Mau Tumbuh Kembang Anak Optimal? Kenali Dulu 5 Aspek Sensitive Period!
Author: Dhia Priyanka
Editor: Andini Apriliana
Topik: Montessori, PrimaKuversary, Stimulasi, Perkembangan, Damar Wahyu Wijayanti, Interview, Sensitive Period
Stimulasi ala montessori dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Dalam menerapkan metode ini, kemungkinan anak akan mengalami aspek-aspek tertentu yang disebut sensitive period, waktu di mana bagian tertentu dari otak sedang gencar mengembangkan satu aspek. Bersama pakar montessori, Damar Wahyu Wijayanti, PrimaKu bagikan spesial untuk MomDad mengenai kelima aspek ini. Yuk, Simak!
1. Sensitive period: keteraturan
Pada aspek ini, anak lagi sangat sensitif dengan keteraturannya. Dalam permainan, MomDad bisa memberikan stimulasi yang sifatnya menata sesuatu, seperti puzzle, balok, atau color sorting. Sementara dalam keseharian, MomDad bisa memberikan rutinitas yang terprediksi setiap hari. Misalnya, bangun tidur bisa diajak jalan-jalan, kemudian mandi dan makan.
2. Sensitive period: bahasa
Dalam aspek ini, anak akan banyak menyerap kosa kata dan mengucapkan kata-kata. Jika ingin menerapkan di permainan, MomDad bisa menggunakan keranjang kosa kata. Caranya, Siapkan satu keranjang atau kardus dan isi dengan maksimal tiga benda nyata. Lalu, kenalkan satu persatu. Misal, “ini bola. Kamu mau memegang bola? Mau katakan bola?”
Berikan anak kesempatan untuk mengeksplorasi kata-kata baru. Sementara dalam keseharian, MomDad bisa terapkan interaksi serve and return, seperti pingpong. Saat anak menunjuk sesuatu, misal bola, MomDad bisa memberitahu kalau itu bola. Setiap kali anak menunjukkan umpan untuk berkomunikasi, MomDad dapat jawabnya dengan sangat antusias.
3. Sensitive period: gerak
Hindari membatasi gerak pada anak. Nantinya, jika kebutuhan gerak tidak terpenuhi, bisa berimbas ke hal lain, seperti tidurnya tidak lelap dan nyenyak, atau kesulitan berkonsentrasi. Apabila pergerakan si Kecil sedang tinggi, MomDad bisa mengajaknya keluar rumah dan biarkan ia berlari. Kalau di dalam rumah, biarkan ia bergerak tapi dengan batas yang aman, seperti meloncat di atas karpet atau merangkak di bawah meja.
4. Sensitive period: terhadap benda kecil
Pada aspek ini, si Kecil lagi sangat suka mengamati hal kecil. MomDad bisa memberikan kegiatan montessori dengan cara treasure hunt. Ajak si Kecil mencari benda tertentu yang bendanya kecil. Misalnya, mengajaknya ke taman dan minta ia mengumpulkan bunga yang jatuh. Jika di dalam rumah, ajak ia mencari pom-pom. Kegiatan tersebut akan melatih kemampuannya untuk memfokuskan perhatian pada hal kecil.
5. Sensitive period: sosial
Perkembangan sosial anak ada tahapannya. Biasanya, baru dimulai di anak usia 2,5 tahun ke atas. “Kalau di usia 2,5 tahun ke bawah, dia enggak mau main sama temennya, asik sendiri, enggak mau berbagi mainan, itu wajar. Karena memang kebutuhan sosialnya belum tumbuh. Fokusnya masih ke perkembangan internal dirinya. Jadi, enggak usah dipaksa,” jelas Damar.
Sensitive period muncul sangat unik di setiap anak. Ada anak yang bisa berbicara dulu, baru berjalan atau sebaliknya. Jadi, jangan jadikan anak lain sebagai parameter ya, MomDad.
Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan MomDad bisa mengetahui sensitive period yang sedang dialami si Kecil.