Perhatikan Kandungan Ini saat Memilih Tisu Basah Bayi!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Tisu Basah
Tisu basah bayi merupakan produk yang dinilai efektif untuk membersihkan kulit bayi dari kotoran, urin, dan tinja setiap kali mengganti popok. Selain digunakan saat mengganti popok, tisu basah juga berguna untuk membersihkan area tertentu di wajah atau tubuh bayi yang kotor atau lengket, misalnya setelah makan atau setelah bayi muntah. Namun, tak semua tisu basah dapat digunakan untuk bayi. Pemilihan tisu basah untuk bayi perlu mempertimbangkan beberapa komponen tisu basah, yaitu bahan tisu, kandungan serta pengemasannya.
Bahan tisu basah memiliki 3 tipe yang berbeda dari segi komposisinya. Hal ini umumnya tampak dari ketebalan, kemampuan menyerap dan kelembutannya. Beberapa hal tersebut akan memengaruhi kemampuan untuk membersihkan, namun materialnya sendiri umumnya terbuat dari wood pulp, polypropylene, polyester, atau kombinasi kandungan yang merupakan komponen yang paling bervariasi dalam tisu basah bayi. Nah, berikut kandungan dalam tisu basah yang aman digunakan untuk bayi!
Air
Air yang digunakan untuk tisu basah merupakan air yang telah mengalami proses purifikasi untuk menghilangkan komponen garam terlarutnya seperti CaCO3 dan MgCO3, serta beberapa mineral lain yang dapat menjadi makanan mikroorganisme. Beberapa sistem pemurnian juga melibatkan ozone dan sinar UV untuk mensterilkan air sebelum digunakan. Proses ini bertujuan menghasilkan air yang lebih berkualitas dibandingkan air minum standar atau air suling standar.
Surfaktan
Surfaktan adalah molekul yang berguna untuk melakukan aksi pembersihan. Surfaktan memiliki komponen hidrofilik yang menempel pada ujung hidrofobik. Ujung hidrofobik ini akan berikatan dengan residu minyak pada kulit (misalnya yang berasal dari feses) dan membantu membersihkan residu tersebut. Untuk tisu basah bayi, penting memiliki komponen surfaktan yang dapat membantu membersihkan residu minyak tanpa mengerosi barier lemak kulit, yang dapat merusak lapisan jika digunakan terus menerus. Untuk tisu basah bayi, fraksi surfaktan diharapkan tidak melebihi 1% berat formula, dan pada mayoritas kasus umumnya < 0,3%. Beberapa contoh "nama" surfaktan pada tisu basah diantaranya: Coco‐glucoside, atau Decyl glucoside, atau Lauryl glucoside, Coco‐betaine, Bis‐PEG/PPG‐16/16 PEG/PPG‐16/16 dimethicone, Polysorbate 20, PEG‐40 hydrogenated castor oil, Glyceryl stearate citrate, dan Sodium cocoamphoacetate.
Pengawet
Tisu basah bayi memerlukan pengawet, karena mengandung banyak air yang dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan pengawet ini memastikan agar produk tidak terkontaminasi sebelum mulai digunakan, serta meningkatkan masa simpan. Hal ini sangat penting terutama jika merawat bayi dengan barier kulit yang rusak. Beberapa pengawet yang dapat digunakan pada tisu basah bayi diantaranya: Sodium Benzoate (Benzoic Acid), Potassium Sorbate (Sorbic Acid), Phenoxyethanol, Methylisothiazolinone.
pH yang Disesuaikan
pH kulit bayi normal adalah sekitar 5 hingga 5,5. Suasana asam kulit ini penting untuk memastikan fungsi barier kulit tetap intak serta memperlambat pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan tisu basah bayi dengan pH disesuaikan telah terbukti lebih efektif jika dibandingkan dengan hanya air dan kain. Suasana asam pada tisu basah bayi ini dapat tercipta dengan penggunaan asam organik seperti asam malat atau asam sitrat dan basa terkonjugasi seperti sodium citrate, sodium bicarbonate, dan sodium phosphate untuk menciptakan sistem buffer.
Skin Benefit Agents
Kategori ini merupakan kategori yang paling variatif dalam komposisi tisu basah. Umumnya digunakan dalam meningkatkan aspek estetik tisu basah, mengurangi friksi kulit atau memberikan kelembapan. Bahan yang paling umum adalah butoxy PEG‐4 PG‐amodimethicone, xanthan gum, glycerin, dan behenyl alcohol. Beberapa bahan botanikal dan vitamin juga dapat ditambahkan seperti Aloe Barbadensis, Chamomilla Recutita, dan derivat vitamin E.
Penting untuk memilih tisu basah yang cocok untuk kulit bayi yang sensitif dan memeriksa labelnya untuk memastikan bahwa mereka bebas dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi. Selain itu, pastikan untuk selalu menutup kemasan dengan rapat setelah digunakan untuk mencegah tisu basah dari kering.
Referensi:
- Rodriguez KJ, Cunningham C, Foxenberg R, Hoffman D, Vongsa R. The science behind wet wipes for infant skin: Ingredient review, safety, and efficacy. Pediatr Dermatol. 2020 May;37(3):447-454. doi: 10.1111/pde.14112. Epub 2020 Feb 17. PMID: 32065466; PMCID: PMC7383888.
- Ehretsmann C, Schaefer P, Adam R. Cutaneous tolerance of baby wipes by infants with atopic dermatitis, and comparison of the mildness of baby wipe and water in infant skin. J Eur Acad Dermatology Venereol. 2001;15(Supplement 1):16‐21. [PubMed] [Google Scholar]
- Odio M, Streicher‐Scott J, Hansen RC. Disposable baby wipes: efficacy and skin mildness. DermatolNurs. 2001;13: 107‐112, 117–118, 121. [PubMed] [Google Scholar]
- Priestley GC, MeVittie E, Aldridge RD. Changes in skin pH after the use of baby wipes. Pediatr Dermatol. 1996;13:14‐17. [PubMed] [Google Scholar]
- Baranda L, González‐Amaro R, Torres‐Alvarez B, Alvarez C, Ramírez V. Correlation between pH and irritant effect of cleansers marketed for dry skin. Int J Dermatol. 2002;41:494‐499. [PubMed] [Google Scholar]