Ini Dampaknya jika Imunisasi Dasar Anak Tak Lengkap
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Imunisasi Dasar, Vaksinasi
Imunisasi dasar merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap berbagai penyakit penting yang disebabkan oleh virus dan bakteri sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut anak tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi dasar lengkap untuk menangkal penyakit-penyakit tsb meliputi imunisasi BCG, DPT-HBHib 1, DPT-HB-Hib 2, DPT-HB-Hib 3, polio 1, polio 2, polio 3, polio 4 dan campak dengan rentang usia di bawah 1 tahun.[1]
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi tsb telah menyebabkan banyak kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kasus meninggal PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) sebanyak 496 kasus untuk pneumonia, 16 kasus untuk difteri, 54 kasus untuk tetanus neonatorum, dan 8 kasus untuk campak. [2,3]
PD3I
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap berisiko mengalami kesakitan, kecacatan atau kematian akibat tuberkulosis, poliomelitis, campak, hepatitis B, difteri, pertusis dan tetanus neonatorum. [4,5]
Tuberkulosis (TB)
Sebuah penelitian yang menghubungkan pengaruh lingkungan, kepatuhan pengobatan, kegiatan memutus transmisi serta status nutrisi menunjukkan bahwa penularan TB dari dewasa kepada anak tidak mudah dicegah sehingga imunisasi diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap TB. [6] Hal ini karena penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, disamping bisa sangat mematikan juga bisa mengakibatkan berbagai kecacatan akibat kerusakan otak, tulang belakang atau sendi.
Polio
Poliomielitis merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh 1 dari 3 varian virus polio, virus polio tipe 1, 2 atau 3. Virus polio menyerang sistem saraf sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang bersifat permanen. Sekitar 50-70% dari seluruh kasus polio dialami oleh anak usia 3-5 tahun.
Dunia sebenarnya berharap akan dapat membasmi penyakit ini dari muka bumi. Berbagai usaha telah dilakukan untuk memastikan, setidaknya 80% orang di dunia telah mendapatkan imunisasi polio. Namun, upaya ini sampai sekarang belum berhasil, karena selain terjadinya penolakan vaksin secara sporadis di beberapa tempat, ada beberapa negara di dunia yang mengalami perang dan kerusuhan sosial yang menyebabkan program imunisasi tidak berjalan. Sampai saat ini kita masih harus terus waspada terhadap virus polio.
Campak
Campak adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular. Campak bisa sangat mematikan bila diderita oleh balita yang mempunyai sistem imun yang kurang baik, seperti mengalami malnutrisi atau menderita tuberkulosis. Meskipun relatif jarang, campak juga dapat menyebabkan kematian pada balita yang sebelumnya sehat dan berstatus gizi baik melalui komplikasinya pada otak.
Hepatitis
Hepatitis B adalah infeksi sel-sel hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini bisa terjadi akut maupun kronis. Infeksi kronis dapat menyebabkan radang hati kronis, gagal hati, sirosis hati, kanker hati, dan kematian.
Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman seperti pada umumnya infeksi saluran pernapasan lainnya. Selain itu, penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.
Penyakit ini dapat ringan dan tidak terlalu tampak gejalanya, namun bisa juga sangat berat. Meskipun terutama menyerang saluran pernapasan, sehingga kadang-kadang dapat membuntu saluran napas atas, penyakit ini terutama mematikan akibat henti jantung yang disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh kuman penyebabnya. Penyakit ini merupakan penyakit yang sampai sekarang masih sangat mematikan untuk individu yang belum mendapatkan imunisasi.
Pertusis
Pertusis atau yang lebih dikenal orang awam sebagai “batuk rejan” atau “batuk 100 hari” merupakan salah satu penyakit menular saluran pernapasan yang sudah diketahui adanya sejak tahun 1500-an. Penyebab pertusis adalah kuman Bordetella pertusis. Pertusis terutama mematikan untuk bayi kecil karena beratnya batuk dapat menyebabkan bayi tidak sempat bernapas. Bordetella pertusis juga dapat menginfeksi otak, menyebabkan radang otak.
Setelah membaca berbagai deskripsi PD3I di atas, tentu MomDad paham mengapa imunisasi dasar lengkap sangat penting untuk memberikan perlindungan maksimal terhadap kesehatan anak-anak dan masyarakat secara keseluruhan. Imunisasi dasar merupakan langkah penting untuk mengurangi beban penyakit menular dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia.
Selalu pantau jadwal imunisasi si Kecil dan lakukan Booking Vaksin di aplikasi PrimaKu. Nikmati potongan harga setiap bulannya agar biaya vaksin si Kecil dan MomDad jadi lebih hemat. Jika memiliki pertanyaan seputar vaksinasi, MomDad bisa menghubungi Dokmin melalui Whatsapp di nomor 0877-8688-881.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI.2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42/2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.pp.17-22.
- Kementerian Kesehatan RI. 2014. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.pp.507-508.
- Ranuh, I, Suyitno, H, Hadinegoro, S. 2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta:Satgas Imunisasi Ikatan Dokter anak Indonesia.pp.222-225.
- Mulyani. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.pp.54-55.
- Cahyono S.2010.Vaksinasi Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.2010. pp.37-80.
- Noviyani, E., Fatimah, S., Nurhidayah, I.,&Adistie, F.2015.Upaya Pencegahan Penularan TB dari Dewasa terhadap Anak.Jurnal Keperawatan Padjadjaran.
- Setiawan. 2008. Penyakit Campak. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Suroso. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1st ed. Jakarta: CV. Sagung Seto.pp.133-136.
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.