
Imunisasi Pada Remaja
22 Jul 2017
Author: Annasya
31 Jan 2023
Topik: BAB, Pencernaan, Parenting Jadi Praktis
Susah BAB pada anak adalah salah satu kondisi yang sering membuat orang tua khawatir. Khususnya para new parents karena tidak mengetahui apa penyebab dari kondisi tersebut. Untuk mengetahui apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya, MomDad bisa simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah!
Apa penyebab bayi susah BAB?
Bayi dapat susah BAB karena berbagai sebab.. Pada usia kurang dari dua tahun, masalah BAB biasanya disebabkan karena kurang minum (cairan), kurang pemberian serat, atau takaran susu yang berlebihan. Kadang-kadang, alergi makanan tertentu, terutama alergi susu, juga dapat menyebabkan kesulitan BAB.
Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh riwayat trauma saat BAB. Misalnya, tinja keras dapat menimbulkan lecet dan nyeri saat BAB. Anak yang lebih besar mungkin mengalami ketakutan pergi ke toilet, mungkin karena kondisi yang bau, becek atau gelap.
Bila kesulitan BAB terjadi sejak bayi dan ada gejala tinja menyemprot saat anus dicolok, maka ada kemungkinan anak mengalami penyakit megacolon kongenital atau penyakit Hirschprung yang harus segera dikonsultasikan kepada dokter. Kesulitan BAB atau pola BAB yang terlalu jarang yang terjadi sejak lahir, mungkin merupakan tanda dari suatu penyakit yang lebih berbahaya, seperti misalnya hipotiroid kongenital, sehingga sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.
Bagaimana cara mengatasinya?
Pada saat anak susah BAB, ada beberapa cara yang bisa MomDad lakukan untuk mengatasinya, antara lain:
Kondisi susah BAB akan sangat mengganggu bagi anak jika tidak segera diatasi. Oleh sebab itu, segera lakukan konsultasi dengan dokter apabila kondisi tidak kunjung membaik guna mengetahui apa penyebabnya sehingga dapat diberikan penanganan yang tepat.
Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasi di Forum Tanya Dokter. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!
Sumber foto: Freepik
Referensi:
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.