5 Hal yang Paling Sering Ditanyakan Ibu Baru tentang ASI
Author: Andini Aprilliana
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti Sp.A
Topik: Diari Nutrisi, ASI Eksklusif, Parenting, Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi seringkali menjadi tantangan bagi ibu baru yang ingin memberikan ASI eksklusif bagi bayi mereka. Untuk membantu proses menyusui para new mom, di artikel ini, PrimaKu telah merangkum jawaban untuk 5 pertanyaan umum yang sering ditanyakan oleh ibu baru mengenai manajemen laktasi. Spesial dalam rangka menyemarakkan Diari Nutrisi PrimaKu di sepanjang bulan ini, yuk, baca artikelnya hingga akhir!
1. Kenapa bayi newborn-ku nangis terus, padahal udah DBF lama banget? Jangan-jangan ASI-nya kurang?
Jawaban: Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bayi baru lahir sering menangis meski sudah disusui, salah satunya adalah proses laktasi yang tidak tepat sehingga bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Agar proses menyusui berjalan lancar, ibu perlu memiliki keterampilan menyusui yang baik agar ASI dapat mengalir secara efektif dari payudara ke bayi. Keterampilan menyusui yang baik meliputi posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat.
Posisi menyusui harus senyaman mungkin, baik dalam posisi berbaring atau duduk. Posisi yang tidak tepat dapat mengakibatkan perlekatan yang buruk. Posisi dasar menyusui mencakup posisi tubuh ibu, posisi tubuh bayi, serta posisi mulut bayi dan payudara ibu (perlekatan/attachment). Posisi tubuh ibu saat menyusui bisa berupa duduk, berbaring telentang, atau berbaring miring.
Saat menyusui, bayi harus disanggah dengan baik sehingga kepala bayi lurus menghadap payudara, hidung menghadap puting, dan tubuh bayi menempel pada tubuh ibu (sanggahan bukan hanya pada bahu dan leher). Sentuh bibir bawah bayi dengan puting susu, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan segera dekatkan bayi ke payudara dengan menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan menyusuri langit-langit mulutnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke dalam mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibandingkan dengan areola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi akan menempel pada payudara, dan puting susu akan terlipat di bawah bibir atas bayi.
2. Gimana caranya kita tau kalau bayi sudah menghisap payudara dengan benar?
Hisapan efektif tercapai bila bayi menghisap dengan hisapan dalam dan lambat. Bayi terlihat menghentikan sejenak hisapannya dan kita dapat mendengar suara ASI yang ditelan. Selain itu, orang tua perlu memperhatikan tanda-tanda perlekatan yang tepat, antara lain:
- Dagu menyentuh payudara
- Mulut terbuka lebar
- Bibir bawah terputar keluar
- Lebih banyak areola bagian atas yang terlihat dibanding bagian bawah
- Tidak menimbulkan rasa sakit pada puting susu
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering.
3. Berapa lama sebaiknya bayi menyusui?
Lamanya menyusu berbeda-beda di setiap periode. Rata-rata, bayi menyusu selama 5-15 menit, meskipun terkadang bisa lebih lama. Bayi mampu mengukur kebutuhannya sendiri. Jika proses menyusu berlangsung sangat lama (lebih dari 30 menit) atau sangat cepat (kurang dari 5 menit), mungkin ada masalah yang perlu diperhatikan.
Pada hari-hari pertama atau pada bayi dengan berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), proses menyusu terkadang berlangsung lebih lama, dan ini merupakan hal yang wajar. Sebaiknya, bayi menyusu pada satu payudara hingga selesai sebelum diberikan payudara yang satunya lagi jika masih menginginkannya, agar kedua payudara mendapat stimulasi yang sama untuk menghasilkan ASI.
4. Bagaimana orang tua tahu bayi sudah mendapatkan cukup ASI atau belum?
ASI akan mencukupi jika posisi dan perlekatan bayi benar. Tanda-tanda bayi mendapatkan cukup ASI antara lain:
- Buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan urine yang tidak pekat dan tidak berbau menyengat.
- Berat badan naik lebih dari 500 gram dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia 2 minggu.
- Bayi akan relaks dan puas setelah menyusu dan melepaskan diri dari payudara ibu dengan sendirinya.
5. Benarkah payudara yang kecil berarti produksi ASI-nya sedikit?
Hal tersebut tentu tidak benar. Menyusui adalah proses yang kompleks. Memahami anatomi payudara dan produksi ASI dapat membantu ibu menyusui secara eksklusif.
Anatomi Payudara
- Areola: Daerah gelap di sekitar puting yang memiliki kelenjar Montgomery untuk menjaga kesehatan kulit.
- Alveoli: Kantong penghasil ASI yang dirangsang oleh hormon prolaktin.
- Duktus Laktiferus: Saluran yang menyalurkan ASI dari alveoli ke sinus laktiferus.
- Sinus Laktiferus: Kantung di sekitar areola yang menyimpan ASI.
- Jaringan Lemak dan Penyangga: Menentukan ukuran payudara dan membantu mengeluarkan ASI melalui kontraksi otot yang dipicu oleh hormon oksitosin.
Payudara kecil atau besar mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama, sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak.
Nah, itulah kelima pertanyaan yang sering ditanyakan para ibu menyusui. Semoga informasinya bermanfaat.
Referensi:
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2013, August 26). Manajemen Laktasi. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/manajemen-laktasi