primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Payudara Terasa 'Kosong' Usai Menyusui, Normal Enggak sih?

Author: Fauziah Sabtuanisa

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A

Topik: Menyusui, Ibu Menyusui, ASI

Air susu ibu (ASI) merupakan asupan yang paling dibutuhkan si Kecil dalam enam bulan pertama kelahirannya. Produksi ASI yang cukup seringkali menjadi tolok ukur MomDad sebagai keberhasilan menyusui. Bahkan, enggak sedikit Mom yang merasa khawatir jika payudaranya ‘kosong’ saat atau setelah menyusui. Namun, sejatinya ASI tidak pernah benar-benar habis di payudara Mom. Nah, gimana sih cara cari tahu payudara 'kosong'?

Tanda payudara 'kosong'

young-beautiful-mother-baby-learn-about-plants-cosy-house-lifestyle_669006-76.jpg

Payudara ‘kosong’ dapat Mom ketahui dengan cara meraba payudara. Jika terasa lebih ‘ringan’ setelah menyusui, kondisi ini merupakan hal yang wajar dijumpai usai si Kecil menyusu. Payudara ‘kosong’ saat menyusui ditandai dengan payudara yang terasa lembut dan lunak pada perabaan.

Sedangkan payudara ‘penuh’ dapat ditandai dengan terabanya tonjolan-tonjolan atau gumpalan kecil yang merupakan kantong-kantong ASI penuh, payudara terasa kencang, puting dapat tertarik menjadi lebih kaku, dan permukaan kulit payudara yang tampak mengkilat.

Penyebab payudara ‘kosong’

Payudara akan terasa ‘kosong’ dan lebih lembek saat ASI di dalam payudara berkurang. Artinya, ketika menyusui berjalan lancar dan si Kecil dapat mengosongkan payudara dengan efektif, maka payudara akan terasa lebih lembek setelah sesi menyusui selesai. Jadi, MomDad tak perlu khawatir, karena ini merupakan hal yang wajar terjadi.

Pada minggu-minggu pertama proses menyusui, payudara akan sering terasa lebih kencang, penuh, dan bahkan pada beberapa ibu dapat “meluap” serta membasahi pakaian ketika tidak disusukan ke bayi.

Hal ini normal karena pada minggu-minggu awal menyusui, tubuh Mom sedang beradaptasi dari volume ASI yang harus dihasilkan untuk mencukupi kebutuhan si Kecil. Namun, setelah 6-12 minggu proses menyusui, Mom mungkin mulai merasakan bahwa payudara tidak sekencang sebelumnya. Hal ini tidak berarti bahwa ASI berkurang, melainkan karena tubuh sudah dapat menyesuaikan antara pasokan (supply) ASI dengan kebutuhan (demand) si Kecil.

Payudara terasa 'kosong' setelah menyusui merupakan hal yang wajar jika diikuti dengan kenaikan berat badan si Kecil. Selama bayi tampak kenyang setelah disusui, frekuensi BAB dan BAK yang sesuai (3-4 kali BAB dan 6-8 kali BAK terutama dalam bulan pertama kelahiran), maka Mom tidak perlu khawatir dan dapat terus memberikan ASI eksklusif.

Nah, karena kunci produksi ASI adalah supply and demand, maka semakin sering Mom mengosongkan payudara, ASI pun akan semakin sering diproduksi.

Cara memastikan payudara 'kosong'

220819-KV-1.1-WEBINAR.jpg

Hal yang dapat dilakukan untuk memastikan pengosongan payudara di antaranya:

  • Memastikan si Kecil menyusu dengan efektif
  • Gunakan bantuan pijatan payudara untuk mengosongkan payudara secara sempurna
  • Tawarkan si Kecil untuk menyusu pada kedua payudara, dengan cara membiarkannya selesaikan menyusu pada satu payudara terlebih dahulu sampai benar benar 'kosong', sebelum menawarkan payudara sebelahnya
  • Apabila si Kecil tidak dapat mengosongkan payudara secara sempurna maka ibu dapat memompa payudara hingga benar-benar 'kosong'

Namun, pengosongan ASI yang baik oleh si Kecil yaitu di saat menyusui akan membuat payudara Mom terasa kosong setelah sesi menyusui selesai. Akan tetapi, jika Mom merasa payudara ‘kosong’ bahkan saat belum menyusui atau selalu merasa ASI Mom kurang, maka sebaiknya segera dikonsultasikan dengan tenaga ahli untuk mengetahui penyebabnya.

Jadi, jangan khawatir lagi ya, Mom jika payudara terasa ‘kosong’ dan tetap semangat menyusui, Mom!

Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi primaku.com. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan, follow juga akun Instagram dan TikTok PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan parenting lifestyle!

Sumber foto: Freepik

Referensi:

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: