Berat Badan Anak Seret, Perlu Periksa Jantung Enggak, ya?
Author: Radhita Rara
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso SpA
Topik: Berat Badan
Pada masa pertumbuhan, berat badan tentu jadi salah satu faktor yang paling berpengaruh. Mungkin MomDad juga sering memantau berat badan (BB) si Kecil tiap bulannya. Apakah sudah normal atau justru seret?
Berat badan seret merupakan pertambahan berat badan anak yang tidak sesuai dengan pola pertumbuhan menurut kurva yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Kondisi ini juga biasanya jadi salah satu gejala penyakit jantung bawaan. Nah lho, kalau sudah begini, apa yang perlu orang tua lakukan ya? Apakah memang berkaitan dengan penyakit jantung? Untuk membahas lebih jauh mengenai BB anak seret, yuk simak artikelnya sampai bawah!
Penyebab BB anak tidak naik dengan baik
Penting bagi MomDad untuk mengetahui penyebab si Kecil mengalami berat badan kurang. Beberapa hal bisa jadi penyebabnya, seperti berikut ini:
- Asupan nutrisi tidak cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas
- Ada kondisi medis yang membuat pertambahan BB tidak optimal (contoh: anemia akibat kekurangan zat besi, infeksi saluran kemih, dan penyakit jantung bawaan)
MomDad bisa memperhatikan sendiri bagaimana kondisi anak yang memiliki berat badan kurang. Umumnya tulang rusuk si kecil terlihat jelas, ukuran pakaian yang tidak bertambah setelah beberapa bulan, dan berat tubuh yang tidak bertambah.
Gejala penyakit jantung bawaan (PJB)
Berat badan yang susah naik bisa dikaitkan dengan gejala penyakit jantung bawaan. Untuk itu, MomDad harus benar-benar peka dengan gejala awal yang anak tampilkan. Berikut gejala penyakit jantung bawaan yang bisa MomDad waspadai sejak awal:
- Berat badan sulit naik
- Menyusu terputus-putus atau tidak bisa lama menyusu baik dari payudara maupun dot
- Berkeringat lebih banyak
- Tampak biru atau sesak
- Mudah mengalami infeksi saluran pernapasan (batuk, pilek, hingga radang paru)
- Pemeriksaan dokter menemukan adanya bising jantung
Secara umum risiko bayi mengalami PJB adalah 1%. Bila saudara kandung juga mengalami PJB, risiko meningkat hingga 3%. Bila ibu yang mengalami PJB, risiko bayi mengalami PJB meningkat hingga 18%.
Umumnya bayi yang mengalami PJB membutuhkan kalori yang lebih tinggi dengan cairan yang lebih sedikit dibandingkan bayi sehat sehingga mungkin terdapat perbedaan dalam pemberian nutrisi.
Bayi yang mengalami PJB lebih mudah mengalami infeksi pada saluran napas, sehingga imunisasi sangat penting untuk dilengkapi. Imunisasi terhadap pneumokokus (PCV) dan influenza sangat penting untuk diberikan juga.
Jadi, apakah BB seret harus selalu periksa jantung? Kalau MomDad sudah memastikan asupan cukup dan masalah medis lain teratasi, tetap penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyakit jantung bawaan. Hal ini agar dokter bisa memeriksa langsung apakah ada bising jantung pada anak.
Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai BB anak seret dan apa yang perlu diwaspadai. MomDad juga bisa memantau selalu berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala dengan memasukkan data di aplikasi PrimaKu, ya.
Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya bisa dengan mengikuti instagram @official.primaku atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu. Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!