Anak Batuk Terus-menerus? Jangan Lengah, Bisa Jadi Mematikan
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Batuk Akut, Pneumonia
Batuk adalah salah satu gejala paling umum yang sering dialami banyak orang, termasuk anak-anak. Batuk dapat digolongkan sebagai akut (< 3 minggu dalam durasi), batuk akut yang berkepanjangan (3-8 minggu dalam durasi), atau kronis (> 8 minggu dalam durasi). Penyebab umum adalah pada anak-anak dengan penyakit pasca infeksi virus atau mirip pertusis yang menyebabkan batuk [1].
Lantas, seperti apa sih gejala batuk pada anak yang perlu diwaspadai para orang tua? Yuk, simak penjelasannya di bawah!
Penyebab Batuk Akut
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, di antaranya:
- Virus: Infeksi pernapasan virus adalah penyebab umum dari batuk akut. Terutama sering terjadi pada anak-anak usia pra-sekolah, batuk akibat infeksi pernapasan virus biasanya bersifat self-limiting (dapat sembuh sendiri). Namun, beberapa batuk akibat infeksi pernapasan virus dapat menimbulkan kekhawatiran yang cukup besar bagi orang tua, sehingga perlu dilakukan perawatan medis [2].
- Bronkitis bakterial protracted (PBB): PBB bisa muncul setelah adanya batuk akut. PBB adalah penyebab paling umum dari batuk kronis pada bayi dan balita. Meskipun umumnya merespons dengan baik terhadap pengobatan amoksisilin klavulanat selama 14 hari, separuh anak-anak yang teridentifikasi mengalami PBB mengalami kekambuhan, dan 8% di antaranya dilaporkan mengalami perkembangan bronkiektasis [2].
- Pneumonia: Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae [3] yang biasanya terdapat pada saluran pernapasan anak-anak dan menyebar melalui kontak langsung cairan pernapasan, seperti air liur atau lendir [4]. Penyakit ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan [5]:
- Kehilangan kesadaran
- Hipotermia, kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis
- Kejang-kejang
- Kematian
Waspada Pneumonia
Pneumonia adalah radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Penyakit ini juga merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat, karena dapat menyebabkan kematian. Bakteri penyebab pneumonia yang tersering adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus). Virus yang dapat menjadi penyebab pneumonia sangat banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza [6], termasuk virus corona yang menyebabkan Covid-19 [7].
Gejala Pneumonia
Pneumonia pada anak dapat dideteksi secara baik dengan gejala-gejalanya, yaitu jika anak menunjukkan gejala batuk, demam, napas menjadi cepat, tampak kesulitan menarik napas, atau tampak tarikan dinding dada saat bernapas, maka harus diwaspadai pneumonia dan segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat[8]. Jika dapat ditangani oleh Tenaga Kesehatan dengan segera, maka umumnya akan menunjukkan respon yang baik dan bisa sembuh.
Selain itu, dalam sebuah penelitian [9], menunjukkan hasil bahwa gejala klinis terbanyak pada 51 kasus penderita pneumonia anak ialah batuk (91%). Demam juga merupakan gejala yang paling sering terjadi, suhu yang tinggi pada umumnya terjadi pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Pencegahan Pneumonia
Pneumonia pada anak dapat dicegah dengan langkah-langkah sebagai berikut [5]:
- Makan teratur. Konsumsi makanan bergizi dan pemberian ASI dapat membantu anak melawan penyakit.
- Jaga kebersihan rumah. Alirkan udara segar yang bersih dan jangan merokok di halaman rumah.
- Lawan kuman. Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air.
- Lakukan vaksinasi. Vaksin membangun sistem imunitas tubuh anak dan membantu mereka memproduksi antibodi untuk melawan penyakit.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah memprogramkan PCV (vaksin pneumokokus) untuk melindungi anak dari penyakit pneumokokus. MomDad bisa mengikuti jadwal pemberian vaksin PCV sebagai berikut [10]:
- Vaksin PCV diberikan pada anak usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan, dengan pemberian booster pada usia 12-15 bulan.
- Jika vaksin PCV belum pernah diberikan pada usia 7-12 bulan, maka vaksin PCV diberikan 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan. Sementara booster diberikan setelah usia 12 bulan dengan jarak minimal 2 bulan dari dosis sebelumnya.
- Jika vaksin PCV belum pernah diberikan pada usia 1-2 tahun, vaksin PCV diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan.
- Jika vaksin PCV belum pernah diberikan pada usia 2-5 tahun, vaksin PCV diberikan 1 kali.
- Untuk anak > 5 tahun yang berisiko tinggi, jika vaksin PCV belum pernah diberikan, sangat direkomendasikan mendapatkan 1 kali vaksin PCV.
Vaksin PCV membantu melindungi anak-anak dari infeksi pneumonia pneumokokus yang disebabkan oleh bakteri S.pneumoniae. Ini adalah langkah penting dalam pencegahan penyakit-penyakit serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, jangan lupa berikan si Kecil vaksin PCV sesuai jadwal ya, MomDad.
Referensi:
1. Michael D Shieldscorresponding and Surendran Thavagnanam. The difficult coughing child: prolonged acute cough in children. Cough. 2013; 9: 11.
2. Miles Weinberger. Chronic Cough and Causes in Children. J Clin Med. 2023 Jun; 12(12): 3947.
3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Type of Infection. https://www.cdc.gov/pneumococcal/about/infection-types.html. Accessed December 29, 2021.
4. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Risk Factors & Transmission. https://www.cdc.gov/pneumococcal/about/risk-transmission.html. Accessed December 29, 2021.
5. Every Breath Counts caregiver brochure
6. Memperingati Hari Pneumonia Dunia (IDAI) 2016, https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memperingati-hari-pneumonia-dunia
7. 3 Komplikasi Pneumonia Akibat Covid-19 yang Bisa Terjadi (Kompas.com) 2021, https://health.kompas.com/read/2021/08/21/163100568/3-komplikasi-pneumonia-akibat-covid-19-yang-bisa-terjadi?page=all
8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Bahaya Pneumonia Selalu Mengintai Anak-anak Kita. 13 November 2020. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pneumonia-selalu-mengintai-anak-anak-kita
9. Dani, Widyarto B, Mairi M. Gambaran karakteristik balita penderita pneumonia di Rumah Sakit Immanuel Bandung tahun 2013. Jurnal Kesehatan. 2013:1-7.
10. Soedjatmiko, et al. Jadwal imunisasi anak umur 0-18 tahun. Rekomendasi IDAI tahun 2020. Sari Pediatri 2020; 22(4): 252-60.
PP-PRV-IDN-0538-NOV-2023