada kelainan pada daerah tersebut. Dari inspeksi, kita bisa melihat jika abdomen terdapat distensi, berbentuk skafoid (cekung), atau normal. Distensi dapat menandakan adanya obstruksi, sedangkan bentuk skafoid dapat mengindikasikan adanya hernia diafragmatik kongenital. Temuan lain yang dapat diidentifikasi dari inspeksi adalah adanya kelainan dinding abdomen seperti gastroskisis, omfalokel, atau diastasis recti abdominis. Gastroskisis adalah protusi usus keluar rongga abdomen tanpa kantung, biasanya di sebelah kanan umbilikus, sementara itu omfalokel adalah kondisi serupa namun organ yang keluar dilindungi oleh kantung dan terjadi di midline bayi. [1,3]
Berikutnya, lakukan pemeriksaan pada tali pusat. Lakukan inspeksi untuk melihat apakah tali pusat terinfeksi atau mengalami perdarahan. Selain itu, periksa potong lintang tali pusat dan melihat jika tali pusat memiliki dua arteri dan satu vena. Tali pusat yang hanya memiliki satu arteri biasanya diasosiasikan dengan kelainan kongenital lainnya. Inspeksi pada tali pusat juga bisa menunjukkan adanya hernia umbilikal. Hernia jenis ini jarang mengalami strangulasi dan teratasi sendiri ketika anak berumur 3 tahun. Namun, pemantauan tetap harus dilakukan. [3]
Kemudian, lakukan auskultasi pada empat kuadran abdomen. Pada auskultasi, pastikan bahwa terdapat bising usus. Lanjutkan dengan palpasi untuk mendeteksi kelainan seperti massa atau organomegali. Pada kondisi normal, liver teraba 1-2 cm di bawah arkus kosta. [3]
Genital
Pada bayi perempuan aterm, labia majora tampak prominen, tak seperti pada bayi preterm. Cairan putih atau darah yang keluar dari jalan lahir bayi perempuan dalam jumlah yang kecil adalah respon yang normal terhadap withdrawal terhadap estrogen dari ibu. Untuk memeriksa patensi dari hymen, kita bisa memisahkan labia minora bayi. [3]
Pada bayi laki-laki, bagian yang harus diperhatikan ketika melakukan pemeriksaan pada genitalia adalah skrotum dan penis. Pada kondisi normal, testis sudah harus turun ke skrotum setelah lahir. Jika testis tidak teraba, ada kemungkinan bahwa testis naik ke atas sebagai respon refleks kremaster. Kondisi tersebut disebut dengan testis retraktil. Testis retraktil bisa didorong ke skrotum dan hanya naik lagi jika ada stimuli refleks dan tidak perlu intervensi lebih lanjut. Sebaliknya, undescended testes (UDT) adalah kondisi yang perlu perhatian dan evaluasi tambahan. Pemeriksaan pada skrotum juga bisa menunjukkan jika terdapat hernia inguinalis atau hidrokel, yaitu dua kondisi yang terjadi akibat gagalnya processus vaginalis untuk menutup. Salah satu kelainan yang bisa terjadi pada penis adalah hipospadia, yaitu ketika lubang uretra berada dalam posisi abnormal. Varian dari hipospadia bisa dilihat pada Gambar 1. [3]
Gambar 1. Varian lokasi uretra pada hipospadia [3]
Terkadang, inspeksi tidak cukup dalam menentukan jika genitalia memiliki morfologi laki-laki atau perempuan. Kondisi ini disebut dengan genitalia ambigu; biasanya terjadi jika bayi memiliki skrotum dengan UDT, mikropenis (panjang penis <2.5 cm pada bayi aterm), hipospadia, klitoromegali, atau labia yang menyatu. Jika hal ini terjadi, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh ahli endokrinologi, genetik, atau urologi. [1,3]
Anus
Pada rektum, yang perlu diperhatikan adalah lokasi dan patensi. Jika rektum tidak paten, maka bayi bayi memiliki kondisi malformasi anorektal. Kondisi ini bisa disertai fistula atau tidak. Pasien dengan kecurigaan ke arah malformasi anorektal perlu dievaluasi lebih lanjut, tak hanya pada daerah rektum dan pencernaan, tetapi juga pada bagian tubuh lain yang berhubungan dengan anomali VACTERL (vertebra/vaskular, anorektal kardiak, transesofageal, renal, dan limb). Biasanya ekokardiografi dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan jantung yang terkait. [3]
Pada daerah punggung, perhatikan juga apakah bayi memiliki sacral dimple atau tidak. Sacral dimple adalah depresi yang ada pada daerah sakral. Jika kedalamannya <0.5 cm dan lokasinya masih dalam rentang 2.5 cm dari anus, dan tidak disertai pertumbuhan rambut atau, maka masih dianggap varian normal. Jika tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka bayi perlu dilakukan ultrasonografi (USG) untuk evaluasi lebih lanjut untuk mencari tahu jika bayi memiliki kelainan spinal atau tidak. [3]
Itulah pemeriksaan-pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk menilai kondisi toraks, abdomen, dan area anogenital bayi. Untuk penjelasan mengenai pemeriksaan-pemeriksaan pada kulit, ekstremitas, dan sistem saraf, pantau linimasa artikel Primapro untuk artikel selanjutnya…
Referensi
- Gantan EF, Wiedrich L. Neonatal Evaluation. [Updated 2023 Aug 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558943/
- Lewis ML. A comprehensive newborn exam: part I. General, head and neck, cardiopulmonary. Am Fam Physician. 2014 Sep 1;90(5):289-96. PMID: 25251088.
- Lewis ML. A comprehensive newborn exam: part II. Skin, trunk, extremities, neurologic. Am Fam Physician. 2014 Sep 1;90(5):297-302. PMID: 25251089.
- Smith CA, Avansino J. Anorectal Malformations. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542275/