Jangan Keliru, Begini Cara Mengukur Tinggi & Panjang Badan Anak!
Author: Marisha A
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Panjang Badan, Tinggi Badan
Selain berat badan, MomDad juga perlu melakukan pemantauan panjang dan tinggi badan anak. Dua hal ini ternyata berbeda, lho! Pengukuran panjang badan dilakukan pada bayi dan anak berusia kurang dari 2 tahun dalam posisi berbaring, sedangkan tinggi badan diukur pada anak berusia 2 tahun atau lebih dalam posisi berdiri tegak. Nah, jika MomDad ingin memantau panjang dan tinggi badan si Kecil, perhatikan cara di bawah ini, yuk!
Cara mengukur panjang badan anak
Pengukur panjang badan atau infantometer perlu diletakkan di permukaan datar yang stabil dan cukup luas, seperti di atas meja. Pengukuran panjang badan hendaknya dilakukan oleh dua orang. Bayi dan anak yang akan diukur panjang badannya sebaiknya dalam keadaan tenang, menggunakan pakaian tipis atau boleh tanpa pakaian, tidak menggunakan alas kaki, dan rambut tidak diikat.
Letakkan bayi dalam posisi telentang dan puncak kepala menempel pada ujung pengukur yang tidak bergerak (headboard). Apabila rambut anak tebal, dekatkan sedemikian rupa hingga tidak ada jarak sedikit pun antara headboard dengan puncak kepala. Posisikan kepala anak agar lurus dan mata menghadap tegak lurus ke atas, kemudian fiksasi posisi ini dengan memegangi kepala anak.
Dalam keadaan tenang, baringkan anak dalam posisi lurus, pundak menyentuh papan, lutut lurus, dan tulang belakang tidak membengkok. Rapatkan ujung pengukur yang bergerak (footboard) hingga menempel tegak lurus dengan telapak kaki. Jari-jari kaki harus lurus mengarah ke atas. Setelah itu, baca dan catat hasil pengukuran.
Cara mengukur tinggi badan anak
Pengukuran tinggi badan dilakukan dalam posisi anak berdiri tanpa alas kaki dan rambut tidak diikat. Minta anak untuk berdiri tegak dan melihat lurus ke depan. Punggung, pantat, dan tumit bagian belakang anak menempel pada tiang pengukur. Rapatkan pengukur sampai menempel di puncak kepala. Lalu, bacalah dan catat hasil pengukuran.
Pada anak, tinggi badan yang diukur saat berdiri lebih pendek 0,7 cm dibanding panjang badan yang diukur saat berbaring. Hal ini pun telah diantisipasi dalam pembuatan kurva pertumbuhan WHO. Dengan demikian, apabila anak yang berusia kurang dari 2 tahun diukur tinggi badannya dalam posisi berdiri, hasil pengukuran tersebut perlu ditambah 0,7 cm sebelum data dimasukkan ke aplikasi PrimaKu atau diplot ke kurva pertumbuhan WHO.
Sebaliknya, apabila anak berusia lebih dari 2 tahun diukur panjang badannya dalam posisi berbaring, maka hasil pengukurannya perlu dikurangi 0,7 cm sebelum dimasukkan ke aplikasi PrimaKu atau diplot ke kurva pertumbuhan WHO. Jadwal pengukuran panjang atau tinggi badan yang optimal sesuai saran Kementerian Kesehatan adalah tiap 3 bulan hingga usia 2 tahun, kemudian tiap 6 bulan hingga usia 6 tahun. Setelah itu, setidaknya ukur tinggi badan sekali dalam setahun untuk mengetahui pertumbuhan tinggi badan anak.
Nah, itu dia cara mengukur panjang dan tinggi badan anak. Apakah MomDad sudah secara rutin melakukan pengukuran panjang dan tinggi badan anak?
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.