Ini Dampaknya jika Bayi Malas Bergerak
Author: Fauziah Sabtuanisa
Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A
Topik: Tumbuh Kembang
Mager alias malas gerak kerap kali dikaitkan dengan anak muda. Padahal, bayi juga bisa mager lho MomDad! MomDad mungkin berpikir, bayi yang malas bergerak artinya sedang anteng, dan jika terlalu aktif akan merepotkan. Padahal, hal ini bisa berdampak negatif pada tumbuh kembangnya.
Jika ditelusuri lebih jauh, bayi yang banyak gerak atau melakukan aktivitas fisik akan memberikan dampak penting untuk kesehatan dan perkembangannya. Nah, jika bayi yang malas bergerak, bisa memberikan dampak negatif yang perlu MomDad waspadai, antara lain:
- Bila kalori yang dikonsumsi bayi lebih banyak daripada yang keluar melalui bergerak, maka akan terjadi tumpukan lemak dan terjadilah obesitas. Obesitas yang berkepanjangan diketahui berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, seperti jantung dan juga diabetes.
- Bayi yang malas bergerak akan berdampak bagi kesehatan tulangnya. Tulang akan bertumbuh dengan baik bila digunakan dan diberi tekanan. Namun, apa bila bayi hanya berbaring atau duduk saja, maka dapat terjadi masalah pada kesehatan tulangnya.
- Bayi tidak belajar mengenai menjaga postur, keseimbangan, fleksibilitas, dan juga koordinasi. Semua hal tersebut dipelajari dari dampak gerak terhadap posisi sendi-sendi dan input sensori yang didapatkan bayi selama bergerak.
- Bayi berpotensi mengalami penolakan terhadap makanan karena energi yang keluar hanya sedikit, sehingga ia menjadi “kurang lapar”.
- Bayi kurang terstimulasi, sebab melalui gerak, bayi dapat meraba lantai, furniture, atau benda lain yang ditemui, memperhatikan adanya suatu hubungan sebab akibat (misalnya pintu yang didorong akan menutup). Hal tersebut akan mengganggu perkembangan bayi karena bayi belajar melalui interaksi dengan lingkungan.
- Berdasarkan penelitian, bayi yang berusia di bawah satu tahun harus banyak bermain di lantai atau tummy time setidaknya selama 30 menit setiap hari. Sedangkan untuk bayi usia 1 hingga 3 tahun harus melakukan aktivitas fisik atau bermain minimal 3 jam setiap hari.
Anak usia 3 sampai dengan 5 tahun harus aktif secara fisik minimal 3 jam setiap hari. Anak-anak berusia 5 hingga 18 tahun harus melakukan setidaknya satu jam aktivitas fisik sedang hingga berat dan ditambah beberapa jam aktivitas fisik ringan setiap hari. Dan minimal 3 hari dalam seminggu, ini harus mencakup aktivitas berat dan aktivitas yang memperkuat otot dan tulang.
Jadi, jangan sampai ya MomDad membiarkan bayi untuk malas bergerak dengan alih-alih anak anteng dan tidak merepotkan.
Referensi: Raising Children Network. (tanpa tanggal). Physical Activity: How Much Is Enough? Diakses dari https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/physical-activity/physical-activity-how-much