primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

5 Hal Penting tentang Imunisasi BCG, Jangan Sampai Gak Tahu!

Author: Fitri Permata

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Parenthood, 0-6 Bulan, Article, Imunisasi BCG, Imunisasi, Jawal Vaksinasi, Vaksinasi

Tahukah MomDad, bahwa ada satu langkah penting yang bisa melindungi si Kecil dari salah satu penyakit berbahaya sejak ia lahir, yaitu imunisasi BCG. Vaksin ini sering kali menjadi langkah pertama dalam menjaga kesehatan si Kecil dan melindunginya dari penyakit yang mungkin belum banyak kita sadari bahayanya. Bayangkan, Tuberkulosis (TB) bisa menyerang paru-paru, otak, bahkan tulang si Kecil.


Tapi, jangan khawatir! Dengan imunisasi BCG, MomDad bisa membantu memastikan si Kecil tetap sehat dan terlindungi dari TB yang berat. Maka dari itu, yuk, ketahui 5 hal penting tentang imunisasi BCG!


  1. Imunisasi BCG untuk Perlindungan si Kecil [1]

Vaksin BCG-3.jpg


Imunisasi BCG sebenarnya jadi tameng utama si Kecil melawan penyakit Tuberkulosis (TB), terutama yang berat. TB adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis atau Mycobacterium bovis. Kebanyakan orang tahu bahwa TB menyerang paru-paru, tapi ternyata bakteri ini juga bisa menyerang organ tubuh lainnya, seperti selaput otak, kelenjar getah bening, bahkan tulang. Bayangkan betapa bahayanya, terutama radang selaput otak akibat TB, atau yang dikenal sebagai meningitis TB, yang bisa menyebabkan kecacatan permanen, bahkan kematian pada anak-anak.


TB ini juga sangat menular, lho, dan bisa menyerang siapa saja di segala usia. Penularannya terjadi lewat droplet atau udara yang tercemar bakteri TB. Nah, gejala TB pada anak bisa beragam, mulai dari masalah kenaikan berat badan yang lambat, anemia, hingga pembesaran kelenjar getah bening. Di kasus yang lebih serius, TB bisa menyebabkan radang otak yang berujung kejang, cacat, bahkan kesulitan bernapas yang bisa mengancam nyawa.


Mengkhawatirkan, kan? Tapi disinilah peran penting imunisasi BCG, yang bisa menjadi pencegah bagi si Kecil dari ancaman penyakit ini.


2. Kapan Pemberiannya, Bagaimana Jika Telat Diberikan?


Vaksin BCG-4.jpg


Idealnya, berdasarkan rekomendasi IDAI, MomDad bisa memberikan vaksin BCG pada si Kecil segera setelah lahir, atau paling lambat sebelum usia 1 bulan. Imunisasi BCG diberikan secara suntikan intrakutan, yaitu menyuntikkan vaksin BCG sebanyak 0,05 ml tepat ke dalam lapisan kulit.


Tapi, bagaimana kalau MomDad terlambat memberikan vaksin BCG? Jangan panik dulu! Jika si Kecil sudah berusia lebih dari 3 bulan, dokter akan melakukan tes tuberkulin untuk memastikan apakah si Kecil bisa langsung diberi vaksin atau harus ditunda.


Tes tuberkulin ini berfungsi untuk melihat apakah tubuh si Kecil sudah pernah terpapar bakteri TB. Kalau hasilnya negatif, vaksin BCG bisa langsung diberikan. Tapi kalau positif, artinya si Kecil sudah pernah terpapar bakteri TB dan vaksin BCG tidak diperlukan lagi.


3. KIPI yang Mungkin Terjadi Pasca Vaksin BCG


Vaksin BCG-5.jpg


Setelah si Kecil menerima imunisasi BCG, jangan kaget ya, MomDad, kalau ada bisul kecil yang muncul di lokasi suntikan dalam 3 hingga 6 minggu setelahnya. Bisul ini biasanya mulai sebagai ulkus kecil atau luka terbuka yang muncul setelah 3 minggu, kemudian tertutup krusta (keropeng) dan sembuh dalam 2-3 bulan, meninggalkan bekas parut kecil berdiameter sekitar 4-8 mm. Ini adalah hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Cukup pastikan area suntikan tetap bersih dan kering ya, MomDad.


Tapi, jika bisulnya membengkak besar, anak demam tinggi, atau muncul nanah yang berlebihan, sebaiknya langsung periksa ke dokter. Komplikasi yang mungkin terjadi jika tidak ditangani dengan baik adalah infeksi sekunder bakterial jika penanganan tidak tepat, seperti menaburi atau mengoles bahan-bahan yang tidak steril [2].


Selain reaksi normal seperti bisul tadi, vaksin BCG juga bisa menimbulkan reaksi yang lebih serius, atau dikenal sebagai BCG-itis, yang dapat disertai demam maupun anak tampak lemas, dan umumnya timbul jika terdapat kontak TB aktif di sekitar anak. Ini adalah komplikasi spesifik yang perlu dibedakan dari reaksi biasa, seperti bekas luka keloid atau abses lokal bernanah yang disertai pembengkakan kelenjar getah bening. Biasanya, infeksi ini bisa diatasi dengan antibiotik jika ditangani dengan cepat.


Pada anak dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, bakteri lemah dari vaksin ini bisa dikendalikan dengan baik. Namun, pada anak yang memiliki gangguan sistem kekebalan, komplikasi seperti BCG-itis bisa terjadi dan butuh perhatian khusus.


4. Benarkah Imunisasi BCG Gagal Jika Tidak Muncul Bisul / Berbekas?


Vaksin BCG-6.jpg


Jika setelah penyuntikan BCG tidak ada bekas luka (skar) yang terbentuk, bukan berarti vaksin BCG yang diberikan gagal, kok. Pemberian vaksin BCG ini tidak perlu diulang hanya karena tidak ada bekas luka [3].


Mungkin MomDad bertanya-tanya, kenapa bekas luka dari vaksin BCG bisa tidak muncul? Sebenarnya, munculnya bisul kecil sekitar 2 minggu setelah imunisasi adalah reaksi tubuh yang wajar terhadap vaksin. Bisul ini biasanya berkembang menjadi papula (tonjolan kecil) yang bisa membesar dan berkeropeng dalam 2-4 bulan, lalu perlahan sembuh, meninggalkan bekas luka. Jika ulkus atau luka terbuka mulai mengeluarkan cairan, MomDad bisa mengompresnya dengan cairan antiseptik. Namun, jika cairannya makin banyak atau keropengnya semakin besar, sebaiknya segera periksakan ke dokter [3].


Menurut sebuah studi, angka keberhasilan terbentuknya skar dari vaksin BCG ternyata bervariasi, yakni sekitar 76%. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi terbentuknya bekas luka ini, misalnya lokasi suntikan, teknik penyuntikan, usia anak, jenis kelamin, hingga respons imun masing-masing individu. Bahkan, riwayat imunisasi sebelumnya juga bisa berperan [4].


Jadi, apakah perlu vaksin ulang kalau tidak ada bekas luka dari BCG? Jawabannya tidak, MomDad.


5. Bagaimana dengan Anak yang sudah Terkena TB, Bisakah Diberikan Imunisasi BCG & Kapan Perlu Ditunda?


Vaksin BCG-7.jpg


Kalau si Kecil sudah terdiagnosis TB, vaksin BCG tidak lagi diperlukan. Imunisasi ini diberikan sebagai pencegahan, jadi kalau anak sudah terpapar bakteri TB, BCG tidak akan efektif lagi. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang membuat imunisasi BCG perlu ditunda, seperti jika si Kecil memiliki masalah kekebalan tubuh (misalnya, anak yang terinfeksi HIV atau sedang menjalani terapi imunosupresan). Dalam kondisi ini, vaksinasi bisa berisiko dan perlu penanganan lebih lanjut dari dokter.


Jadi, MomDad, itulah beberapa hal penting tentang imunisasi BCG. Vaksin ini memang sangat penting untuk mencegah TB pada si Kecil, tapi penting juga untuk memerhatikan kapan waktu yang tepat untuk memberikannya dan bagaimana cara menanganinya setelah imunisasi. Kalau ada pertanyaan atau kekhawatiran, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter ya!


Referensi

1. IDAI. 2014. Informasi Vaksin untuk Orangtua (IVO) https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo

2. Satuan Tugas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari Pediatri. 2020;22(4):252-60.

3. IDAI. 2016. Skar BCG https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/skar-bcg

4. Villanueva P, Crawford NW, Croda MG, Collopy S, Jardim BA, de Almeida Pinto Jardim T, Manning L, Lucas M, Marshall H, Prat-Aymerich C, Sawka A, Sharma K, Troeman D, Wadia U, Warris A, Wood N, Messina NL, Curtis N, Pittet LF. Factors influencing scar formation following Bacille Calmette-Guérin (BCG) vaccination. Heliyon. 2023 Apr 6;9(4):e15241. doi: 10.1016/j.heliyon.2023.e15241. Erratum in: Heliyon. 2023 Apr 26;9(6):e15821. doi: 10.1016/j.heliyon.2023.e15821. PMID: 37113782; PMCID: PMC10126857.


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: