primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Cegah Food Neophobia pada Anak dengan Cara Ini, yuk!

Author: Radhita Rara

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Food Neophobia, Selective Eater, Picky Eater

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas seputar neophobia, fase perkembangan normal seorang anak yang memiliki gejala menolak makanan baru. neophobia umumnya mulai terjadi pada usia 1-3 tahun, dan mencapai puncaknya pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini seharusnya menurun seiring bertambahnya usia dan kemudian hilang saat anak bertumbuh dewasa. Neofobia dapat menjadi penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu yang menimbulkan masalah makan berupa food preference

Nah, sebagai orang tua, MomDad perlu tahu nih langkah pencegahan agar si Kecil tidak mengalami neophobia. Yuk, ikuti tips di bawah!

Cara mencegah neophobia

istockphoto-1279514302-612x612.jpg

Baca Juga: Si Kecil Takut Coba Makanan Baru?  Waspada Food Neophobia pada Anak!

Food neophobia merupakan fase normal perkembangan anak. Faktor yang memengaruhi terjadinya food neophobia dan food preference antara lain paparan makanan pada usia dini, tekanan dalam proses makan, tipe kepribadian, parental feeding styles, dan pengaruh lingkungan.

Paparan terhadap rasa sendiri sudah timbul sejak dari kandungan yaitu melalui cairan amnion dan kemudian dilanjutkan dengan ASI, karena rasa makanan yang dimakan ibu juga akan dikenalkan ke bayi yang menyusui.

Intervensi perilaku berupa pengenalan makanan baru sejak usia dini merupakan salah satu upaya pencegahan picky eater. Tata laksana picky eater maupun selective eater adalah mengatasi ketidaksukaan terhadap makanan dengan pengenalan sistematik terhadap makanan baru (systematic introduction of new food), menggunakan prinsip berikut:

  • Sajikan makanan dalam porsi kecil.
  • Sajikan berbagai makanan yang bervariasi meskipun bukan merupakan makanan yang disukai orang tua.
  • Paparkan anak terhadap makanan baru sebanyak 10-15 kali. Penelitian menunjukkan dibutuhkan 10 atau lebih paparan untuk meningkatkan penerimaan terhadap makanan pada anak usia 2 tahun; dan 8-15 kali pada anak usia 4-5 tahun. Pengenalan awal dapat dilakukan dengan menyajikan makanan di piring orang tua.
  • Sajikan makanan di meja pada jarak yang terjangkau oleh anak, tanpa menawarkan ke anak. Batita umumnya lebih tertarik mencoba makanan baru bila mereka memegang kendali, namun bila mereka diminta atau disuruh memakan sesuatu, maka umumnya mereka secara spontan akan menolak.
  • Berikan contoh makan yang menyenangkan tanpa menawarkan makanan sampai ketakutan anak menghilang dan anak mengekspresikan ketertarikan pada makanan. Semakin banyak orang di sekitar anak yang makan makanan serupa, maka anak akan makin tertarik.
  • Jika paparan terhadap makanan menyebabkan anak ingin muntah atau bahkan muntah, hentikan makanan tersebut dan cobalah makanan yang lebih mendekati makanan yang disukai anak.
  • Campurlah sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai anak dan perlahan-lahan tingkatkan proporsi makanan baru (food chaining).--> contoh apabila anak suka french fries maka MomDad dapat memberikan modifikasi kentang olahan dengan membuat kroket atau perkedel hingga pai ayam. Penelitian menunjukkan food chaining yang dilakukan selama 3 bulan pada anak 1-14 tahun dapat memperbaiki penerimaan makanan anak yang memiliki selektivitas yang ekstrim.

Nah, itu dia tips yang bisa MomDad lakukan untuk cegah food neophobia pada anak. Selamat mencoba dan semoga berhasil ya, MomDad!

MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di Forum Tanya DokterPertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho.

Sumber foto: iStock

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: